Chapter 27

130 12 1
                                    

Selamat membaca❤

"Loh, pada mau kemana nih? " Tanya Dewi saat melihat Diva dan Tasya sudah rapi seperti ini, ini sangat langka mengingat kebiasaan kedua gadis itu jika hari libur akan mengurung diri seharian di kamar.

"Mau ketemu pacar dong tan" Jawab Diva.

"Yang udah punya pacar mah beda ya" Sindir Dewi.

Tasya memeluk sang mama "Uuu mamaku sayang.... Papa 'kan ada ga usah sedih ya kalo bisa bikin adek buat Tasya" Ucap Tasya blak-blakan.

"Sya... Ngomongnya yang bener mama ga pernah ngajarin kayak gitu" Ucap Dewi memperingati sang anak.

"Becanda doang ma"

Tin tin tin

"Yuk cha,kayanya udah dateng tuh. Tan kita pergi dulu ya" Pamit Diva.

"Iya sayang, eh Sya mama bisa minta tolong ga beliin gado-gado yang deket perempatan" Pinta Dewi.

"Oke ma, Tasya pergi dulu ya bye" Tasya mengecup pipi Dewi.

Tasya dan Diva melangkah menuju luar rumah. Hari ini mereka akan triple date. Parkir di depan rumah Tasya di penuhi mobil-mobil mewah di tambah lagi mobil milik Rey, Gavin dan Aldo.

"Le, kenapa ga bawa motor aja? " Tanya Tasya, jika bersama Rey dia lebih suka menaiki motor dari pada mobil.

"Gapapa, besok-besok kita jalan pake motor" Balas Rey.

.
.
.
.
.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, kini merek berenam berada di mall yang terkenal di ibu kota. Sejak tadi banyak yang menatap mereka,tapi sama sekali tidak dipedulikan oleh mereka.

"Gimana kalo kita nonton?" Tanya Abel.

"Boleh juga tuh" Balas Aldo yang setuju dengan ucapan Abel.

"Gue ga ikut, kalian aja yang nonton" Tolak Tasya.

"Yah ga seru dong kalo ga bareng-bareng, lo masih takut cha? " Tanya Abel.

Tasya mengangguk, sebenarnya ia ingin ikut nonton tapi ia tidak sanggup dengan suasana di dalam sana yang gelap.

Rey meletakkan tangannya ke pundak Tasya "Tenang Sya, ada aku kok kamu ga perlu takut" Rey berusaha meyakinkan Tasya, dia harus melawan rasa takut itu.

Tasya menghela nafas pasrah "Oke"

Rey menggenggam tangan mungil milik gadisnya, memberikan kekuatan agar gadis itu bisa melawan rasa takutnya.

"Masih takut? " Tanya Rey.

Tasya menganggukkan kepalanya, ia sama sekali tak berani membuka matanya.

"Dengerin aku ya, sekarang buka mata kamu"

Tasya membuka matanya sesuai perintah Rey tadi.

"Masih takut? "

Tasya menggeleng, tidak seburuk yang ia pikirkan. Setelah ini ia tak perlu merasa takut lagi pada kegelapan.

"Makasih ya Le" Tasya tersenyum manis ke arah Rey yang membuat jantung Rey berdegup tak karuan.

Hampir satu jam mereka berada di dalam bioskop, dan kini filmnya telah berakhir. Sekarang mereka memutuskan untuk makan mengingat hari ini sudah siang.

TASYA(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang