'Bukan aku'
_QueenaArllvaLcrta🍃_
o.0.o
"Gimana Sa? Sudah di angkat?" kaki Lena tidak bisa diam, dia berjalan kenan dan kekiri. Sekarang dirinya sangat khawatir dengan keadaan putrinya.
"Belum bun."
Untuk ke sekian kalinya Harsa membuang nafas, karena Lova tidak menganggkat panggilannya.
"Bunda tenang aja. Ini biar Harsa sama temen-temen Harsa yang urus, bunda nggak usah khawatir, disana ada Gara yang jagain Lova." Harsa mencoba menenangkan Lena dengan segala cara.
Akhirnya Lena memutuskan untuk beristirahat di dalam kamar untuk menenangkan pikirannya.
Tidak menyerah, Harsa mencoba dan mencoba menghubungi adiknya, tetapi hasilnya nihil tidak ada balasan sedikit pun.
Sampai akhirnya Harsa menekan kontak yang bernama Rio, sahabatnya. "Kabari semuanya, kumpul di markas."
***
"K-kakak es." badan Lova bergetar hebat, saat melihat Gara memasuki ruangan yang terdapat banyak darah di sprei putih.
"Lova apa yang kamu lakukan?!" Gara mendekati Lova, dengan perasaan yang tercampur aduk, antara marah, khawatir, dan tidak menyangka.
Sedangkan Lova terus mundur ketika Gara semakin dekat dengannya. "J-jangan mendekat! A-aku pembunuh hiks!"
Langkah Gara terhenti saat mendengar ucapan lova 'pembunuh?' Hingga mata Gara melihat jasad yang tergeletak di depan pintu kamar mandi. Kondisi tubuh yang di penuhi oleh luka tusukan, dan goresan pisau, membuat Gara berfikir dua kali, apakah iya Lova yang melakukan semua ini?
"L-lova? Kamu yang ngelakuin ini?"
Pisau yang berada di genggaman Lova jatuh ke lantai, tangan Lova menjambak-jambak rambutnya sendiri.
"Iya! Lova yang bunuh dia hiks! Lova pembunuh!" tubuhnya terduduk di lantai sembari memukul-mukul kepalanya sendiri.
"Kalian beresin jasad ini! Bawa ke bawah!" titah Gara kepada Raka, Faro, dan Reza.
Gara mengahampiri Lova yang sedang terisak. Jauh di dalam hatinya, sebenarnya dirinya sendiri juga tidak menyangka. Gadis mungil yang mempunyai phobia akan darah, berani membunuh seseorang?
"Lova." suara Gara memelan saat melihat tangan Lova juga terluka.
"JANGAN MENDEKAT! AKU PEMBUNUH HIKS! AKU PEMBUNUH!" Lova berteriak sesekali melempar barang apa saja kearah Gara.
Dengan singgap Gara menagkis semuanya, dan memeluk Lova dengan erat." Hustt, tenang."
Selang beberapa menit tubuh Lova lemas dan terjatuh ke lantai untuk ke sekian kalinya.
"Jawab pertanyaan ku. Apa Lova yang bunuh orang tadi?"
Lova menatap lurus dengan tatapan yang kosong tetapi matanya terisi oleh air mata. Lagi-lagi ia kembali terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARAVA
Fiksi Remaja•USIKANMU AKHIR HIDUPMU• Itulah slogan yang sudah berdiri dari awal SARKA muncul. Bukan hanya satu dua kali segala masalah berdatangan, tetapi berkali-kali hanya untuk menjatuhkan SARKA dan membalaskan dendam yang belum tuntas. Perjalan seorang lak...