Part 1 : The Day We Know Each Other

7.5K 758 83
                                    

Bakugou Katsuki tidak pernah merasa seterganggu ini dengan seseorang. Akan tetapi, hal itu tidak berlaku untuk sosok polos–yang entah benar-benar polos, atau dibuat-buat- yakni, Midoriya Izuku.

Mereka bertetangga.

Ya, bisa dibilang besar bersama dengan rumah yang beriringan.

Kilas balik, mereka mulai tinggal berdampingan sejak dua tahun atau setahun lalu. Bakugou juga tidak ingat. Namun, dirinya jadi teringat momen ketika keduanya bertemu untuk pertama kali.

"Ano, Bakugou-san. Kenalkan, ini putraku, Izuku usianya empat tahun, sama seperti puteramu." Bocah kecil yang dimaksud itu tengah berdiri memeluk kaki ibunya erat, dengan malu-malu mengintip dari samping. Menatap sosok perempuan dewasa yang berdiri di seberang, serta bocah laki-laki seumuran di hadapannya.

Bakugou Katsuki menatap tajam–bawaan lahir–yang membuat Izuku kecil ketakutan.

Ibunya dengan gemas menggeplak kepala sang anak.

"Hentikan tatapanmu! Beri salam yang sopan padanya!"

Hendak protes, tetapi keburu kena pelototan sang ibu. Katsuki dengan wajah sengaknya, kemudian mengulurkan tangan-walau setengah hati.

"Bakugou Katsuki ..."

Tidak lama, dengan tangan bergetar bocah di depan Katsuki itu muncul tanpa bersembunyi di balik kaki orang tuanya lagi. Ia membalas salam tangan itu, lalu menjawab dengan suara yang kecil. Sangat kecil.

"Uhm, Midoriya Izuku ..."

"Siapa?"

"Midoriya Izuku ..."

"Kau bisa bicara tidak? Aku tidak dengar suaramu!" ucap Katsuki tidak santai, kesal karena tak bisa mendengar suara Izuku yang begitu lirih. 

Kalau tidak karena sedang berada di depan Nyonya Midoriya, Ibu Bakugou pasti sudah akan menggendong anaknya, lalu melemparkan ke bak mandi akibat kelakuan sang anak yang hobi sekali kurang ajar dengan orang asing.

Namun, Midoriya Izuku kecil itu akhirnya mendongak. Menatap pemuda sebayanya dengan sepenuh hati dan tersenyum, "Midoriya Izuku, yoroshiku ..."

Sejak saat itu, hubungan tetangga aneh dan lebih mereka pun dimulai.

Setiap hari, tanpa ada kata cukup ibunya selalu hobi membandingkan anak sendiri dengan anak tetangga. Semua ucapan ibunya–yang hanya bisa marah-marah–membuat Katsuki lelah. Selalu saja berkata, "Kenapa kau ini tidak menurut seperti Izuku?"

"Kenapa kau benci belajar? Lihat Izuku ... Dia sangat suka belajar, bahkan sudah bisa membaca lebih dulu dari kau! Dasar pemalas!" dan masih banyak perkataan yang membuat Katsuki pusing, sampai anak umur 5 tahun yang tidak mengerti apa-apa itu–jadi benci dengan orang tua sendiri. 

Parahnya, ia jadi dengki setengah mati dengan Midoriya Izuku. Rasanya ingin bertukar ibu saja.

Lama-lama jengah, karena terlalu sering bertengkar dengan sang ibu. Akan tetapi di usia sekecil itu, untuk memikirkan opsi kabur dari rumah juga tidak kesampaian–bahkan, baru telat makan sebentar saja, ia langsung pulang dengan menangis sambil memeluk ayahnya.

Sebenarnya, ibunya dengan ibu Midoriya benar-benar dekat. Hal ini lah yang terpaksa membuat Bakugou mau tidak mau harus bermain bersama Midoriya, sekolah bersama Midoriya, bahkan terkadang menginap di rumah orang itu jika terpaksa. Walau jika ditekankan sekali lagi, ia sungguh dengki setengah mati dengan Midoriya izuku. 

Di momen ketika kata-kata mutiara dari sang ibu keluar, ia akan selalu menyela dengan, Ya, ya, sayangi anakmu itu, aku ingin tukar ibu saja! Lalu berakhir dijewer oleh ibunya.

If We [Bakudeku/Tododeku] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang