Yang baca plus komen semangat, yang ngetik juga semangat.
Seluruh keluarga Key dan Alin terlihat sibuk menyiapkan berbagai macam hal untuk acara tujuh bulanan malam ini.
Semua terlihat antusias dengan acara ini. Benar kata Key dulu, badan Alin memang sudah tidak se-sexy dulu. Alim terlihat imut dengan perut yang sudah membesar itu.
"Key benar-benar bertanggung jawab penuh terhadap kehamilan Alin, dia sudah mau membuat acara tujuh bulanan yang terlihat sekali sangat meriah," komentar salah satu saudara Key yang ikut membantu di sana.
"Ya, begitulah, padahal dia masih kuliah sudah berani membuat acara besar seperti ini. Aku khawatir dia mendapat uang dari mana." Lagi-lagi saudara Key menimpali.
"Maklum, namanya anak pertama. Pasti rameh-rameh, meski harus mengutang juga tidak masalah," sahut tetangga sebelah.
Alin bungkam, benar ini memang anak pertama. Namun, Alin kembali berpikir dari mana Key mendapat uang banyak, tidak mungkin Key akan mengutang, 'kan?
"Key tidak mungkin mengutang untuk acara ini, Key bukan laki-laki seperti itu, jaga bicara kalian!" ucap Alin dengan lantang.
Entah kenapa dia tidak terima mendengar ada yang mengatakan sesuatu yang tidak-tidak mengenai Key, dia tidak suka. Karena jika sudah begitu nama Alin yanh akan terkena imbasnya.
Suara Alin yang lantang membuat orang yang membantu di sana menghentikan aktivitas dan menatap Alin.
Serena menghampiri Alin yang masih berdiri di tempatnya dengan tatapan tidak suka kepada saudara juga tetangga mereka.
"Alin, tidak baik berbicara begitu," ucap Serena mengelus pundak Alin.
Alin tidak suka mendengar percakapan itu, kenapa tidak suka? Pasalnya sudah membawa namanya jika diteruskan tetangganya itu pasti akan membawa nama Alin sebagai pelaku yang memaksa Key membuat pesta semeriah ini. Dia tidak menyukai tetangganya yang itu.
"Alin jaga bicara, ya, ada anak kecil yang di dalam perutmu!" tegur Devi.
Alin melengos tidak mendengarkan perkataan mertua juga ibunya.
Mereka tidak tahu saja seperti apa sifat dari tetangganya yang itu."Apa-apaan Key yang berlebihan seperti ini! Sok-sokan kaya padahal rumah belum juga pindah!" omel Alin kesal.
Key tersenyum melihat banyaknya buah-buahan yang baru saja dia pesan. Serena memintanya untuk membeli buah-buahan tujuh warna yang digunakan untuk rujakan nanti.
Membayangkan Alin akan membuat rujak Key tersenyum sendiri. Key bersyukur usahanya berkembang dengan cepat sehingga bisa membuat acara yang meriah untuk anaknya.
"Beli buahnya banyak, banget, Mas?" tanya penjual yang meladeni Key.
"Untuk acara tujuh bulanan istri," jawab Key dengan santai.
"Oh, tujuh bulanan. Rujakan orang hamil itu enak, loh. Pantesan mas beli banyak buah. Istrinya pasti beruntung banget punya suami yang seperti Mas. Sudah perhatian baik hati pula," ucap gadis itu sambil memasukkan buah ke dalam kresek.
Lagi-lagi Key tersenyum dan berkata, "Itu tidak mungkin, aku masih terlalu rendah untuk bisa membuatnya bangga. Berapa semuanya, Buk?"
Penjual itu menyebutkan angka yang harus Key bayar, setelah membayar semua itu Key segera meninggalkan tempat itu.
Bagi Key, dirinya belum cukup baik untuk membuat Alin beruntung mendapatkannya. Masih banyak celah di dirinya yang pasti masih Alin benci. Dia belum bisa sekaya Alam.
Jika berhasil sekaya itu mungkin bisa menyebut dirinya sebagai laki-laki yang berhasil membuat Alin bahagia.
"Tunggu aku, Ayang. Aku pasti bisa membuatmu bangga menikah dengan aku."
Semoga suka.
Salam sayang
7 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Jebakan Cinta si Bucin (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita sudah tamat dan masih lengkap. Follow dulu sebelum baca) "Alin, ayo periksa ke dokter anak kita. Aku mau lihat anak kita." "Goblok! Ini itu anak gue sama Alam. Ngaku-ngaku aja." Keyvano menyukai Alin, tetapi Alin menyukai Alam. Alin tidur d...