#28 I STILL DO

138 25 21
                                    

Orang bilang ini tuh patah hati, tapi kenapa Naraya merasakan sekujur tubuhnya sakit? Dadanya sesak, rasanya seperti ada udara yang terjebak dan tidak tahu jalan keluar. Kepalanya terasa berat namun kosong. Seluruh persendiannya melemas, bahkan untuk bergeser duduk saja dia seolah tidak punya tenaga. Namun ketika berjalan, langkahnya bagai melayang. Kalau bukan karena merasa tidak enak sama Ayah dan Bunda, mungkin pagi ini Naraya masih melingkar di tempat tidurnya. Dia akan menyembunyikan seluruh badannya di balik selimut dan menangis hingga matanya sebesar telur burung unta.

Naraya berdiri di depan cermin. Dia baru saja selesai mandi. Tangannya memegang botol kecil berisi cairan serum. Niat hati ingin mengoleskan serum itu ke wajahnya, apa daya Naraya hanya mematung sambil menatap bayangan dirinya di kaca. Matanya tampak sedikit merah, dan sudah pasti, bengkak. Wajahnya pun terlihat muram. Auranya suram.

Kemarin pagi, adalah hari terburuk buat Naraya. Langitnya bagai runtuh. Dunianya seperti jatuh. Naraya membuka chat room-nya dengan Yausal di whatsapp dan mendapati displayed picture cowok itu sudah berubah. Penasaran, Naraya memijit foto itu dan seketika terperanjat. Tidak ingin mempercayai apa yang dilihatnya, tapi pose Yausal berdua dengan seseorang itu jelas terpampang. Dalam setelan rapi dengan atasan batik bernuansa biru dongker dan celana bahan hitam, dia sedang memakaikan cincin pada seorang cewek yang juga memakai setelan resmi kebaya dengan warna senada. Posisi keduanya berdiri berhadapan. Tatapan mereka tertuju pada tangan si cewek. Sambil tersenyum, wajah keduanya terlihat bahagia.

Namun Naraya malah merasakan sebaliknya. Hatinya nyeri seketika. Tidak menyangka, namun ini nyata. Lagipula mana mungkin Yausal memasang foto pura-pura bertunangan sementara dekorasi latarnya yang dipenuhi dengan bunga-bunga dengan jelas bertuliskan 'Yausal-Farrah. Engangement'.

Naraya terduduk lemas. Setelah sebelumnya dia merasakan serangan panik yang menyebabkan napasnya sesak, kini dia dipenuhi emosi yang membaur tidak karuan. Marah, sedih, kecewa, cemburu, kaget, merasa tidak berharga, memadati hatinya. Dan itu semua menyebabkan sakit yang luar biasa. Dirinya membatin lirih, kenapa Yausal bisa setega ini? Apakah semua yang mereka lewati akhir-akhir ini tidak ada artinya sama sekali? Apakah dia kembali ke kehidupan Naraya hanya untuk membuat luka yang kedua kali? Atau memang selama ini Naraya yang kegeeran dan ternyata dia cinta sendiri?

Naraya merasakan matanya basah lagi. Dia cepat-cepat menyusutnya saat terdengar ketukan pintu dari luar. Suara Bunda yang menyusul kemudian.

"Ya, ada tamu."

Agak malas, Naraya melangkah menuju pintu. Ekspresi Bunda tampak terkejut saat melihat mata anaknya merah dan sembab. Namun seolah mengerti, beliau tidak banyak bertanya.

"Siapa, Bun?" Tanya Naraya. Suaranya terdengar pelan tidak bertenaga.

"Yausal."

***

Yausal dan Naraya sampai di sebuah kafe yang ada di daerah Dago Atas. Mereka—lebih tepatnya Yausal—memilih meja di balkon. Selain sepi pengunjung, area itu tidak terlalu hingar. Suara lagu yang diputar pun hanya terdengar lamat-lamat. Dari samping tempat duduk, mereka bisa melihat hamparan pemandangan hijau dan deretan rumah-rumah dari kejauhan. Indah, namun tidak begitu buat Naraya.

Sejak Yausal menjemput, cewek itu sudah menunjukkan raut muka kurang bersahabat. Dia betul-betul tidak siap waktu Yausal mengajaknya pergi dan bilang ada yang ingin dibicarakan. Padahal mereka tidak janjian dan Naraya sedang tidak ingin bertemu cowok itu. Dia juga tidak mau terlihat kacau karena menangis semalaman di depan orang yang sudah menyebabkannya patah hati. Namun apa daya, Yausal tahu-tahu sudah ada di teras rumahnya,

Jadi wajar saja, ekspresi wajah yang biasanya ramah, kali ini terlihat dingin dan datar. Tatapan matanya terasa garang, dan dia sama sekali tidak bersuara. Naraya memutuskan untuk menunjukkan dia apa adanya pada Yausal. Biar sekalian cowok itu tahu betapa dia sudah membuat dirinya terluka.

PANDORA'S BOXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang