Key mengikuti pelayan yang katanya akan mengantar ke kamar Alin.
Senyum Key tidak pernah pudar seiring langkah demi langkah yang dia ambil. Memang kemarahan pasti muncul saat tahu Key berada di dalam kamarnya saat pagi seperti ini."Membangunkan Alin di pagi hari begini membuat kita terlihat seperti sepasang suami istri." Pikiran Key mulai melayang ke mana-mana di saat seperti ini.
Pelayan tadi berhenti di sebuah pintu yang masih tertutup rapi, seakan mengatakan itu kamar Alin. Key menatap tajam pintu tersebut, mendadak penyakit gugupnya menyerang.
Setelah Key mengangguk pelayan itu segera pergi meninggalkannya yang masih mematung seperti orang bodoh di depan pintu. Mengembuskan napas beberapa kali sebelum benar-benar membuka pintu itu.
Tidak terkunci, Key merasakan tangannya tiba-tiba berair, kesan pertama yang didapat adalah udara dingin yang dihasilkan AC membuat Key sedikit bergidik.
"Alin kuat sekali tidur dingin seperti ini," keluh Key sembari terus masuk dan menemukan Alin masih di bawah selimut tebal memeluk guling dengan erat.
Melihat itu Key teringat dengan pagi setelah mereka melakukan hubungan intim itu. Satu senyuman terbit, wajah damai dari Alin membuatnya lagi-lagi terpesona dengan wajah itu. Wajah yang selalu menatapnya penuh kebencian kini terlihat polos tidak memiliki dosa sama sekali.
Key berjalan semakin mendekat untuk menyaksikan wajah damai yang tidak pernah dia temui di manapun. Dielusnya pipi Alin yang terasa dingin karena udara AC. Mematikan AC adalah cara agar udara dingin semakin berkurang.
"Alin, ayo bangun," ujar Key setelah puas mengagumi wajah Alin yang tertidur.
Key membangunkan dengan mengguncang tubuh Alin, akhirnya berhasil.
"Nanti dulu, Bi. Masih mimpi Alam juga udah digangguin Mulu!" Alin menutupi seluruh tubuh dengan selimutnya.
"Mau ketemu Alam atau tidak?" Key sedikit menaikkan suaranya saat mendengar perkataan Alin.
Hati kecilnya sakit saat tahu Alin begitu mengharapkan Alam dan terasa tidak ada harapan untuk dirinya.
Seakan sadar suara yang membangunkannya bukan perempuan Alin segera membuka selimut dan duduk dengan cepat.
"Lo! Ngapain lo di sini?!" Alin berteriak dengan kencang saat melihat Key yang menampilkan senyum lebarnya.
"Aku membangunkanmu, katanya dede bayi mau ketemu calon pamannya," jawab Key dengan senyum lebar.
Alin terpaku melihat senyum lebar itu. Entah dia sudah gila atau apa. Senyuman key kali ini terasa bersinar penuh dengan kehangatan mengisi sesuatu yang kosong di dalam hatinya.
Merasa dirinya sudah tidak waras Alin segera memalingkan wajah. "Kalau begitu lo cepet keluar, gue mau mandi!"
Key terheran dengan respons Alin kali ini, Alin tidak marah dibangunkan olehnya? Apa ini sebuah kemajuan? Rupanya Dewi Keberuntungan masih berpihak kepadanya. Senyum Key langsung terbit saat memikirkan itu.
Key keluar dari kamar Alin setelah mendengar perkataan tadi. Rupanya hari ini sudah tidak terhitung berapa kali dia tersenyum. Key bahagia dan berharap hari selanjutnya akan seperti ini.
Mereka kini sedang dalam perjalanan menuju rumah Key. Alin mengerutkan kening saat memasuki perumahan biasa. Dalam benak Alin bertanya-tanya tidak mungkin, 'kan, Alam yang kaya raya tinggal di perumahan sederhana seperti ini?
Pikirannya terjawab sudah saat Key menghentikan mobil di depan pagar pendek suasana di sana juga sangat ramai dengan banyaknya orang yang sedang belanja di tukang sayur.
Mereka terlihat memperhatikan mobil mewah yang berhenti di dekat mereka.
"Lo ngapain bawa gue ke rumah lo?!" sentak Alin tidak terima sebelum mereka keluar.
"Alam bakal ke rumahku hari ini. Jadi, tidak ada salahnya aku membawamu ke sini, bertemu dengan Alam di sini."
Alin melotot, dia merasa dipermainkan.
"Lo permainin gue? Lo bilang bakal ngajak gue ke tempat Alam!" tuduh Alin tidak terima.
Key menatap ke depan tanpa ekspresi membuat Alin kebingungan dengan sikap Key.
"Gue gak pernah mainin lo. Justru lo yang sering permainin gue, gue tahu bertemu Alam bukan keinginan anak gue, tapi keinginan lo! Gue juga tahu lo cuma mau tahu di mana Alam tinggal. Gue itu bukan orang bodoh yang bisa dengan mudah Lo bodohi!" Key mengatakan itu dengan wajah tanpa ekspresi.
Kata-kata yang keluar dengan begitu mudah, membuat Alin terpaku, Key memanggil lo-gue saat berbicara tadi? Hatinya tercubit nada bicara Key yang seperti itu.
"Nah, sudah. Ayo kita keluar Ayang Alin," ucap Key dengan nada lebay seperti biasanya seakan tidak mengatakan hal seperti tadi.
Ibu-ibu kompleks terperangah saat melihat Key dan Alin yang keluar dari mobil itu.
.
Asek, akhirnya update juga.
Versi Alin bisa dibaca di akun Kanalda_ok
Semoga suka.
Salam Sayang
20 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Jebakan Cinta si Bucin (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita sudah tamat dan masih lengkap. Follow dulu sebelum baca) "Alin, ayo periksa ke dokter anak kita. Aku mau lihat anak kita." "Goblok! Ini itu anak gue sama Alam. Ngaku-ngaku aja." Keyvano menyukai Alin, tetapi Alin menyukai Alam. Alin tidur d...