Naraya baru selesai menelepon Pandu saat dua buah mobil memasuki parkiran department store di daerah Dago. Dia mengenali kedua mobil itu. Yang satu milik Yausal, satunya lagi mobil Sandy. Naraya yang tengah duduk di bangku luar restoran cepat saji, ditemani dua orang temannya yang fotografer, Revan dan Daniel. Seraya menikmati secangkir kopi hitam, dirinya merasakan matanya yang sedikit mengantuk akibat kondisi hectic belakangan ini.
Adalah sebuah pesan mengejutkan dari Pandu di grup whatsapp Pandora dua hari lalu, yang mengabarkan bahwa Sandy minta wedding-nya dimajukan dua minggu. Alasannya, dia harus secepatnya kembali ke Kopenhagen karena masalah pekerjaan yang perlu segera diselesaikan, dan kemungkinan tidak bisa kembali dalam jangka waktu dua minggu kemudian. Jadi pilihannya, tanggal pernikahan yang dimajukan, atau diundur sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.
Naraya sendiri sempat kaget waktu mendengar berita itu dari Pandu. Memajukan tanggal resepsi berarti mereka harus memulai kembali mengatur semua persiapan yang awalnya sudah hampir delapan puluh persen selesai. Akhirnya mau tidak mau, Naraya, Pandu dan Donna bekerja rodi supaya semua keperluan pernikahan Sandy dan Esty selesai sebelum hari H. Naraya bahkan harus membuat desain baru untuk dekorasi lokasi karena ada perubahan tempat acara. Semalam pun baru bisa tidur menjelang dini hari, dan pagi ini harus menemani calon mempelai untuk pengambilan foto pre-wedding. Berita baiknya, tanggal baru yang dipilih jatuh pada hari kerja. Jadi Naraya yang bertugas mengurus venue tidak terlalu kesulitan saat mencari tempat pengganti yang menyediakan lapang outdoor untuk pesta resepsi.
Naraya melambai saat Sandy dan Yausal bersamaan ke luar dari mobil mereka. Menunggu keduanya yang tengah berjalan ke tempatnya, cewek itu menyesap kopinya sambil diam-diam memperhatikan Yausal yang hari ini mengenakan celana pendek abu dengan atasan T-shirt bergambar dan topi berwarna putih. Setelah beberapa hari belakangan kembali intens berkomunikasi via chat di whatsapp, Naraya dan Yausal jadi lebih banyak tahu lagi tentang masing-masing. Seperti soal topi yang menjadi signature style cowok itu sejak dia tinggal di luar negeri, atau tentang Oasis yang jadi band favoritnya dari jaman sekolah dulu. Hari ini pun, keduanya janjian akan ketemu. Yausal semalam bilang memang sudah berniat akan ikut untuk foto dari jauh-jauh hari, just in case Sandy membutuhkan bantuan. Sementara Naraya diminta Sandy untuk ikut supaya bisa menemani Esty.
Tapi ngomong-ngomong, kok Esty tidak bareng Sandy, ya? Naraya bertanya-tanya.
"Hey, Na." Sapa Yausal saat dia baru sampai di meja Naraya. Bibirnya mengembangkan senyum yang tidak kalah cerah dari sinar matahari. Naraya yang awalnya terlihat seperti seorang sleepyhead, seketika merasakan seluruh sel di tubuhnya bagai bangun dengan serentak. Seperti puluhan kompi polisi yang diberikan komando oleh seorang atasan dan serempak bilang, "SIAP, LAPAN ENAM!" dengan semangat awal bulan baru gajian.
"Hai, Ra. Sorry ya, untuk perubahan tanggal yang mendadak."
Sementara itu adalah kalimat pertama yang diucapkan Sandy saat dirinya baru bertemu Naraya lagi. Seraya melepas kacamata hitamnya, cowok itu kemudian duduk setelah menyalami Revan dan Daniel. Jelas sekali dari wajahnya dia merasa sangat bersalah. Raut mukanya pun terlihat kurang begitu santai. Sudah bisa dipastikan kalau masalah yang berhubungan dengan pekerjaannya cukup serius.
"Gapapa San, kami ngerti, kok."
Kenyataannya memang Naraya dkk bisa mengerti kesulitan yang dihadapi Sandy. Meskipun terus terang reschedule ini cukup merepotkan mereka. Tapi ini bukan pertama kalinya yang dialami Pandora. Selama masih ada alternatif pilihan yang bisa diambil dan disetujui klien, ini bukan lagi masalah yang teramat signifikan. Apalagi Sandy memawarkan kompensasi yang setimpal.
"Iya, duh. Di saat kayak gini, ada aja masalah yang muncul." Sandy menghela napas. Dia memeriksa ponselnya sekilas, lalu menyimpannya di atas meja. Kemudian dia terlihat menatap arlojinya agak lama, lalu berkata, "Esty belom dateng, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA'S BOX
RomanceSebagai seorang wedding organizer, awalnya hidup Naraya berjalan baik-baik saja. Sampai pada suatu hari, dia bertemu dengan Yausal, cowok dari enam tahun lalu yang pernah membuat dunianya porak-poranda. Sebenarnya Naraya tidak ingin mengacuhkan, nam...