Part 5 : Loose You to Love Me

5K 629 189
                                    

Bernapas, tidak pernah terasa semudah ini dalam hidupnya.

Midoriya Izuku, merasa seluruh beban di pundak yang menghantui selama bertahun-tahun itu sirna dalam bentuk kerelaan. Langkah yang selalu berat untuk menapaki sekolah pun sirna begitu saja. Untuk pertama kali di dalam hidup, ia bisa begitu tak peduli dengan pandangan orang-orang yang selalu menjatuhkan. Ini juga pertama kalinya Izuku merasa tak perlu memikirkan bagaimana jika harus bertemu orang itu.

Masuk ke dalam kelas, seluruh orang langsung terkesiap menatap sosok Midoriya Izuku yang baru kembali eksistensinya setelah hilang selama berhari-hari dari sekolah. Biasanya, langkah anak itu akan ketakutan. Namun sekarang? Si pemuda hijau bahkan tak ambil pusing dan memutuskan untuk langsung saja melangkah menuju bangku sendiri.

Di sana, dapat dilihat dari sudut mata Izuku kalau orang itu sedang menatap dirinya. Dengan cara pandang yang tak tahu seperti apa–jika dapat diartikan.

Entah, Izuku tak pernah paham jalan pikiran Bakugou Katsuki. Bahkan, selama hampir sebelas tahun saling mengenal pun tetap tidak mengerti.

Kebetulan, anak itu sengaja berangkat terlambat untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan. Yang jelas, setelah itu seorang guru langsung masuk ke dalam kelas karena bel sudah berbunyi mengisi seluruh lorong sekolah.

.

.

.

Bakugou Katsuki merasa kalau dugaannya salah.

Bukan semakin sakit, tapi makin ia melihat ke arah punggung Midoriya Izuku—bertambah besar pula dorongan untuk mendekat. Ketika jam istirahat, dengan segera pemuda itu membereskan buku-bukunya. Namun ternyata takdir berkehendak lain, Izuku sudah menghilang dari bangku sendiri dan tak bisa ditemukan di mana pun.

Mereka memang sudah tidak bertemu sejak kejadian itu, bahkan tidak saling bersentuhan melalui kontak chat, telpon, atau media apa pun. Sekarang malah dia jadi bingung, apa yang salah. Padahal, Katsuki sendiri yang selalu bilang kalau ia benci setengah mati dengan Izuku.

Akan tetapi entah mengapa, sekarang yang ada di otak Katsuki hanya ... aku ingin bicara dengannya.

Menganiaya anak itu serasa tidak asik lagi, Katsuki juga tidak tahu. Yang jelas, ketika teman-temannya menggunjing seperti, "Lihat, si aneh itu kembali masuk sekolah."

"Kemarin habis kau apakan dia, hah Bakugou? Sampai dia menyerah datang ke sekolah berhari-hari?"

"Tentu saja, Bakugou memberi pelajaran setimpal. Lagipula, dia jadi orang hobi sekali sih menguntit orang lain?" dan semacam itu, Katsuki serasa mau muntah. Hal yang lucu adalah ketika manusia-manusia yang selalu ada di belakangnya untuk mencela Izuku itu, justru membuat Katsuki muak sendiri kali ini.

Karena si jabrik terkenal memiliki tekad yang kuat, ia pun langsung cepat-cepat menarik tas asal demi mengejar Midoriya Izuku sebelum anak itu hilang.

Aku ingin bertemu dengannya ...

Terus merapal, kalimat tersebut berkali-kali berputar dalam kepala bak kaset rusak. Dengan tergesa ia berlari, dan berhasil di menit berikutnya ketika sampai di depan gerbang sekolah. Di sana, sosok yang dicari sejak tadi sudah ada di depan mata.

Entah kenapa sekarang terselip perasaan bahagia, Katsuki juga tidak tahu kenapa emosi seperti itu justru baru menyeruak di liang hatinya setelah sekian lama. Dengan cepat, dia meraih pundak yang lebih kecil. "Deku!"

Seluruh tekad yang ia bangun sejak awal hari–untuk segera bertemu dan bicara dengan sang kekasih–langsung hancur detik itu juga, ketika mendapati Midoriya Izuku menoleh dengan tatapan lain. Tatapan yang sekalipun tak pernah dilihat Katsuki, bahkan sejak awal mengenal anak itu selama bertahun-tahun.

If We [Bakudeku/Tododeku] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang