17•Rencana✔

725 58 26
                                    

'Cukup 1 kali saja,
kau membuatku khawatir'

_QueenaArllvaLcrta🍃_

o.0.o

Setelah kejadian kemarin, Gara sebagai pemimpin SARKA mengadakan rapat, untuk mengatur apa yang selanjutnya harus ia lakukan.

"Semunya udah kumpul?" tanya Gara, kepada Arga yang menjabat sebagai wakil ketua.

"Emhh, ada beberapa yang tidak bisa ikut. Kelas X ada 5, kelas XI 2. Tapi mereka sudah bilang, kalau tidak bisa ikut, dan ada alasannya." ucap Arga.

Sekarang markas SARKA yang berlokasikan di belakang Wms, sudah padat akan anggota SARKA.

"Jadi gimana, apa yang harus kita lakukan?" ujar salah satu dari mereka.

"Apa langsung kita balas aja?" tanya Raka.

Gara berpikir sejenak.
"Tidak. Kita jangan terlalu terburu-buru. Kita harus membiarkan mereka terlebih dahulu, sejauh apa mereka berusaha menjatuhkan SARKA. Karna gue punya feeling kalau mereka mempunyai rencana, yang akan menjebak kita semua. Gue minta kalian semua menjaga Lova." semua menoleh kearah Gara. Menjaga Lova? Apa maksudnya?

"Maksudnya?" tanya Bagas.

"Gue tahu, kalau mereka akan memakai Lova sebagai kelemahan kita. Bisa saja mereka mengirimkan mata-mata untuk memantau Lova, dan mencari tahu apa yang membuat Lova lemah."

"Dan jangan lupa, Harsa. Sebelum kita semua memegang nama SARKA, lo semua pasti tahu tentang Harsa dan Rasya. Nggak perlu gue jelasin terlalu panjang, yang pasti mereka berdua adalah musuh bebuyutan. Di tambah kejadian Rasya meninggal, pasti akan membuat geng BARKA ingin membalaskan dendam kepada salah satu dari kita." ucap Gara.

"Gue setuju. Dan lo semua harus tahu kelemahan Lova, dan jangan sampai ada salah satu dari kalian membocorkan hal ini!" tegas Arga, semua mengangguk.

"Hemophobia. Lova takut dengan darah," ucap Gara, dengan suara yang memelan, mereka semua mengangguk.

Tangan Gara mencari kontak nama yang berada di handphonenya.

"Halo kakak es, ada apa?"

"Lo dimana sekarang?"

"Lova masih di tempat fotocopy, deket SMA Berlian. Kenapa?"

"Lo bisa kesini?"

"Kemana?"

"Markas SARKA, belakang warungnya mpok Siti,"

"Iya, Lova bisa."

"Ya, gue tunggu,"

***

"Kakas es kenapa ya? Kok nyuruh Lova ke markas. Semoga aja markasnya sepi,"

"Pak ke sekolahan dulu bentar ya," pinta Lova kepada supirnya.

"Iya non."

Tak butuh waktu lama untuk sampai di depan gerbang SMA Berlian.

GARAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang