Selamat membaca😋
Ting Tong
Dewi segera melangkahkan kakinya untuk membukakan pintu,siapa yang datang pagi-pagi seperti ini. Ketika pintu sudah terbuka yang memperlihat seorang pemuda yang sudah rapi menggenakan seragamnya.
"Loh,Rey?mau jemput Tasya ya?" Tanya Dewi,selama ini Dewi sudah mengetahui kedekatan mereka. Dewi tidak pernah melarang Tasya untuk berdekatan dengan Rey malahan dia mendukung hubungan mereka. Ibu idaman banget ya nggak?
"Siapa ma?" Tanya Bobby yang sedang menuruni anak tangga menggunakan pakaian kerjanya.
"Loh papa udah mau berangkat?ngga sarapan dulu?" Tanya Dewi.
"Ngga keburu ma,ini siapa?" Selama ini Bobby sama sekali belum pernah melihat Rey.
"Saya Rey om" Ucap Rey memperkenalkan dirinya,selama ini dia sempat bertemu beberapa kali dengan Bobby tapi sepertinya Bobby tak mengenal dirinya.
"Jadi ini anak yang mama ceritain?" Bobby menatap Dewi yang mengangguk.
"Kalo gitu papa berangkat ya ma,Rey om pergi dulu lain kali kita bertemu ada yang ingin saya sampaikan"
Dewi geleng-geleng melihat kelakuanku suaminya yang sangat super duper sibuk,tapi meski sibuk seperti itu Bobby tidak pernah mengabaikan keluarganya.
"Masuk dulu Rey biar Tante panggilin Tasya dulu"
Baru di anak tangga pertama kedatangan Tasya yang masih memakai pakaian tidurnya bergambar Doraemon dengan rambut di Cepol asal menghentikan langkah Dewi.
"Mama kok ngga bangunin Tasya sih" Kesal Tasya yang masih dengan wajah bantalnya ,dia tak menyadari jika Rey dari tadi tengah memperhatikan dirinya.
"Mama kirain udah bangun dari tadi,Diva aja udah berangkat dari tadi cepetan gih sana mandi kasian Rey nungguin lama"
Bentar,apa yang mamanya katakan,Rey ada disini?Dia mengedarkan pandangannya matanya membulat dengan secepat kilat ia berlari menuju kamarnya.
"Maaf ya Rey,kamu udah nungguin lama" ucap Dewi merasa tak enak, bisa-bisa Rey telat karena anaknya.
"Ngga papa kok Tan"
Sepuluh menit kemudian Tasya menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa. Mungkin hari ini dia akan terlambat begitu pun dengan Rey. Semoga ada keajaiban yang datang sehingga dia bisa cepat sampai di sekolah,tapi itu mustahil.
"Sarapan dulu Sya" kata Dewi. Meski ini sudah terlambat tapi kesehatan itu penting.
"Tasya udah telat ma, yuk Le"
Dewi memberikan kotak bekal yang sengaja dia siapkan tadi karena dia tau jika anaknya tak akan sempat untuk sarapan lagi.
"Nih dimakan ya" pesan Dewi.
***
Kini,Mereka telah sampai di depan gerbang sekolah dan sialnya gerbang itu sudah ditutup. Mereka harus menunggu beberapa menit agar pintu itu dibuka.Biasanya akan ramai murid-murid lain terlambat tapi entah kenapa dengan hari ini tidak ada murid lain yang terlambat selain mereka berdua.
Biasanya Tasya tidak perlu menunggu jika telat,bisa saja dia mengatakan pada satpam itu bahwa dia anak pemilik sekolah tapi dia lebih memilih menunggu disini bersama Rey. Kebetulan satpam yang menjaga hari ini adalah satpam baru yang dipekerjakan oleh Bobby,satpam yang dulu sudah dipecat oleh Bobby karena sering menerim sogokan dari murid-murid nakal sehingga bisa seenaknya saja keluar masuk sekolah.
"Le,maaf ya gara-gara gue Lo jadi telat,lain kali Lo ngga perlu nungguin gue" ucap Tasya merasa tak enak, gara-gara menunggu dirinya Rey juga ikut terlambat.
Rey tersenyum "Ngga papa kok,gue senang kalo di hukum bareng lo"
Tasya mencubit perut Rey "Gombal aja terus bang"
Tasya mengeluarkan kotak bekal yang disiapkan oleh mamanya dari tasnya. Sambil menunggu pintu gerbang dibuka tidak ada salahnya kan makan dulu.
Kini posisi Tasya berada di atas motor Rey dan Rey berdiri tepat di depannya. Jadilah aksi suap menyuapi antara kedua remaja itu hingga tak sadar Pak Handoko telah berdiri dengan berkecak pinggang tak jauh dari mereka sambil menatap garang.
"Heh kalian!sudah terlambat masih sempat pacaran. Bagaimana bangsa akan maju jika generasinya seperti ini. Kalian itu sudah kelas 12 tidak ada waktu lagi buat main-main". Ucap Pak Handoko tegas dengan raut wajah serius.
Pak Handoko menunjuk Rey "Apalagi kamu Rey,kamu itu mantan ketua OSIS seharusnya mencerminkan perilaku yang baik buat adik kelas kalian"
"Dan kamu Tasya,kamu itu murid berprestasi tidak seharusnya seperti ini!"
Dalam hatinya Tasya menggerutu kesal pada Pak Handoko yang sejak tadi mengomel terus. Padahal ini kali pertama dia terlambat selama di kelas 12,lebay.
"Sebagai hukumannya silahkan kalian lari 10 keliling,Bapak akan mengawasi kalian dari jauh jadi jangan berpikir untuk kabur,mengerti?"
"Mengerti Pak" jawab mereka kompak. Setelah sekian lama berdiri sambil mendengarkan ocehan Pak Handoko akhirnya selesai juga,eitss jangan tenang dulu mereka harus menjalani hukuman sekarang juga.
Mereka mulai berlari mengelilingi lapangan di bawah teriknya matahari. Sedari tadi banyak yang memperhatikan apa yang sedang mereka lakukan.
"Mereka lagi ngapain tuh?"
"Gue juga mau dong dihukum bareng Rey"
"Couple goals banget ya"
Ini baru tiga putaran dan Tasya sudah merasa tak sanggup lagi untuk berlari. Ia sedikit menunduk meletakkan kedua tangannya di lutut sebagai tumpuan sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.
Rey menoleh ke arah Tasya yang kelihatan kelelahan yang berada di belakangnya. Kemudian dia berlari menghampiri gadis itu.
"Capek?istirahat aja dulu" Ucap Rey.
Tasya menggeleng bagaimana pun dia harus menyelesaikan hukumannya. Ia kembali menegakkan tubuhnya.
"Pegang" ucap Rey yang mengulurkan tangannya.
Awalnya Tasya menyerngit bingung tapi detik berikutnya dia melakukan apa yang Rey ucapkan. Tangan Tasya mendarat di tangan Rey seketika desiran aneh dirasakan dua insan yang berlawan jenis itu.
Rey membawa Tasya kembali berlari dengan saling berpegangan tangan. Hal itu membuat siswa/siswi yang melewati lapangan itu merasa tertarik untuk menonton,udah kayak drama Korea aja ya hehehe.
Mereka berdua sama sekali tak memperdulikan orang-orang yang melihat mereka,serasa dunia milik berdua ya,wkwkwk. Pak Handoko yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala memang murid jaman sekarang tidak mengenal tempat untuk pacaran.
"Hei,bapak suruh kerjakan hukuman kalian bukan malah pacaran" ucap Pak Handoko yang sedang mengawasi mereka dari tepi lapangan.
Tasya dan Rey sama sekali tak mempedulikan ucapan Pak Handoko mereka terus berlari sambil bergandengan berharap suatu saat mereka dapat melakukan hal seperti ini lagi.
Terkadang takdir hanya memberikan kesempatan untuk mengenalnya, bukan untuk memilikinya.Hidup dan mati ada dalam genggaman Ilahi.
Aku update lagi guys, maap ya akhir-akhir ini jarang banget update. Magerr woi ngetiknya.
Jangan lupa vote and komen!
Thank you buat kalian yang udah vote mudah-mudahan dimudahin uruusannya.See you next chapter👋
KAMU SEDANG MEMBACA
TASYA(SELESAI)
Teen FictionSetelah tamat akan direvisi Ini kisah Tasya,seorang gadis remaja yang hidupnya dihantui dengan kisah masa lalunya. Kejadian itu sangat jelas terbayang dibenaknya,berusaha untuk berdamai dengan masa lalunya tapi tidak semudah yang kalian bayangkan. S...