JC-9 (Nengok Jagoan)

6K 331 34
                                    


     Key mengembuskan napas berat, dia baru saja mendapat penolakan judul untuk skripsi yang dia ajukan.  Jika dia tidak bisa cepat-cepat menyelesaikan semua maka dia tidak akan bisa kerja penuh waktu.

"Lam, lo lihat Alin?" Key bertanya kepada Alam yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

"Kagak, gue udah gamau lihat dia lagi. Lo kenapa juga bisa suka sama cewek matre kayak dia."

"Ya, namanya cinta Lam. Mau gimana lagi, lo juga kenapa suka sama Poppy, udah tahu Poppy gak suka sama lo. Alin itu gak matre banget, kok, namanya juga hidup dengan harta berlimpah sejak kecil, sudah pasti dia susah menerima kenyataan."

"Lo itu terlalu baik jadi cowok. Jadi jahat, kok, setengah-setengah. Udah hamilin anak orang masih baik aja."

"Ye! Lo, sih, ngasih ide gak nanggung-nanggung, mana tahan aku sekamar sama ayang Alin yang sexy menggoda. Bodi kayak gitar Spanyol juga."

"Cih! Masih menggoda si Poppy juga. Dahlah, gue mau pulang aja, urus itu judul yang tertolak lo!"

Alam berlalu begitu saja, Key ingin sekali melempar buku yang dia bawa tadi. Key mengembuskan napas sebelum ikut berdiri dan pergi.

Dia harus segera menemukan Alin untuk memeriksakan kandungan anak itu sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan setelah drama bunuh diri yang gagal waktu itu.

"Ah, ke mana perginya, Alin, ya."

Setelah berkeliling dan tidak menemukan Alin Key memutuskan untuk pulang dan mencari Alin di rumahnya.

Key mengembuskan napas berat, ini pertama kali Key datang ke rumah Alin seorang diri. Semoga Alin berada di rumah.

Setelah memencet bel beberapa saat seorang laki-laki sudah berumur membuka gerbang, dia mengerutkan kening sebelum tersenyum dan membiarkan Key masuk. Penjaga gerbang Alin memang sudah mengenalnya setelah beberapa kali diajak ke sana oleh Alam dan yang lainnya.

"Tunggu sebentar, Den, biar saya bilang ke belakang dulu."

Dia harus mengajak Alin untuk memeriksakan kandungan. Apa pun yang terjadi.

"Sebentar lagi kata Non Alin pasti keluar, Den."

Key mengangguk dengan patuh tidak lama memang Alin keluar dengan wajah bersungut-sungut.

"Ada apa lo ke sini? Suasana hati gue sedang tisak baik!" Alin segera menodong Key dengan kata-kata yang pedas.

"Alin, ayo periksa ke dokter anak kita. Aku mau lihat anak kita," ujar Key sembari tersenyum.

"Goblok! Ini itu anak gue sama Alam. Ngaku-ngaku aja." Alin menatap Key dengan tatapan tajam dan menusuk.

Terlihat sekali emosi Alin sedang menggebu-gebu. Ibu Alin terlihat datang dengan senyum yang lebar, dia menghampiri Alin dan Key.

"Alin, calon suaminya, kok, gak disuruh masuk?" Devi membuka suara membuat Alin membuang napas kasar.

"Tidak usah, Tante. Cuma mau ngajak Alin ke dokter kandungan saja, kok. Mau periksa kandungan Alin."

Devi terlihat tersenyum dan menatap Key dengan bangga. Entah dia harus mengatakan apa tentang calon menantunya yang begitu perhatian kepada Alin.

"Alin, nurut, dong, kalau diajak demi kebaikan yang nurut. Biar lahirannya lancar."

Alin memutar bola mata malas. Sungguh dia tidak mengerti yang menjadi anak kandung itu dia atau Key? Mau tak mau sebelum ditekan seperti tadi dia harus menerima ajakan Key yang mengajaknya memeriksakan anaknya.

Setelah Alin mengangguk Key tersenyum, rasanya bahagia bisa menemani memeriksakan kandungan. Meski dia belum begitu mapan, setidaknya dia bisa membiayai untuk memeriksa kandungan kali ini.














.








Ehek ehek ehek ketemu lagi dengan babang Bucin.

Semoga suka

Salam sayang

14 Juli 2020

Jebakan Cinta si Bucin (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang