Yang sudah menunggu book ini, harap merapat!
Aku bahagia sekali btw, nontoh BNHA heroes rising, so many BakuDeku feels like... I can't :'). Oiya, tidak lupa untuk mengucapkan : HAPPY BIRTHDAY MIDORIYA IZUKU. My precious baby huhu.
Selamat membaca...
.
.
.
"Izuku, apa semuanya sudah beres?" Nyonya Midoriya, masuk menuju kamar anak semata wayangnya–mengecek segala persiapan untuk pindah ke asrama.
Izuku mengangguk dengan semangat.
Izuku memang anak yang baik. Ia tidak pernah sedikit pun mengeluh, dan selalu berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri. Namun sisi negatif dari hal tersebut adalah : dia jadi lebih memilih untuk menyimpan semua beban di pundak seorang diri, tanpa mau membebankannya pada siapa pun–termasuk sang ibu.
Terkadang Inko bersyukur, tapi di sisi lain juga merasa kurang bisa diandalkan sebagai orang tua. Berpisah dengan anak memang tidak mudah, apalagi jika Izuku adalah anak satu-satunya–hal itu juga yang di awal jadi alasan sang ibu ingin menolak program tersebut. Namun, ia terpaksa mempertimbangkan ulang karena sang anak nampak sangat menikmati masa SMA.
Inko juga tidak ingin merusak kebahagiaan Izuku. Jadi, dia bisa apa?
Rambut keriting itu ditepuk. "Izuku, sudah besar ya," ujarnya lirih. Menatap putra semata wayang dengan serius. Inko masih tidak percaya jika bayi yang dulu dibesarkan tiba-tiba sudah berusia remaja saja.
"Tentu saja aku sudah besar, kaa-san!" Anak itu merengut, membuat sang ibu yang tadinya hendak menangis malah tertawa.
Midoriya Inko mengelus dua pundak itu, kemudian berpesan pada Izuku, "Jaga dirimu baik-baik, ne?"
"Uhm ... Tentu saja." Izuku mengangguk.
"Kau tahu apa yang harus dilakukan jika punya masalah, kan?" tanyanya lagi, memastikan.
Melihat tatapan khawatir yang dilempar oleh ibunya, membuat Izuku mau tidak mau tersenyum satir. "Pulang," Ia kemudian melanjutkan, "Iya, kan? Kaa-san?"
"Ya, kau bisa mengandalkan aku kapan pun, Izuku." Inko mengangguk. "Aku ini ibumu, aku berhak untuk tahu apa pun. Terutama saat kau kesulitan, mengerti?"
Obrolan mereka terpaksa terhenti, ketika bel di depan rumah mendadak berbunyi. Midoriya Izuku, mencegah sang ibu untuk membuka pintu–ia sendiri yang kemudian memilih berinisiatif melihat siapa yang datang. Saat dibuka, anak itu terkejut bukan main karena bisa menatap seorang Bakugou Katsuki–sudah berdiri di depan pagar rumahnya, dengan mengenakan pakaian begitu rapi.
Si pemuda hijau tergugu sebentar.
"Eh? Katsuki-kun!" Seruan Nyonya Midoriya berhasil membuyarkan sesi lamunan Izuku saat itu juga. Bahkan sang anak sampai mengumpat dalam hati.
Yang dipanggil pun berbalik badan. "Bibi Inko," balas Katsuki, terkekeh sopan.
Nyonya Midoriya tersenyum seperti biasa. "Ada apa? Tumben sekali mampir ke sini? Kau sudah lama ya ... tidak berkunjung. Apa kabar?" Namanya ibu-ibu, apabila antusias–respon hebohnya, melebihi manusia yang tidak sengaja bertemu artis idola di pasar. Apalagi kalau teman dari sang anak yang main ke rumah.
Bakugou untuk beberapa detik menggaruk kepala sendiri, bingung harus menjawab bagaimana. Seperti yang kita ketahui, ia juga bukan manusia yang pandai bicara. Ya, sekali bicara membuat orang lain sakit hati pula. Lihat, buktinya si mantan korban sampai membuang muka.
KAMU SEDANG MEMBACA
If We [Bakudeku/Tododeku] End
Fanfiction(WARNING : MPREG! Jika tidak suka genre seperti ini, tolong jangan kunjungi lapak book saya. Sekian.) Ini adalah kisah, tentang Midoriya Izuku yang mencintai seorang Bakugou Katsuki. Cerita mengenai rasa sayang Izuku, juga sakit yang didapat ketika...