Menuju lift mata Shafina dibuat melebar dengan apa yang ia lihat, suaminya saat ini di mall yang sama dengan dirinya namun yang membuat ia kaget, wanita yang tadi siang diruangan Abyan berada di samping Abyan saat ini dengan bergelayut manja, tubuh Shafina terasa lemas melihat pemandangan itu, namun ia berusaha kuat, ia mendekati tempat suaminya dan wanita itu duduk, tapi....
"Arghhhh...." Perut Shafina terasa kram saat ia ingin berjalan, ia mengerang sakit dan membuat Syakiel terlihat panik.
"Dek kenapa?" Syakiel menuntun Shafina kesebuah kursi
"Perut adek terasa sangat sakit kak" Shafina menunduk sambil memegang perutnya, Syakiel memberikan minum dan menyandarkan kepala Shafina pada pundaknya untuk meredakan sakit yang dirasakan, namun tidak sengaja netranya melihat seseorang yang sangat ia kenali.
"Dek, benarkah Abyan rapat dengan klien?" Tangan Syakiel mengepal sangat kuat, ia melihat Abyan dan wanita yang juga ia kenal saat mereka kuliah sedang berdua dimeja makan suatu restaurant yang tidak jauh dari tempatnya duduk, ia segera berdiri ingin mendekati tempat Abyan berada, namun lembut tangan Shafina menggenggam pergelangan tangannya, Shafina menggelengkan kepalanya kuat.
"Hmmm.... Shafina mohon jangan kesana kak, jangan mempermalukan diri kita dengan keributan, Shafina percaya mas Aby, mungkin itu hanya klien bisnisnya, lebih baik kita pulang, perut adek terasa lebih baik" pinta Shafina yang mendapat anggukan pasrah dari Syakiel, sebenarnya Syakiel sangat ingin mendekati mereka meminta penjelasan agar tidak terjadi salah paham, Syakiel mengenali wanita itu tapi tidak mengetahui hubungan mereka.
Shafina tiba dirumah keluarga Abyan, setelah pesta pernikahan Abyan memintanya untuk tinggal dirumah orangtuanya, ayah dan ibu memohon agar mereka menetap dirumahnya karena kesepian tidak mempunyai anak selain Abyan, sebelum ia keluar dari mobil Shafina meminta pada Syakiel agar tidak menanyakan apapun tentang wanita itu pada Abyan, ia hanya ingin Abyan sendiri yang menjelaskan tanpa harus ia minta karena yang Shafina inginkan hanya sebuah keterbukaan dan kejujuran pasangan hidupnya saat ini.
"Sayang kamu pulang sendiri? Mana Abyan?"
Shafina mendekat dan mencium punggung tangan ibu mertuanya."Tidak sendiri Bu, tadi diantar kak Syakiel, mas Abyan sedang ada meeting diluar kantor mungkin malam pulangnya"
"Nak, tadi ibu sama mama masak bersama, ibu tadi kerumahmu, kamu harus makan hasil masakan kami" mendengar hal itu Shafina bahagia karena mamah dan ibu mertuanya benar-benar akrab dan menerima satu sama lain.
"Pasti enak masakan ibu dan mamah" Shafina tersenyum, ia pun ke ruang makan bersama ibunya dengan senyum yang tak hilang dari mereka, meskipun saat ini perasaan Shafina tidak baik dengan apa yang baru saja ia lihat, Abyan dan wanita itu, siapa wanita yang bersama mas Abyan? Tanya Shafina dalam hati.
Shafina saat ini berada dikamarnya setelah mencicipi masakan ibu dan mamah Shinta, ia membersihkan diri untuk bersiap istirahat, namun matanya tetap saja tidak bisa terpejam, sudah pukul sebelas malam suaminya tidak juga kembali, pikiran membayangkan Abyan sedang bersama wanita itu datang, namun dengan cepat ia menepis semua pikirannya, berusaha percaya pada suaminya. Pintu kamarnya pun terbuka, muncul seseorang yang sedang ia nantikan....
"Baru pulang mas?"
"Loh kamu kok blm istirahat Sha" Abyan memeluk dan mencium kening Shafina
"Khawatir sudah malam mas Aby belum kembali pulang" jawab Shafina
"Khawatir atau kangen, hmmm?"
"Mungkin keduanya atau bisa jadi salah satunya" Abyan tersenyum mendengar jawaban Shafina.
"Bilang saja kangen Sha, bilang kangen sama suami saja malu seperti itu" cecar Abyan
"Baiklah aku kangen sama mas Abyan suamiku, puas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Shafina 💕 (Completed)
Fiksi UmumKetika pernikahan harus dibatalkan karena penyakit yang ia derita, apa yang bisa wanita itu lakukan? Sanggupkah ia ? Adakah seorang pria yang menerima ia apa adanya serta memperjuangkan nya. Siapakah yang akan jadi jodohnya? Ikuti kisahnya