'Hari pertama memang berat, untuk di jalani.
Apa
lagi jika takdir mempertemukan kita'_QuennaArllvaLcrta_
o.0.o
Cahaya matahari masuk melewati celah-celah jendela kamar seorang gadis cantik, yang masih bergulat dengan selimut dan kasur kingsize nya.
"Lova, Bangun! Ntar kesiangan!" terdengar suara teriakan dari luar kamar Lova.
"Buru bangun! Terus mandi, jangan ngebo mulu! Elah," sambung Harsa Augras Lacerta_kakaknya Lova.
Lova sempat terusik dengan suara bising yang berasal dari luar kamar nya, Mau tak mau dirinya harus bangun.
"Iya-iya bang, Lova udah bangun!" dengan langkah sempoyan, kaki Lova melangkah ke kamar mandi, untuk membersihkan diri.
Di rasa tampilan dari atas sampai bawah sudah cukup, dan hati Lova sudah yakin untuk hari pertamanya di SMA Berlian.
"SELAMAT PAGI!!" teriak Lova, di sela-sela saat menuruni tangga.
"Lova jangan teriak-teriak," tegur Aksa_ayah Lova dan Harsa.
"Hhe."
Lova duduk tepat di samping Harsa. Mereka hanya terpaut 2 tahun. Jadi, jangan kaget, jika beberapa orang mengira mereka adalah sepasang kekasih, bukan saudara.
"Bun, yah, Lova berangkat dulu ya." pamit Lova.
Alena_bunda Lova dan Harsa.
"Iya, sayang. Harsa, Kamu bawa motor nya jangan ngebut-ngebut ya." pesan Alena."Oke bun,"
***
Cukup 10 menit untuk tiba di SMA Berlian. Gedung yang bercat kan putih, bercampur coklat nan besar, cukup membuat Lova menjadi gugup untuk melangkahkan kaki.
"Yaudah abang pergi dulu ya, Belajar yang pinter."
Lova mengangguk.
"Okee bang,"Hati yang berdegup lebih cepat, membuat Lova bertambah gugup.
"Ayook Lova kamu bisa!" gumam nya.Setalah mengumpulkan keberanian. Kaki Lova melangkah menelusuri halaman SMA Berlian, untuk mencari R.Kepsek.
Tak kunjung menemukan R.Kepsek. Lova memutuskan untuk bertanya kepada salah satu murid.
"Permisi."
"Ya?"
Lova tersenyum cangung.
"Mau tanya. R.Kepsek dimana ya?""Kamu tinggal lurus aja terus belok kanan, R.Kepsek ada di samping Laboratorium Ipa." jelas salah satu murid berkaca mata.
"Makasih ya, Duluan." ucap Lova.
Lova segera mencari R.Kepsek dengan jalan yang telah di tunjukan, dan terpampang lah tulisan Ruang kepala sekolah.
Tok
Tok
Tok"Ya masuk," jawab salah satu guru.
"Permisi pak, saya Queena Arllova Lacerta. Pindahan dari Bogor." ujar Lova.
"Oh, kamu murid baru itu ya. Perkenalkan nama saya pak Lana wali kelas kelas XI Ipa 2, yang akan menjadi kelas kamu." jelas pak Lana, dan Lova hanya mengangguk sembari tesenyum.
"Oh ya, dan kelas XI Ipa 2 berada di lantai 2"
"Yaudah. Saya permisi dulu, ya, pak." pamit Lova.
Di saat Lova melewati koridor kelas X, banyak pasang mata yang memperhatikan Lova. Lova yang merasa risih pun, memepercepat jalan nya, dan tinggal menaiki satu tangga untuk sampai ke kelas barunya.
"Ini kayak nya, tapi kok berisik baget sih?" gumam Lova.
Srekkk
Lova membuka pintu secara pelan-pelan, dan terlihat lah beberapa murid yang tengah melakukan aktivitas masing-masing, mendadak berhenti, dan memperhatikan Lova.
"H-hai aku murid baru di sini," ucap Lova dengan kikuk.
Satu detik
Dua tedik
Tiga detik, dan,'Anjir cakep coyy!!'
'Mantul tambah cecan lageeehh'
'Cute gustii!!'
'Gue ramal dia bakal jadi sasaran para playboy Berlian'Pujian-pujian keluar dari mulut para murid laki-laki, yang membuat suasana kelas seperti pasar.
"Bisa minggir?" Lova tersentak, saat mendengar suara perempuan. Otomatis Lova membalikan badan Lova terkejut, saat melihat 3 siswi yang berdiri di belakang nya.
"I-iya maaf,"
"Lo murid baru?" ucap seorang gadis dengan rambut berwarna hitam, Lova pun mengangguk.
"Ayook lo duduk bareng gue." ajak nya.
Lova mengangkat kepala nya.
"Boleh?""Boleh kok," jawab gadis bermata abu-abu dengan semangat.
Senyum manis terbit di bibir mungil Lova.
"Makasih""Ayook!" dan sekarang gadis yang memiliki wajah cantik dengan rambut coklatnya.
Lova berjalan di belakang Audy, Clara, dan Aurell. Di dalam hati, Lova berteriak kegirangan, di hari pertamanya ia di sambut baik di kelas barunya.
Triingg
Triingg
TriinggBel berbunyi membuat semua murid kembali ke bangku masing-masing. Sambil menunggu guru masuk, Lova sempat berkenalan dengan teman barunya tadi.
"Aku, Queena Arllova Lacerta."
Clara tersenyum.
"Gue Clara Adisya Genzo, paling cantik di antara dia, dia." ucap Clara sambil menunjuk ke teman-temanya."Iya lo paling cantik! Kalo di lihat dari lubang sedotan!" cibir perempuan yang duduk di sebelah Lova.
"Iri bilang boss!" ketus Clara.
"Serah lo mimi peri! Gue Audy Assara Qaniira, sahabat nya Aurellia Putri Agista, yang duduk di depan lo." ujar Audy.
Clara melotot.
"Woyy! Lo nggak anggep gue sahabat apa?! Wah-wah minta di Smake Down ya lo!""Emang, gue takut apa samo lo?" jawab Audy.
"Ayoo gelud!" ajak Clara.
Audy menyolek hidung nya.
"Ayook, siapa takut!"Mereka berdua telah menyiapkan kuda-kuda, dan
"AUDY!! CLARA!! kalian kalo mau berantem di kebun binatang aja sana!!" teriak pak Lana, yang baru saja datang.
"Lah bapak udah masuk? Kok nggak ngucapin salam?" ucap Clara.
"Heh! Bapak udah ngucapin salam ya!"
"Kapan pak?" sekarang Audy yang bertanya.
"Dulu waktu kamu baru jebrol!! Udah-udah sekarang duduk!" pekik pak Lana.
"Iya pak," jawab Audy, dan Clara.
"Okee, kamu yang murid baru silahkan maju kedepan. Perkenalkan diri mu," titah pak Lana, kaki Lova melangkah dengan bergetar.
"H-hai aku Queena Arllova Lacerta bisa di panggil Lova, aku pindahan dari Bogor. Semoga bisa berteman dengan baik," ucap Lova dengan senyum yang menghiasi wajah cantik nya.
"HAII LOVA!!" sapa seluruh kelas.
Yaudah kamu bisa kembali duduk" ucap pak Lana.
Jam pertama pelajaran Fisika untuk Lova di SMA BERLIAN berjalan dengan lancar. Tapi entah untuk kedepan nya.
●●●
Aku minta dukunganya, untuk cerita pertama ku :)
GOMAWO❤
_Salam, Nhaa🐼
KAMU SEDANG MEMBACA
GARAVA
Teen Fiction•USIKANMU AKHIR HIDUPMU• Itulah slogan yang sudah berdiri dari awal SARKA muncul. Bukan hanya satu dua kali segala masalah berdatangan, tetapi berkali-kali hanya untuk menjatuhkan SARKA dan membalaskan dendam yang belum tuntas. Perjalan seorang lak...