Key membuka matanya, tubuhnya sangat sulit untuk digerakkan, semua terasa kaku dan berat. Matanya menjelajahi ruangan di sana. Bau obat-obatan yang menyengat membuat Key bisa menebak di mana dia berada.
Key sudah bisa menebak ke mana dia akan berakhir setelah kecelakaan itu. Namun, yang menjadi pertanyaan Key adalah apa dia lumpuh kenapa tidak bisa menggerakkan badan sama sekali.
Alin juga terlihat masih terlelap di alam tidur, ada yang janggal dengan tidur Alin, dia terlihat resah.
Benar, Key memang tidak bisa melakukan apa pun di saat seperti, bahkan suara pun tidak keluar sama sekali.
"TIDAK!" teriak Alin menggema di dalam ruang rawat milik Key.
Alin merasakan tangan yang digenggam bergerak meski pelan, matanya menatap ke arah wajah Key dengan perasaan cemas.
"Lin," sapa Key pelan bahkan lebih terdengar seperti bisikan.
Alin membulatkan mata saat melihat Key membuka matanya. Tangannya yang bebas ia gunakan untuk menampar pipinya untuk meyakinkan bahwa ini bukan hanya sebuah ilusi.
"Key, kau sudah membuka mata?" bisik Alin di dalam dirinya dan terlihat antusias.
Tanpa menunggu lama, Alin segera memanggil pihak medis untuk melaporkan bahwa Key telah membuka mata.
Setelah melakukan beberapa instruksi dari dokter, kini hanya tersisa Alin dan Key.
"Aku senang, akhirnya kamu membuka mata. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika sampai terjadi sesuatu yang tidak-tidak kepadamu. Aku tidak akan memaafkan diriku," ujar Alin dengan diiringi tangisan.
"Kamu kenapa jahat sekali, kenapa ninggalin aku begitu saja. Aku kesepian, kenapa jahat sekali," tangis Alin dan memeluk Key yang masih belum mengerti dengan keadaan kali ini.
Key masih cukup terkejut dengan apa yang terjadi, Alin menangis untuknya, Alin memeluknya. Sesuatu yang Key terwujud, terlebih cara bicara Alin yang mulai berubah, entah apa yang terjadi. Namun, dia bersyukur untuk semua ini.
Dengan susah payah Key mengangkat tangannya yang terasa sangat sulit digerakkan. Bergerak perlahan untuk menyentuh rambut Alin.
"Ja ... ng ... an me ... nang ... is," ucap Key dengan susah payah.
Suaranya terasa hilang, mulutnya sangat sulit untuk digerakkan. Alin yang mendengar itu semakin keras menangisnya. Dia mengutuk diri sendiri di dalam hati karena telah membuat Key kesusahan untuk berbicara.
"Jangan banyak bicara dulu."
Alin menatap wajah Key dan berpusat di mata. Mata yang menatap penuh kerinduan di sana, mata yang memiliki kenyamanan tersendiri. Bodohnya Alin tidak menyadari bahwa mata milik Key begitu indah.
"Jangan pernah meninggalkanku lagi," ucap Alin.
Key tersenyum dan menjawab, "Ya."
Alin tersenyum mendengar suara Key. Suara yang selalu menganggunya dan segala macam. Suara yang Alin rindukan saat ada dalam masalah.
"Aku akan menghubungi mama dan papa, dia pasti bahagia mendengarmu sudah baikan."
Alin begitu antusias terlebih setelah Key sudah bisa mengeluarkan suara setelah diberi minum oleh dokter tadi. Setelah itu Key sudah berhasil membuka suara meski masih susah.
Yo, versi full kalian bisa beli e-booknya. Ini hanya untuk meluruskan buat yang kebingungan dengan spin off dari cerita ini.Saat ini versi e-book belum nongol, maklum, lagi pindah tempat untuk jual e-booknya. Akun sendiri eror🤧🤧🤧
Atau kalian bisa beli versi pdf-nya ke aku🤣🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Jebakan Cinta si Bucin (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita sudah tamat dan masih lengkap. Follow dulu sebelum baca) "Alin, ayo periksa ke dokter anak kita. Aku mau lihat anak kita." "Goblok! Ini itu anak gue sama Alam. Ngaku-ngaku aja." Keyvano menyukai Alin, tetapi Alin menyukai Alam. Alin tidur d...