Ten

193 49 2
                                    

Malam semakin larut, hewan-hewan malam pun kian terdengar. Cahaya bulan dan bintang kian bersinar.

Cerah seperti wajah cantik dengan sejuta semangat di jiwanya.

Tangan nya masih lihai mencatat pesanan dari semua pelanggannya.

Tetes keringat tak menjadi masalah baginya, yang terpenting hasil kerjanya.

"Anjani, kamu antar makanan ini ke meja nomor lima yah," ucap rekan sebaya nya, Fatimah.

"Oke," jawab Anjani penuh semangat.

Ia pun segera menghantarkan makanan itu, kemudian kembali lagi ke belakang Cafe.

"Oh iya Njan. Hari ini ada pekerja baru, cowok," ucap Fatimah setelah beberapa menit hening.

"Iya? Mana?" tanya Anjani basa-basi, karena sejujurnya ia tak ingin lebih tahu.

"Itu," tunjuk Fatimah ke arah pria yang ia maksud tadi.

"Namanya Sarga, Sargamilang anandhito," lanjut Fatimah.

"Oh," Hanya itu jawaban Anjani.

Kemudian keduanya pun diam kembali, pengunjung satu persatu mulai beranjak pergi.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Wajar saja jika jam segini Cafe masih ada pengunjung, karena ini malam Minggu.

"Ntar pulang aku antar yah Njan?" ucap Hamzah, laki-laki yang biasa mengantar Anjani pulang.

"Ok," Jawab Anjani singkat, la tidak menyukai basa-basi.

***

Sementara di tempat lain, seorang pria paruh baya tengah  bekerja penuh semangat dengan  mesin jahit nya.

Ia benar-benar menyukai tempat ini, juga suasana baru nya. Apalagi rumah megah nya, sungguh menyenangkan hati.

Memang. Ia cukup mata duitan.
Bahkan duit orang saja ia embat habis entah untuk apa.

Mungkin, main lagi. Pekerjaan sebelumnya hanya main dan main. Tak memperdulikan anak istri yang bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya.

Ia beranjak dari mesin jahitnya, kemudian menghampiri sang atasan cantik pemegang usaha konveksi ini sekaligus pemilik rumah besar ini.

'Sudah cantik, kaya pula' Pikir Tino, Ayah Anjani. Benar-benar gila harta.

"Permisi bu," ucap nya, sopan, pura-pura sopan.

"Oh iya ada apa?" jawab perempuan itu.

"Perkenalkan nama saya Tino, pekerja baru disini," lanjutnya memperkenalkan diri.

"Oh, iya kemarin bapak sudah ngomong sama saya tentang kamu. Selamat datang yah," Jelas perempuan tadi.

"Iya bu, terima kasih,"

***

Anjani semakin gusar saja, sudah terhitung tiga hari Ayah nya tak pulang. Semua tempat telah ia datangi, guna mencari sang Ayah.

Sebenarnya, yang membuat gusar Anjani, bukan Ayah nya yang tak kunjung pulang. Melainkan sang Ibu.

Ibu nya terus melamun dan sering tidak mau makan. Ibu Anjani, sangat mencintai Ayah nya.

Yang mungkin saja sang Ayah tak memperdulikannya.

"Gimana ini Ya Allah," ucap Anjani sendiri.

Dirinya benar-benar dilanda kecemasan, pasalnya pukul dua dini hari, sang Ibu mengigau lumayan keras. Membuatnya terbangun dari tidur.

Tanpa pikir panjang, ia mengambil air wudhu dan melaksanakan solat tahajud.

Selesai solat ia berdoa "Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang maha tinggi lagi maha suci yang aku cintai."

"Ya Allah mohon berilah petunjukmu, bantulah hamba Ya Allah. Ya Allah dimana pun  Ayah berada, mohon lindungi lah beliau Ya Allah,"

"Rabbilfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbaya nisoghiroh,"

Anjani berdoa dengan penuh harapan, semoga Allah memberi nya petunjuk.

***

Pagi pun menjelang, seperti biasa Anjani pergi ke Sekolah.

"Anjani pamit yah Bu," Pamit Anjani sopan, namun sang Ibu hanya diam.

'Ya allah Ibu,' Batin Anjani.

Tak mengambil hati, Anjani tetap menyalami tangan Ibu nya.

Kaki nya mulai melangkah. Pikiran nya kacau.

Bagaimana tidak kacau? Besok ia harus mengikuti lomba cerdas cermat, sedangkan masalah nya saja terus mengganggunya.

"Aku serahkan semuanya kepada-Mu, Ya Allah," gumam Anjani di sela-sela perjalanan nya.

Ia pun sampai, suasana Sekolah masih sepi, kemudian memutuskan untuk ke Toilet terlebih dahulu.

Tangan nya sudah diatas gagang pintu, namun ia tarik kembali tatkala mendengar suara sahabat-sahabat nya.

"Yara, tolong jangan kita berhenti melakukan ini," suuara serak milik Fasha.

"Ini perbuatan dosa, Yara," lannjut nya.

Jadi benar? Mereka menggunakan narkoba?

















Gimana kabar hari ini? Langgeng sama pacar?
Atau udah putus?

Gimana untuk part ini?
Lanjut gak?
Krisar nya dong.

-Pecinta dinding jingga♡








Aku Ingin Ayah Solat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang