Chapter 17

128 14 1
                                    

Selamat membaca🙂

Tasya melihat ke arah jam berwarna biru yang melingkar di tangannya.

06.15

Ternyata dia datang terlalu pagi,dia memutuskan untuk ke ruang osis saja,tempat dimana seluruh panitia berkumpul. Barangkali sudah ada yang datang,pikirnya.

Ceklek

Rey yang sibuk dengan berkas di tangan melihat ke arah pintu yang terbuka. Tasya yang hanya melihat cuma ada Rey di ruangan itu ragu untuk masuk,bukan karena apa-apa hanya saja dia ingin menjauh.

Menjauh lebih baik,batin Tasya.

Saat Tasya akan memutar tubuhnya suara bariton khas pria itu menghentikannya.

"Bantuin"

Tasya terpaksa memutar kembali tubuhnya "Ha?" Tanya Tasya.

"Bantuin gue meriksa nih berkas" Jawab Rey,dengan terpaksa Tasya menganggukkan lagi pula dia adalah panitia juga.

"Mana?" Tanya Tasya.

Rey menyodorkan beberapa berkas yang harus Tasya periksa. Mereka bekerja tanpa bicara,tidak ada yang berniat untuk membuka suara keduanya fokus dengan pekerjaan mereka masing-masing.

"Aww" Ringis Tasya sambil memegangi kepalanya, saat ingin mengambil berkas dimeja tak sengaja kepalanya terbentur dengan kepala Rey.

Rey mengelus kepala Tasya yang terbentur dengan kepalanya tadi. Tatapan mereka bertemu untuk sekian kalinya.

"Eh maaf" Ucap Salsa yang baru saja masuk,membuat Rey dan Tasya tersadar. Lalu Rey kembali sibuk memeriksa berkas yang ditangannya.

"Udah lama Sya?" Tanya Salsa sambil mengambil tempat duduk di samping Tasya.

"Engga,baru kok"

Satu persatu para panitia berdatangan. Kini saatnya pembagian tugas,tugas dibagikan secara berkelompok. Salsa selaku sekretaris OSIS membacakan nama-nama panitia hingga tersisa hanya nama Tasya yang belum disebutkan.

Tasya mengangkat tangannya "Permisi,gue dibagian mana?" Tanya Tasya sejak tadi dia menyimak apa yang Salsa bacakan tapi tak mendengar Salsa menyebutkan namanya.

Salsa kembali mengecek kertas yang berada di tangan "Di daftar ini ngga ada nama Lo Saya,coba tanya sama Rey" kata Salsa.

Tasya mendecak sebal,Rey lagi. Padahal dia berusaha menghindar dari cowok itu tapi seakan-akan semesta mempertemukan mereka.

Disinilah Rey berada,berada di lapangan bersama dengan Tasya. Rey sengaja tidak membuat nama Tasya di daftar panitia,karena takutnya Tasya kecapean mengingat pertandingan baru di mulai siang hari. Karena paginya masih acara pembukaan.

Reynya aja yang lebay

Tasya menggerutu dalam hati, sejak tadi pagi terpaksa dia mengekori Rey. Sekarang dia hanya berdiri di pinggir lapangan berbeda dengan panitia lainnya yang harus berpanas-panasan di sana.

"Gue mau ke kantin beli minum,mau nitip ngga?"tanya Tasya,sebenarnya membeli minum hanya alibinya saja.

Rey beralih menatap Tasya "Boleh" lalu Rey kembali fokus memperhatikan pertandingan.

Tasya melangkahkan kakinya menuju kantin kebetulan disana ada sahabatnya dan... Syaysa.

"Woii cha sini!" Diva melambaikan-lambaikan tangannya.

"Kenapa?"tanya Tasya saat berada di dekat mereka tapi ngga duduk karena dia buru-buru,dia adalah panitia jadi tidak sempat untuk nongkrong di kantin.

TASYA(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang