'Karena senyum mu, tawa mu, sentuhan mu. Itu semangat bagiku!
Tidak dengan
tangis mu, isak mu, air mata mu. Aku benci itu!_•SgraStvenGvriel🍃•_
0.o.0
Terlihat seorang gadis baru saja keluar dari sebuah supermarket, di tenteng nya 2 plastik putih di sebelah kanan dan kiri.
Malam ini cuaca cukup dingin, hanya di temani sinar bulan yang mengintip di antara gumpalan-gumpalan awan. Bintang yang tak nampak, membuat seorang gadis bisa menebak. Bahwa tak lama lagi akan turun hujan.
Menurutnya hujan adalah suatu hal yang menenangkan. Menenangkan? Ya! Aroma tanah yang keluar, dan tersebar mengikuti arah mata angin. Bisa membuat kenyaman tersendiri untuk seorang putri dari keluarga Lacerta.
"Lova harus cepet-cepet pulang nih! Sebelum hujan."
Belum sampai 5 langkah lebih, tiba-tiba air langit tumpah membasahi seluruh jalan kota Bandung. Yang terbilang cukup sunyi.
Tangan kecil yang melindungi pada bagian mata agar tidak terkena air yang turun dengan derasnya. Lova memutuskan untuk berteduh di sebuah halte. Sendirian, sunyi, dingin. Itu yang Lova rasakan saat ini, di tambah ia hanya memakai kaos pendek, dan celana jens. Membuatnya semakin tertusuk akan dinginya malam, hujan, dan air.
"Gimana Lova mau pulang" gumam Lova, sembari menggosok-gosok kan kedua tangan. Untuk mengurangi rasa dingin di badannya.
10 menit berlalu, hujan yang belum mau berhenti membuat Lova semakin prihatin. Bagaimana kalau dirinya di culik? Mati kedinginan? Di datangi oleh preman?. Oh tidak-tidak! Tak mungkin itu terjadi, memang ada yang ingin dirinya? Yang berdarah pahit? (Canda elah).
Dua sinar menyoroti tempat di mana Lova berteduh. Sebuah mobil berwarna silver berhenti tepat di depannya, dan keluarlah laki-laki bertubuh tegap dengan jaket hangat yang menempel di badannya. Lova mengangkat kepala nya, ia belum tau siapa yang berada di depan nya. Mata Lova terus memandang jaket pria tersebut, layaknya ingin mencuri!.
"Ngapain malem-malem keluar?" tiba-tiba suara berat masuk ke dalam telinga Lova. Sontak Lova mengangkat kepalanya dan melihat siapa orang yang berada di depan nya ini. Dan,....
"Sagara?! So what?! Ngapain tong malem-malem kelayapan? Di culik tante-tante loh! Terus di grepe-grepe! Kan sayang:(" Ucap Author*
"Ngapain dah lu keluar! Dah sono lanjut nulis nye!" Usir Gara
"Iye-iye! Untung pemeran lo bank T- - - - (sensor ya gusyy!:v)" oke lanjut
"Kakak es? Ngapain di sini?" Lova berdiri, akan tetapi tetap saja ia harus mengangkat kepalanya untuk dapat melihat wajah Gara. Toh, tinggi Lova hanya se pundak Gara, bahkan kurang.
"Mau jemput calon pacar" ucap Gara dengan enteng nya.
Lova memperhatikan sekeliling.
"Mana calon pacarnya kak es? Kok nggak ada?"Gara tersenyum tipis, melihat tingkah lucu Lova.
"Ada kok!""Dimana kak? Tinggi nggak orang nya? Atau mungkin lucu? Ya!ya, pasti dia cantik!" tanya Lova semangat
"Dia nggak tinggi. Tapi pendek! Pendek banget malah, udah kaya buntelan kentut! Ya. Dia lucu, selalu ceria, gampang nangis kalo di bentak. Dan yang terakhir dia memang cantik, dan gue harap! Dia akan selalu ada di sisih gue! Dan keberadaan dia sekarang, tepat berada di depan gue" ucap Gara dengan senyum manisnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/232282300-288-k637756.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GARAVA
Novela Juvenil•USIKANMU AKHIR HIDUPMU• Itulah slogan yang sudah berdiri dari awal SARKA muncul. Bukan hanya satu dua kali segala masalah berdatangan, tetapi berkali-kali hanya untuk menjatuhkan SARKA dan membalaskan dendam yang belum tuntas. Perjalan seorang lak...