Peringatan!
Kalian harus sungkem dulu sama author, terutama para Bakudeku shippers, oke? Sekian.
Selamat membaca!
.
.
.
"Wow, tidak tahu malu ya dia?"
"Aku dengar, Todoroki-kun sampai pindah dari sekolah kita. Memangnya tidak apa-apa seperti itu?"
"Yah, bagaimanapun itu pilihannya."
"Aku dengar, dari anak jurusan lain, katanya Bakugou itu kasar pada Midoriya-kun saat SMP. Kenapa tiba-tiba mereka bersama?"
Masih banyak lagi, dan Bakugou Katsuki bisa mendengar semuanya.
Ini tidak cuma terjadi satu atau dua kali saja, tapi berkali-kali. Omongan dan gosip paling buruk bukanlah berasal dari dalam kelas, melainkan di kelas lain. Bahkan, kadang rumor yang muncul lebih parah dari apa yang Katsuki pikirkan. Mulut orang-orang ini, memang luar biasa.
Dulu ketika mendengar sesuatu yang menyinggung diri sendiri, Katsuki bakal marah detik itu juga. Bahkan, tidak lupa juga untuk menonjok si biang onar di tempat–apabila ketahuan mengoceh yang macam-macam tentangnya. Namun, sekarang semua itu harus ditahan demi Midoriya Izuku. Ia enggan membuat sang pacar merasa bersalah, karena telah menjatuhkan pilihan untuk kembali bersama dengannya.
Katsuki tak mau, jika perbuatan kekanakannya membuat sang kekasih marah. Jangan sampai, Izuku merasa menyesal karena tidak memilih Todoroki. Sebab, itu adalah satu-satunya hal yang sedang ia takutkan untuk saat ini.
Bakugou merasa berubah, tidak seperti dirinya sendiri. Semua itu, semata-mata karena jatuh cinta kepada seseorang. Akhirnya ia baru paham, apa maksud dari kutipan-kutipan picisan pada novel yang biasa dibaca Kirishima.
Sekarang, ia tidak sedang berjalan sendiri.
"Kacchan, kau baik-baik saja?" Katsuki yang mendadak diam membuat Izuku khawatir. Pegangan tangannya pada sang kekasih pun dipererat. "Jangan di dengarkan, ya? Omongan orang-orang itu."
Melihat raut wajah Izuku yang nampak cemas saat mengatakannya, membuat hati Katsuki jadi menghangat. Seluruh rasa gusar itu–akibat perkataan buruk dari orang-orang–pun sirna begitu saja. Puncak kepala keriting itu diusak. "Aku tidak apa-apa, jangan khawatir."
Izuku tersenyum mendengarnya, pegangan kedua tangan mereka lalu mengerat.
Memang, bermesraan di sekolah itu bukan sesuatu yang sejalan dengan etika. Karena jika iya, semua mata tidak mungkin akan tertuju pada mereka. Namun semua masalah yang menimpa keduanya, seakan menciptakan kondisi di mana Izuku cuma memiliki Katsuki untuk bersandar, begitu pun sebaliknya.
Dunia hanya milik berdua. Baik Izuku maupun Katsuki, merasa kalau mereka cuma memiliki satu sama lain saja sekarang. Jadi, sudah pasti harus saling menguatkan. Seolah-olah, jika genggaman itu dilepas semua energi yang mengikat ini bakal sirna. Midoriya Izuku, tidak mau apabila itu sampai terjadi.
Ia ingin tetap di sini, untuk memegangi Katsuki seerat mungkin. Agar pemuda itu tahu, kalau Izuku tidak pernah sedikit pun merasa menyesal karena telah memilihnya. Tidak seperti apa yang orang-orang katakan pada mereka. Sebab, semua itu memang salah.
Ketika menginjakkan kaki di kelas, kedua manusia yang saling kasmaran itu mengabaikan segala hal. Menganggap, jika berbagai tatapan aneh yang dilemparkan pada mereka bukanlah apa-apa. Berlaku sama dengan pandangan orang-orang tadi, saat di gerbang sampai koridor sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
If We [Bakudeku/Tododeku] End
Fanfiction(WARNING : MPREG! Jika tidak suka genre seperti ini, tolong jangan kunjungi lapak book saya. Sekian.) Ini adalah kisah, tentang Midoriya Izuku yang mencintai seorang Bakugou Katsuki. Cerita mengenai rasa sayang Izuku, juga sakit yang didapat ketika...