14 - Menyebalkan

433 69 3
                                    

"Hai!"

Rara melototkan matanya kala melihat seseorang di depan, membuat gadis itu reflek berteriak kencang sambil menutup pintu dengan kasar.

"Pergi!"

"Pergi gue nggak mau ngeliat lo!" teriak Rara dengan nada histeris.

"Lagian kenapa sih, gue bukan virus juga, ngapain harus pergi?" ujar seseorang di balik pintu, membuat Rara semakin enggan untuk membukanya.

"Lo udah ganggu gue!"

"Setidaknya gue nggak bikin lo ngerasa sendirian," ucap nya lagi sambil mendekatkan mulutnya di sela-sela pintu, membuat suaranya terdengar jelas di dalam rumah.

Rara kelewat kesal, ia nekat membuka pintu lalu berbicara tegas dengannya.

"GUA NGGAK BUTUH ORANG KAYAK LO DI KEHIDUPAN GUE!"

Sontak Elvino terjatuh ke dalam rumah karena bersandar pada pintu yang barusan Rara buka, ia tersenyum lebar kala melihat Rara kesal seperti ini, rasa-rasanya Elvino ingin membawa Rara ke lautan dalam hingga dimakan oleh hiu.

"Belum butuh nona," ujar Elvino lalu bangkit berubah posisi terjengkang menjadi berdiri tegap. "Oh iya, gue bawa sesuatu buat lo, ayok masuk! Anggap aja rumah sendiri."

Elvino lantas melangkahkan kaki di rumah Rara seperti rumah nya sendiri, ia menarik satu kursi yang terdiri tiga kursi lainnya dekat dengan dapur mini. Mengambil sesuatu di dalam Tote bag yang disajikan untuk Rara.

Sedangkan Rara masih stay di dekat pintu sambil bersedekap dada melihat aksi Elvino yang sangat kurang ajar menurutnya. Berani-beraninya seseorang masuk tanpa permisi dan menganggap layaknya rumah sendiri.

"Lo mau gue usir langsung, apa gue ngomong ke tetangga dulu biar lo digebukin?" ujar Rara menatap sinis ke arah Elvino.

"Mau makan dulu, gue laper," sahut Elvino mengambil dua mangkok serta sendok di dapur. Putus sudah urat malu kao El!

Rara menghela nafas, ia baru menyadari bahwa debat dengan Elvino pasti tidak ada ujungnya. Rara berjalan mendekati Elvino yang sibuk menyiapkan sarapan di sana. Rara menarik kursi di depan Elvino, lalu duduk menunggu Elvino banyak bacot ini selesai dengan kerjaannya.

Setelah semuanya selesai, Elvino duduk berhadapan dengan Rara. Ia menyodorkan satu mangkok bubur untuk sarapan, karena hari libur ini ia akan menghabiskan waktu bersama Rara seharian penuh.

"Kenapa lo bisa tau rumah gue?" ujar Rara sambil mengaduk-aduk bubur pemberian Elvino, sebelum dimakan, Rara sudah pastikan bahwa bubur ini tidak mengandung racun, narkoba, bubuk kayu, bubuk racikan, ataupun dicampuri mantra-mantra dari dukun.

"Urusan gampang itu mah, nggak di kasih tau aja gue udah hafal!"" balas Elvino sambil memasukkan satu sendok bubur ke dalam mulutnya.

"Gue curiga kalo lo bukan manusia seutuhnya," ujar Rara.

"Terus lo pikir gue ini mahkluk jadi-jadian?" ujar Elvino sambil menambahkan sedikit sambal pada bubur nya. "Kalo iya emang kenapa?"

"Pantes."

"Kenapa, sama-sama jenius?"

"Sama-sama nggak tau akhlak, dan suka gangguin orang!"

"Yang penting ganteng."

"Emang lo ganteng? Idih, yang bilang lo ganteng matanya katarak kali ya. Bisa-bisanya banyak cewek muji lo ganteng, padahal kek bocah tengil nggak tau adab," ujar Rara berbicara sesuai fakta, nyatanya Elvino tak sesempurna yang orang lain lihat. Elvino yang terkenal tampan dari ujung sedotan, gaya nya yang dapat memikat hati para gadis, Elvino berbeda ketika bersama Rara, gila dan caper.

RARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang