Twenty One

113 34 0
                                    

Suara sirine ambulance terdengar begitu nyaring, semua kendaraan menepi memberikan jalan untuk ambulance segera sampai di lokasi kecelakaan.

Orang-orang berlarian menyelamatkan semua manusia yang berada di dalam mobil. Baik Anjani, Yara, Fasha, dan sopir Fasha, semuanya tak sadarkan diri.

Kecelakaan cukup parah, rem mobil blong sehingga kehilangan keseimbangan lalu dari arah berlawanan sebuah truk menabrak mobil mereka.

Mobil terpental cukup jauh, dan keadaan terakhir ialah posisi mobil terbalik ke sebelah kiri.

Semua korban langsung di larikan ke Rumah Sakit terdekat agar segera mendapatkan pertolongan.

***

Di tempat lain, Ayah dan Ibu Anjani tergesa-gesa untuk pulang. Tadi, Ibu mendapatkan sms bahwa anaknya mengalami kecelakaan.

Begitu juga dengan orang tua Yara dan Fasha, mereka langsung meninggalkan aktivitasnya saat itu juga demi melihat kondisi sang anak.

Tara, Papah Yara, datang dengan wajah yang sangat merah menahan amarah. Pikirnya, 'ini semua gara-gara Anjani'.

Sedangkan orang tua Fasha, terutama Bunda, terus menangis dan berdoa untuk keselamatan anaknya, juga korban yang lainnya.

Tadi, Bunda mendapat kabar lewat sms bahwa Fasha mengalami kecelakaan. Dari pesan tersebut pengirim mengaku bahwa ia adalah saksi dari kecelakaan tersebut. Namun, dalam kalimat terakhir berisi peringatan untuk menjauhi Anjani, sebab Anjanilah penyebab anak mereka mengalami kecelakaan.

'Sangat mengherankan, jika pengirim itu memang saksi, mengapa dia tahu tentang Fasha dan sahabat-sahabatnya?' Pikir Bunda.

Mulanya, Bunda tak percaya dengan pesan tersebut. Namun karena suaminya mengatakan bahwa ia mendapatkan pesan yang sama, alhasil keduanya mencoba ke Rumah Sakit yang tertera dalam pesan tersebut. Ternyata memang benar, Fasha dan sahabat-sahabatnya mengalami kecelakaan.

"Selamat siang," ucap seseorang membuat semuanya langsung menuju suara itu. Ternyata, anggota kepolisian.

"Selamat siang," jawab Papah Fasha.

"Untuk orang tua Yara dan Fasha, bisa ikut kami ke kantor untuk menjelaskan bagaimana dalam tas atas nama Yara dan Fasha ditemukan barang terlarang." jelas salah satu Polisi itu.

"Maksudnya?" tanya Bunda, langsung berdiri.

"Setelah kami melakukan pemeriksaan atas kecelakaan tersebut, dalam tas kedua gadis itu masing-masing ada barang terlarang seberat 1 gram," jawab Polisi itu, mengeluarkan barang bukti.

"Untuk lebih lanjutnya mohon orang tua dari masing-masing gadis ikut kami ke kantor. Karena korban sedang dalam pemeriksaan Dokter sehingga tidak mungkin kami mintai keterangan." lanjutnya.

Bunda mendengar itu lemas seketika, bagaimana mungkin Fasha melakukan hal seperti itu?

Sedangkan Papah Yara, diam dan menutup mata. Dia sudah tahu kelakuan Yara selama ini, dan ia terus menduga bahwa ini semua gara-gara Anjani.

Orang tua Yara dan Fasha, terpaksa meninggalkan Rumah Sakit untuk memberikan keterangan di kantor polisi.

Sebenarnya, sangat berat hati meninggalkan anak ketika dalam kondisi kritis. Namun, apa daya mereka harus melakukan ini. Karena, ini juga ulah anak mereka.

Selepas kepergian orang tua Yara dan Fasha, Ayah dan Ibu Anjani datang. Ibu begitu khawatir dengan kondisi Anjani, sedangkan Ayah? Tidak ada raut cemas sama sekali.

Aku Ingin Ayah Solat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang