JC- 19 (Insiden)

4.6K 298 41
                                    

   Yang baca plus komen semangat, yang ngetik juga semangat.

      Satu Minggu sudah sejak acara tujuh bulanan Alin. Sejak saat itu juga Key menjadi lebih memanjakan Alin.

"Aku berangkat kerja dulu, kalau kamu mau apa-apa tinggal bilang, ya," pamit Key.

Sesuai perkataan Key, Alin memang tidak melakukan pekerjaan apa pun, dia hanya tinggal duduk dan menerima hasil, kurang enak apalagi menjadi istri seorang Keyvano.

"Hmm." Hanya sahutan yang Alin berikan kepada Key.

Hanya sahutan seperti itu bagi Key sudah cukup, Key mengecup kening Alin sebentar dan berlalu pergi meninggalkan Alin. Key pasti akan merindukan Alin saat dia mulai bekerja. Namun, selalu menahan diri agar tidak menghubungi terus menerus.

Key menghentikan langkahnya saat hendak berangkat bekerja, seakan dia enggan untuk berpisah dengan Alin dan anaknya.

"Kenapa berhenti?" protes Alin lantaran Key tidak lagi berjalan.

"Rasanya aku ingin di rumah saja. Sesekali bolos kerja tidak masalah, Ayang, aku kangen," ucap Key dengan manja dan berbalik menuju ke tempat semula.

Alin melotot mendengar itu. "Hah?! Apa lo bilang? Kangen apa?"

Key duduk di sebelah Alin dan memeluknya begitu saja.

"Apaan, sih! Lepasin goblok!" Alin mencoba meronta meminta agar Key melepas pelukannya.

"Hari ini aku gak bekerja, ya. Tidak apa-apa, 'kan?" rayu Key.

Rayuan itu justru terdengar menjijikkan di telinga Alin. Kebebasan Alin hanya saat Key berangkat kerja, jika suaminya itu tidak bekerja kapan dia bisa bebas?

"Kalau lo gak kerja dan dipecat sama bos lo, siapa yang mau ngasih makan anak lo nanti? Mau dikasih makan pasir?!"

Key mengerucutkan bibir beberapa senti mendengar perkataan Alin, tetapi meski begitu Key tidak kunjung beranjak dari tempat duduknya. Key benar-benar berniat untuk tidak bekerja atau ke mana pun.

"Pokoknya hari ini aku tidak mau kerja!" putus Key merebahkan diri di pangkuan Alin.

Alin tidak percaya ini, Key benar-benar serius dengan keinginannya tidak bekerja untuk hari ini.

"Terserah! Terserah lo!" Alin beranjak dari duduknya yang mengakibatkan kepala Key terjatuh ke sofa.

Alin meninggalkan Key menuju kamar, dia benar-benar kesal dengan Key yang malas bekerja hari ini. Alin ingin Key cepat kaya dan segera pindah dari rumah kecil seperti ini.

Key mengubah posisinya menjadi kembali duduk, dia menghela napas berat. Kehidupan rumah tangganya masih terus berjalan seperti ini tidak ada cinta dari Alin sama sekali.

Jika ditanya apa Key bosan? Tentu saja tidak, Key tidak pernah bosan, dia hanya lelah dan beristirahat barang sejenak. Terkadang juga ia memikirkan bagaimana reaksi Alin andai kata dirinya sakit parah. Yang terlintas di kepalanya adalah tawa penuh kemenangan milik istrinya.

"Setidaknya aku akan beristirahat untuk hari ini."

Key benar-benar masih teguh dengan niat awalnya, tidak bekerja. Seharian ini Key hanya melayani Alin ini dan itu. Hari yang cerah berubah menjadi lebih gelap kala hujan mulai turun.

"Aku mau ketemu Alam. Bisa gak lo bawa Alam ke sini?" tanya Alin yang lebih terdengar seperti perintah bagi Key.

"Tapi masih hujan, Yang, nanti tunggu hujan reda, ya."

"Gak mau tahu, aku maunya sekarang, ya, sekarang!"

Key mengangguk dan mencoba menghubungi Alam, karena tidak mungkin dirinya yang menjemput laki-laki itu di tengah hujan deras seperti ini. Berkali-kali Key menghubungi Alam, tetapi tidak ada sahutan dari sana.

"Alam tidak bisa dihubungi, Sayang. Nanti saja, ya, kalau hujan sudah reda?" bujuk Key.

"Gamau, pokoknya aku mau sekarang!"

Mendengar itu Key mengerti, dia mengerti harus bagaimana, Alin memintanya untuk menjemput Alam apa pun yang terjadi.

Mengambil jas hujan dan kunci motor, dia memang harus memaksakan diri untuk menjemput Alam.

"Aku berangkat sekarang. Ayo tersenyum dulu, aku akan menjemput Alam untukmu."

"Gak!"

Key tersenyum kecut, Alin tidak akan mau tersenyum untuk dirinya, itu adalah fakta. Key melenggang dan mengeluarkan motor miliknya untuk menerjang hujan lebat yang terjadi.

Dingin? Tentu saja. Namun, semua itu tidak terkira dengan senyuman yang akan Alin tunjukkan saat dia berhasil membawa Alam ke rumahnya.

Hujan yang semakin deras pandangan yang semakin tidak bisa melihat dengan jelas karena dinginnya air yang jatuh dari langit begitu deras sehingga membuat Key harus ekstra hati-hati.

Semua itu terjadi begitu cepat saat berada di tikungan tajam dan sebuah truk yang tiba-tiba saja muncul dari depan. Key yang tidak siap pun terserempet  dan terjatuh. Key tidak tahu apa pun karena semuanya menjadi gelap seiring dengan banyaknya darah yang keluar.

"Alin!" panggil Key saat matanya tertutup kala itu juga.

Nama yang terucap hingga mata tertutup dan menjadi gelap.







Demi mengejar ending bareng aku up sekarang. Meski jadwalnya besok, sih.

Besok adalah pengumuman endingnya.

Semoga suka.

Salam sayang

9 Maret 2020

Jebakan Cinta si Bucin (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang