10. menyatakan keinginan

134 15 1
                                    

POV Abyan

Hari ini aku pergi mengunjungi rumah pak Yusuf, salah satu pemasok ikan untuk menanyakan ketersediaannya memasok ikan untuk restaurant yang aku kelola, aku mempunyai beberapa restaurant dikota ini, orang tuaku sebenarnya sudah lama memintaku untuk memegang salah satu perusahaan milik mereka, hanya saja terkadang bosan jika seharian berada dalam ruangan, pak Yusuf ini papah syakiel adik tingkatku saat kuliah dan kami tergabung dalam satu organisasi yang sama, hubungan kami sangat baik, sering bertukar kabar dan suka bertemu saat kumpul bersama teman-teman satu kampus.

Kulihat ada mobil terparkir didepan rumah pak Yusuf, menandakan ada penghuninya didalam. Melangkah maju, aku mengetuk pintu dan memberi salam..

Tok....tok....tok

"Assalamualaikum...."

"Waalaikumsalam, cari siapa ya Om?" Seorang wanita cantik membukakan pintu, matanya indah, lesung pipinya terlihat manis saat ia tersenyum menyapa, tapi aku dibuat kesal oleh panggilan nya, tidakkah ia lihat ketampananku ini, masa aku dipanggil Om olehnya....

****
"Syakiel, saya terlihat tua kah? Sampai adikmu manggil om....?" Sungguh saat ini iya dibuat kesal dengan panggilan Shafina, umurnya 29 tahun lebih tua satu tahun dari syakiel, kulit putih, berperawakan tinggi, hidung mancung dan memiliki jenggot halus di rahangnya. Dengan pertanyaan itu, syakiel bukan menjawab hanya tertawa, membuat Abyan bertambah kesal dibuatnya.

"Mungkin by.... makanya cepat nikah, ingat umur!"

"Belum ada yang klop dihati" jawabku singkat

"Makanya jangan kaku by, kalau niat tinggal nunjuk juga mau wanitanya, emang dasarnya kamu tidak niat" sahut syakiel

Ahh sekalian sajalah berhubung membicarakan soal wanita, lebih baik bicara secepatnya saja menanyakan semua tentang adiknya syakiel.

"Kalau saya niat pilih adik kamu gimana?" Dengan wajah seriusnya.

Brakkkk.... terdengar suara benturan dari arah dapur, ternyata Shafina mengalami kejang, jujur aku prihatin melihat keadaannya seperti itu, syakiel terlihat sangat menyayangi adiknya, ahh wanita ini sungguh berharga untuk keluarganya bisa dilihat betapa khawatirnya mereka.

Sebelum aku pulang, aku mengajak Syakiel bicara hanya berdua diteras rumahnya.

"Terimakasih ya by, udah jagain Shafina tadi"

"Iya sama-sama, oh iya tentang tadi yang kita bicarain belum selesai ya El!'' aku memanggil syakiel dengan sebutan El mengambil nama belakangnya.

"Tentang?" Tanya syakiel yang belum memahami maksudnya

"Niat pilih adik kamu jadi istriku El"

"Ahh kamu serius by? Kamu tidak lihat tadi dia seperti apa? Adik ku memiliki penyakit epilepsi dari ia kecil"

"Masalahnya apa untukku El?"

"Ia baru gagal menikah, karena ibu calon suaminya tidak menerima penyakit Shafina, menurut nya penyakit itu akan menurun ke anaknya bila mereka punya keturunan, intinya tidak maulah menerima adikku yang menurut mereka wanita penyakitan"

"Nikah aja belum sudah memikirkan keturunan....lagian setiap penyakit kan ada obatnya kenapa harus dipusingkan dengan penyakitnya itu"

"Mereka lebih kaya by dari keluarga kami, mereka ingin wanita yang sempurna mendampingi anaknya, dan itu bukan adikku....lalu apa yang membuat kamu niat jadikan adikku calon isteri mu by?" Tanya syakiel

"Entahlah keyakinan itu tiba-tiba datang saat melihat dirinya, mungkin ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama, Saat ini kegiatannya apa El?"

Cinta Untuk Shafina 💕 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang