Twenty five

112 31 0
                                    

Flashback on

Malam itu, suasana sangat mencekam. Hujan begitu deras, dengan suara hewan-hewan malam yang saling bertautan.

Seorang wanita dewasa, terlihat susah payah memegang sebuah payung dengan bayi digendongan nya.

Payung nya terlihat bocor, namun wanita itu terus memakainya. Untuk apa? Bukan kah tetap basah juga?

Mungkin wanita itu ingin melindungi si bayi dari tetesan hujan, ia terus melangkah hingga kakinya berhenti di sebuah tempat, 'Panti Asuhan Kasih Ibunda'.

Wanita itu lalu menaruh payung nya, dan mengetuk pintu itu.

"Asalamualaikum," salam nya sedikit berteriak karena suara hujan lumayan besar.

"Waalaikumussalam," jawab seorang dari dalam Panti Asuhan itu, lalu tangan besarnya membuka pintu.

"Tolong saya," ucap wanita itu menangis dengan mengelus bayi nya.

"Masuk dulu," jawab perempuan yang membuka pintu.

Kedua nya lalu duduk dengan keheningan malam yang tengah hujan.

"Baiklah, ada yang bisa saya bantu?" tanya perempuan itu.

"Anda bisa panggil saya dengan sebutan Bu Gede, saya pemilik Panti Asuhan kecil ini," lanjutnya tersenyum.

"Ada, saya sangat butuh bantuan Anda, Bu Gede." ucap wanita itu.

"Nama saya Anitha, dan bayi ini adalah anak saya," jelasnya.

"Anak yang tidak pernah diharapkan oleh keluarga saya," lanjutnya lalu matanya berkaca-kaca.

"Bagaimana bisa ia tidak diharapkan? Apakah ada yang kurang anggota tubuhnya?" tanya Bu Gede sedikit heran.

"Tidak. Sama sekali tidak. Anak ini memiliki anggota tubuh yang lengkap, hanya saja ia bukan laki-laki," jawab wanita bernama Anitha itu.

"Lalu?" tanya Bu Gede semakin heran.

"Keluarga saya sangat mengharapkan seorang anak laki-laki, untuk meneruskan bisnis kami di masa yang akan datang," jawabnya.

"Untuk itu, ketika dia lahir, semua orang menjauhi kami. Seakan-akan anak ini anak haram. Tidak pernah ada senyuman untuk bayi secantik ini." lanjutnya.

"Lalu, mengapa Anda membawanya kesini?" tanya  Bu Gede.

"Saya, ingin menitipkan dia disini. Tentu bukan tanpa alasan. Saya ingin dia hidup tanpa ancaman dan siksaan. Cukup saya saja yang disiksa oleh suami saya," tuturnya sedih.

"Dengan segala fasilitas yang ada, bukan berarti itu menjamin kebahagiaan. Justru saya sangat tersiksa. Saya kesini, juga diam-diam dan tanpa kendaraan dari suami saya. Selepas ini, mungkin saya disiksa lagi." lanjutnya.

"Baiklah, saya mengerti Bu Anitha. Akan saya jaga anak Anda dengan baik. Lalu, bagaimana jika suatu hari ada yang ingin mengadopsi nya?" tanya Bu Gede.

"Tidak mengapa Bu, persilahkan saja. Asalkan jaga dia dengan penuh kasih sayang," jawab Bu Anitha.

"Sejumlah uang dan sebuah nama sudah saya siapkan di bawah tubuhnya. Ini Bu, saya titip anak saya yah," ucapnya sedikit bergetar.

Bu Gede menerima bayi cantik itu dengan perasaan kasihan. Bagaimana bisa anak secantik ini tidak diharapkan? Sedangkan diluaran sana masih banyak yang berharap segera di beri keturunan.

Aku Ingin Ayah Solat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang