Di tengah-tengah obrolan, Elvino melihat sudut kantin hingga ekor mata nya bertubrukan dengan seorang gadis yang tak asing di matanya. Wajah tenang itu sangat mudah untuk diingat, meski hanya sekilas bertemu.
Elvino menatap cukup lama untuk mengira lebih jelas. Penasaran bukan berarti suka kan? Elvino bukan tipe orang seperti itu. Bahkan sampai saat ini, Elvino tidak pernah memacari gadis manapun meski terkadang kelakuan nya seperti jomblo yang ingin mempunyai kekasih.
"Mau kem—"
"Nanti gue yang bayar!" potong Elvino. Dia beranjak dari meja dan mengikuti gadis itu yang baru saja keluar kantin.
Elvino mengekori Rara dari jarak yang cukup jauh, seperti ada hawa tersendiri mengikuti gadis aneh yang benar-benar aneh. Sebelumnya, Elvino tidak pernah melakukan aksi tidak jelas seperti ini. Apalagi kepada gadis tak di kenal, yang pertama kali melihatnya biasa-biasa saja.
Rara melangkahkan kaki sedikit gusar, ia merasa ada yang mengikuti dari belakang. Ia memberhentikan langkahnya sebentar, lalu menengok kebelakang yang tak ada siapa-siapa.
Setelah di rasa cukup menengok kesana kemari, Rara kembali melangkah tanpa pikir panjang.
"Ngeri, udah kayak makhluk halus aja gue," gumam Elvino, yang sudah mengumpat dibalik tong sampah besar hingga menutupi tubuhnya.
Elvino beranjak merapikan seragam yang sedikit basah karena tong sampah itu, dia benar-benar merasa sial kali ini.
"Sial," umpat Elvino. Selain basah, tong itu juga sangat bau.
•••
Rara bernapas lega setelah keluar dari kantin yang sangat berisik, dia menyusuri halaman tengah sekolah yang sangat megah dengan kesendirian.
Sampai dirinya bertemu dengan luasnya lapangan yang dibelah menjadi dua bagian, ia menatap lapangan panas itu dengan takjub.
Rara duduk di kursi panjang di bawah pohon beringin yang sangat besar. Bersandar di kursi dan tersenyum tipis.
"Semoga gue cocok sama suasana baru ini," gumam Rara, merentangkan kedua tangan di udara.
"Semoga."
Rara terkejut, ia baru saja mendengar suara manusia di sini. Ia mengalihkan pandangan ke arah samping, di mana ada seseorang yang tengah berdiri tegap dengan senyuman ... Aneh.
"Jauh banget ya pesona gue, sampe cewek kayak lo pindah ke sekolah ini," kata Elvino mendekati Rara dan duduk disampingnya.
Dia lagi? Batin Rara kesal.
"Apa jangan-jangan lo emang suka sama gue sejak pandangan pertama?" kata Elvino. Meletakkan satu tangan di belakang kursi.
"Apa sih, nggak jelas!" Rara beranjak, mood-nya tiba-tiba down karena cowok yang tak dikenalnya ini.
"Eits tunggu!" Elvino berhasil menggapai tangan Rara sebelum pergi begitu saja. "Nama lo siapa?"
"Nggak penting!" Rara melepas tangan Elvino dan pergi meninggalkan begitu saja. Salah?
Elvino tidak mengejar, dia juga merasa bingung dengan dirinya sendiri. Ia meletakkan kedua tangannya di dada, jantung nya tiba-tiba terasa berdetak lebih kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RARA
Ficțiune adolescenți[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Ini adalah kehidupan Rara, gadis malang yang penuh dengan masa lalu menyakitkan. Di tinggalkan orang tua, dan di khianati oleh banyak orang. Dia tinggal sendiri setelah semuanya pergi, dan melanjutkan hidup sesuai apa yang...