JC-17 (Buah yang Mulai Panen)

3.9K 264 9
                                    

Yang baca plus komen semangat, yang ngetik juga semangat.

   Key tersenyum puas saat kafe yang dia kelola beberapa bulan ini sudah mulai menunjukkan hasil bahwa dia telah sukses membangun semua itu.

Berkat bantuan dan saran dari Hendra kafe yang dia kelola bisa dengan cepat maju. Tidak lupa pula Alam yang membantu merekomendasikan kepada temannya.

"Dengan begini aku pasti bisa cepet membayar semua hutangku tanpa diketahui Alin atau yang lainnya," bisik Key.

Memang, saat ini kafe yang dia miliki belum memiliki nama seperti milik Hendra, tetapi Key yakin, suatu saat dia pasti bisa melampaui Hendra seperti kata Hendra.

Membicarakan skripsi. Skripsi milik Key sudah selesai beberapa bulan lalu. Kini dia harus bersantai dan fokus terhadap bekerja juga mengurus Alin.

Kandungan Alin kini memasuki bulan ketujuh, hanya tinggal menghitung bulan dia akan menjadi seorang ayah.
Seberat apa pun permintaan Alin Key akan menuruti semua keinginan itu.

"Masih belum mau memberitahu Alin tentang kafemu?" Pertanyaan yang datang dari laki-laki di hadapannya membuat Key tersentak dan menggeleng.

"Masih kurang jika ingin membuat bangga memiliki suami sepertiku," ujar meminum jus yang dia minta tadi.

Saat ini Key sedang duduk bersantai dengan Alam di kafe miliknya.

Banyak pengunjung yang berdatangan ke sana. Namun, bagi Key itu belum cukup untuk dia banggakan kepada istrinya jika dirinya sendiri masih terlilit banyak hutang.

Uang yang dia pinjam dari neneknya benar-benar terpakai semua. Namun, bagi Key itu tidak masalah, yang terpenting secara perlahan uang itu akan segera pulih jika pengunjung terus seperti ini.

Sepi dan ramainya pengunjung tergantung suasana juga terdapat dari gaya kafe tersebut. Key mengusung beberapa gaya yang dia gunakan, hampir setiap satu bulan setengah maka tatanan dan lain sebagainya akan berganti agar pengunjung tidak bosan dengan yang tersaji di sana.

"Gue salut sama lo. Sebagai teman gue bangga sama lo yang sudah berjuang begitu keras untuk semua ini," puji Alam.

"Ini juga karena bantuan lo. Tanpa lo bantu promosi juga gue gak bakal bisa kayak sekarang," ucap Key.

"Santai aja lagi, kayak ke siapa aja. Ini juga hasil jerih payah lo juga yang buat pengunjung betah."

Key mengangguk, dia juga sudah berjuang keras untuk mempertahankan apa yang sudah Alam bantu.

Ponsel Key berbunyi, nama alay muncul sana 'My Honey Bunny Sweety Alin' Alam yang melihat itu berdecih kesal. Key tetap saja bucin tidak berubah padahal sudah banyak luka yang ditorehkan oleh Alin.

"Ya, Ayang Alin, kenapa? Sudah kangen, ya?" sapa Key dengan riang.

"Apa? Kamu mau makan ayam betutu dari Badung?" ucap Key tidak percaya.

Alam terlihat memutar mata melihat itu. Padahal ayam betutu di sini juga banyak kenapa meminta yang dari Bandung?
Key terlihat tersenyum masam saat mendengar jawaban di sana.

"Bukan seperti itu. Tentu saja, aku pasti akan membelikannya. Tunggu, ya."

Setelah percakapan singkat itu Key melatakkan ponselnya di meja.

"Beliin aja di pinggir jalan, pasti banyak penjual ayam betutu," ujar Alam.

"Gak boleh begitu, kata Mama saat ibu hamil menginginkan sesuatu pasti bisa membedakan mana yang asli dari tempatnya atau di tempat lain."

Melihat Key yang begitu perhatian Alam teringat dengan Poppy, mereka sudah beberapa kali melakukannya, tetapi anehnya Poppy belum juga hamil. Apa mungkin gadis itu meminum pil pencegah kehamilan?

"Terserah lo, dah!" Alam sudah malas membahas tentang Alin dia sudah muak dengan Alin yang terus-menerus menggunakan Key agar bisa bertemu dengannya.

"Oke, baiklah, aku akan pergi lebih dulu. Jaga kafenya, ya," pesan Key.

"Butuh imbalan juga, bantuin buat revisi skripsiku," tawar Alam.

"Selain itu, harus bermain dengan adil tidak boleh meminta bantuan orang lain!"

Alam mendengkus, jika sudah begini Key tidak akan mau membantunya.


















Hiyaaaaa hiyaaaaa up lagi, semoga suka.

Salam sayang

4 Agustus 2020

Jebakan Cinta si Bucin (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang