28 - Don't go, i need you

353 35 1
                                    

Yeay akhirnya update juga🎉

•••

Rara dengan teman-temannya jalan beriringan menuju lapangan. Jam olahraga sebentar lagi akan dimulai. Rara bersorak gembira dalam hati.

Rara memandangi lapangan sebelah, tepat di mana Elvino sedang bermain-main dengan bola basket. Setelah satu minggu tiada gangguan dari cowok itu, membuat Rara semakin yakin jika Elvino benar-benar akan menjauhinya. Rara juga tak bisa tidur nyenyak sekarang, pikirannya terganggu.

Rara terlena. Dia akui jika dia memang suka dengan cowok itu. Sekarang dia merindukan cowok itu kembali. Rara menundukkan kepala saat Elvino membalas tatapannya. Rasa ingin menyapa cowok itu kembali, namun rasanya begitu sulit.

"Nanti kayaknya ada berita baru di Mading deh," ujar Tania, si cewek pemburu Mading itu pasti selalu tahu tentang berita baru di sana.

Rita menoleh, berbincang-bincang tentang Mading, cewek itu mengingat ulangan kemarin, "berita tentang apa? Ah, pasti tentang remidi matematika kan? Nggak penting itu mah, tanpa ditempel di Mading juga gue pasti remidi," sahut Rita.

Agar tidak terlalu mencolok bahwa Rara tengah memperhatikan cowok ganteng itu di lapangan, ia pura-pura ikut berbincang-bincang dengan yang lain.

"Untung aja ulangan kemaren gue belajar, jadi nggak malu-maluin sampe ditempel di Mading segala," sambung Gisel, gadis itu memang sempat belajar sebelum ulangan matematika.

"Kayaknya enggak deh, Pak Dirman kan nggak suka nempel hasil remidi di Mading," ujar Asya sambil memainkan rambut panjangnya.

"Iya si."

"Kalo penasaran nanti kita liat, kali aja ada berita menarik di sana!" putus Tania antusias.

"Males ah, Mading sekarang isi nya suka nggak jelas," ujar Gisel.

"Itu karena belum ada hal yang buat heboh sekolah lagi, Giseeel!" balas Tania geram.

"Masa berita nya kayak gini, Mamat main bola kepeleset, sampe celananya sobek. Nggak jelas banget kan? Nggak ada unsur yang menggugah gitu," ujar Gisel.

Mereka semua tertawa renyah mendengar berita itu. Papan Mading akhir-akhir ini memang sepi, jarang ada siswa atau guru yang membuat berita di sana. Tidak seheboh bulan-bulan yang lalu.

"Semoga aja, ada berita yang menarik biar nggak garing-garing amat."

•••

Rara melirik ke samping tepat di mana Elvino sedang pemasaran sama seperti nya. Wajah cowok itu terlihat kaku, membuat Rara seakan menyesal mengucapkan kata-kata minggu lalu. Elvino sama sekali tidak mengganggunya lagi, memberinya sedikit warna, maupun sesuatu yang cowok itu lakukan padanya.

Elvino merasa risih dengan Rara yang terus memandangnya. Membuat ia menguatkan dirinya sendiri untuk tidak mengganggu cewek itu lagi. Setelah satu minggu menjauhi gadis itu, sesuatu yang tak diinginkan pun tidak terjadi padanya. Meskipun dalam hati, Elvino masih tidak rela melepaskan Rara begitu saja.

Pandangan Rara tak lepas dari Elvino. Mungkin setelah ini ia akan memulai bicara agar ia tidak uring-uringan seperti ini. Mentalnya sudah ia siapkan sejak pagi, walaupun ada sedikit rasa ragu dibenaknya.

RARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang