Sudah hampir dua puluh menit Naraya berdiri di depan cermin toilet di sebuah mall. Dia masih mencoba membentuk alisnya supaya terlihat natural, tapi yang ada malah jadi tampak abnormal dan tidak simetris. Yang kanan terlalu ke atas, dia hapus dengan tisu basah lalu dia lukis lagi. Yang kiri kelihatan lebih tebal dan turun, dia hapus lalu dia gambar lagi. Begitu saja terus. Sampai dia tidak sadar ada beberapa pasang mata yang bergantian menatapnya sambil menahan senyum saat melihat cewek itu gemas karena gagal untuk yang kesekian kalinya. Salahnya sendiri, membuat alis di tempat umum. Dia jadi pusat perhatian pengunjung yang keluar masuk toilet.
Eeeerrrrgh... alis bikin gilllaaaa...!!!
Naraya masih berusaha keras dengan pensil di tangan, tapi alisnya tidak kunjung berbentuk seperti yang diinginkan. Wajahnya menahan kesal, baru tahu kalau menggambar alis tidak semudah yang dia tonton di Youtube, atau secepat yang dilakukan Mbak Salon kemarin.
Rasa-rasanya, masih lebih gampang menggambar peta Indonesia.
Naraya ingat, si Mbak salon itu sempat memberikan tips. Langkah pertama membuat alis adalah dengan mengetahui bentuk wajah sendiri.
"Muka Kakak kan bentuknya oval, jadi sebenernya cocok-cocok aja pake bentuk alis apapun," kata si Mbak salon, saat sedang merapikan alis Naraya. "Tapi yang paling sesuai buat Kakak sih bentuk alis soft angled."
Si Mbak salon kemudian mengambil pensil berwarna coklat tua. Lalu menggoreskannya di alis Naraya.
"Jadi tinggal bikin lengkungan lembut seperti ini...." Tangan si Mbak itu membuat garis tipis di sepanjang bagian bawah dan atas alis, "... lalu arsir halus di bagian dalamnya."
Tidak sampai lima menit, alis kiri Naraya selesai dibuat si Mbak Salon. Kemudian ingatnya lagi, "Nah, ini yang namanya bentuk alis soft-angled."
Aaaarggh... mau soft angled kek, mau soft buntut kek... ribbbeeeeet!!!
Naraya melempar pensil ke dekat wastafel. Dirinya mulai jeprut saat menyadari ketidakmampuannya untuk hal yang sepertinya terlihat mudah, tapi nyatanya susah.
Padahal tadi waktu di jalan, dia sempat menonton video tutorial Bagaimana Cara Membuat Alis Dengan Mudah dan Cepat Karena Mau Bertemu Mantan Gebetan Yang Pernah Mencampakkanmu di Masa Lalu (nah loh, judulnya saja panjang begitu). But still, alis yang dibuatnya jauh dari harapan.
Naraya jadi menyesali keputusannya kemarin waktu mengantar Donna ke beauty-care center. Harusnya dia hanya mencoba manicure dan pedicure, tidak usah sok minta dibentuk alis segala.
Tadi, lima belas menit menjelang kepergiannya ke tempat meeting dengan Sandy dan Esti, Naraya panik. Dirinya yang biasa dengan make-up yang natural dan cepat itu ternyata tidak punya pensil alis. Dia sempat mengirim pesan di whatsapp group Pandora, berharap Donna yang komplit make-up-kit nya itu tidak lupa membawa pensil alis.
Naraya: "Don, udah jalan, belom? Lo bawa pensil alis, kan?"
Donna: "Gue nggak bawa alat make up hari ini. lagi otw."
Pandu: "Gue bawa pensil 2B nih, mau?"
Shit!!
Akhirnya Naraya tadi mampir ke sebuah counter make-up untuk membeli pensil alis. Beruntung janjian kali ini tempatnya di sebuah kafe yang ada di area mall besar di daerah Cihampelas. Dia jadi tidak perlu repot-repot datang ke tempat lain. Meskipun dia harus terus menunduk selama berjalan karena wajahnya pasti akan terlihat kocak.
Namun tetap saja, Naraya kerepotan dengan alisnya sekarang. Sampai kemudian dia dikagetkan oleh panggilan yang masuk ke ponselnya. Kali ini telepon dari Pandu, setelah sebelumnya Donna meneleponnya, tapi tidak diangkat karena dia sedang sibuk menggambar bingkai wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA'S BOX
RomanceSebagai seorang wedding organizer, awalnya hidup Naraya berjalan baik-baik saja. Sampai pada suatu hari, dia bertemu dengan Yausal, cowok dari enam tahun lalu yang pernah membuat dunianya porak-poranda. Sebenarnya Naraya tidak ingin mengacuhkan, nam...