CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN, DAN LAIN SEBAGAINYA MURNI KARENA KEBETULAN.
CERITA INI HANYA UNTUK HIBURAN. MAKA, AMBIL YANG BERMANFAAT DAN TINGGALKAN YANG TIDAK BOLEH DITIRU. MOHON BIJAK DALAM MEMBACA.
***
- ARESKA DAN ALENTA -
"Tiga kata yang menggambarkan tentang lo saat pertama kali kita bertemu; jahat, kejam, kasar."--Alenta Raqueenla
1. TRUTH OR DARE
Alenta Raqueenla, pilih truth or dare?" tanya Naumi.
Naumi dan Senja memandang wajah Alenta yang tengah berpikir dengan serius. Kedua ujung alisnya menyatu dan jari telunjukkan ia ketuk-ketukkan di dagu. Alenta baru genap seminggu menjadi siswi SMA Perwira. Alenta pindahan dari Bandung. Ia cantik, body goals, tinggi, putih, tapi lumayan galak.
Suasana kelas XII IPA 2 tengah ramai-ramainya. Gaduh. Guru yang harusnya mengajar tidak masuk kelas saat ini. Tentu saja hal itu dimanfaatkan oleh para siswa-siswi kelas itu. Ada yang mengisi waktu dengan menggosip, bermain game online di ponsel masing-masing, menonton video YouTube, atau bermain truth or dare. Seperti yang tengah dilakukan oleh ketiga sahabat itu, Alenta, Naumi, dan Senja.
"Gue pilih dare," jawab Alenta terdengar mantap setelah sekian lama berpikir.
"Ketahuan nih, Len. Lo pasti banyak rahasia ya?" tebak Naumi.
Alenta mendadak diam. Dalam hati, ia menjawab iya. Hidup Alenta memang penuh rahasia. Dan semuanya pasti akan terbongkar satu per satu. Tentang keluarganya dan siapa ia sebenarnya.
"Oke. Jadi lo pilih dare? Tantangan?" tanya Senja sambil mengetuk-ngetukkan telunjuknya di dagu seperti yang dilakukan Alenta tadi. Ia tengah berpikir tantangan apa yang tepat untuk diberikan kepada orang seperti Alenta.
"Gue tahu, Nja," ucap Naumi. Lalu, gadis yang memiliki rambut sepunggung itu berbisik di telinga Senja. Wajah Senja pun berubah menjadi sumringah.
Selesai bisik-bisik, Naumi dan Senja kembali menatap Alenta. Yang ditatap hanya menunjukkan sikap baik-baik saja. Alenta tidak takut dengan tantangan apapun yang akan diberikan oleh mereka berdua nantinya.
"Gini, Alen ... lo dengerin baik-baik tantangan dari gue dan Naumi," ucap Senja sambil menatap Alenta dengan serius.
"Cepet ih! Apa tantangannya?! Lompat dari atas rooftop? Nyium tai ayam? Atau botakin kepalanya Pak Retno?" tanya Alenta tak sabaran.
"Oh, ternyata lo udah nggak sabar ya. Lo bakal terkejut setengah hidup kalo denger tantangan dari kita," ucap Senja.
"Bakal langsung kejang-kejang lo di tempat!" timpal Naumi.
Alenta berdecak. "Ck! Cepet apa?!"
Bukannya langsung menjawab, Naumi dan Senja malah saling melirik. Senyum licik dan penuh kemenangan tercetak di bibir keduanya. Sedangkan Alenta terlihat sudah kesal.
"Makan di meja Alextro," ucap Naumi dan Senja bersamaan.
Alenta meneguk salivanya dengan susah payah. Bukan. Bukan karena ia takut dengan anak Geng Alextro.
Di kamus hidupnya, Alenta tidak pernah takut apapun. Tidak ada satu hal pun yang boleh ia takuti di dunia ini. Kecuali Tuhan dan orang tuanya.
Alenta sudah bertekad untuk tidak berhubungan dengan yang namanya geng motor ketika ia sudah pindah sekolah di Jakarta. Itulah yang membuat Alenta sedikit ragu ketika mendengar tantangan dari Naumi dan Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESKA DAN ALENTA (End)
Teen FictionPART MASIH LENGKAP! OPEN PO!! (Beberapa chapter diprivat acak, harap follow untuk kenyamanan membaca) Areska Danetra Perwira. Terkenal kejam dan tidak punya hati sudah menjadi makanan sehari-hari untuknya. Seisi SMA Perwira pun enggan mencari masala...