CHAPTER 10 - Pernikahan Luna

12.6K 707 24
                                    


Alenta, Naumi, Senja, Areska, Joan, Rasya, dan Gabrian baru saja turun dari panggung resepsi. Tentu saja mereka baru saja memberikan selamat pada Luna dan suaminya.

Luna tampak cantik sekali dengan balutan gaun berwarna putihnya. Cocok dan pas dengan tubuhnya yang ramping. Suaminya yang bernama Joshua juga tampan dengan tuxedo putih.

"Mereka cocok bangettt!!" ucap Naumi seraya duduk di salah satu kursi.

"Iya. Cantik sama ganteng! Kalo udah dewasa, gue mau cari istri yang cantiknya kayak Tante Luna," ucap Joan.

"Jangan halu ketinggian. Mana ada cewek cantik yang mau sama lo, Jo," ucap Naumi.

"Ngehina banget. Joan juga agak-agak ganteng, Mi. Nggak jelek-jelek banget," ucap Alenta.

"Jangan muji Joan, Len. Si Bos matanya keluar," ucap Rasya.

"Acara yang terakhir, acara dansa. Bagi para tamu yang hendak berdansa, dipersilakan untuk turun ke lantai dansa," ucap mc dengan mikrofonnya.

"Dansa tuh," ucap Joan malas. Iyalah malas, dia kan tidak bawa pasangan.

Senja dan Gabrian, mereka berdua sudah berdiri dan menuju ke lantai dansa. Namanya saja orang pacaran. Pasti tidak menyia-nyiakan kesempatan dansa.

"Lo nggak dansa, Mi?" tanya Alenta.

"Lo jangan ngejek gue deh, Len. Gue tau lo punya Areska, tapi jangan gitu juga," ucap Naumi lesu.

"Siapa juga yang jadian sama Areska?" tanya Alenta.

"Kode tuh, Bos. Minta ditembak," ucap Joan.

"Ditembak? Mati dong," ucap Areska.

"Emang susah ya ngomong sama orang yang belom pernah pacaran," ucap Joan kesal.

"Ajakin dia dansa, Res," ucap Rasya sambil menepuk bahu Areska.

Areska mengangguk. Ia pun berdiri dan mengulurkan tangan kanannya pada Alenta. Tanpa pikir panjang, Alenta menerima uluran tangan Areska.

Musik dansa mulai mengalun lembut. Alenta meletakkan tangan kirinya di dada Areska. Tangan kanan Areska bertengger manis di pinggang Alenta. Sedangkan satu tangan lainnya saling bertautan.

Mata Areska dan Alenta saling menatap. Tubuh mereka bergerak ke kanan dan ke kiri dengan lembut, mengikuti irama lagu.

"Alenta yang dansa, gue yang baper," ucap Naumi dengan tangan menopang dagu.

"Dansa sama gue aja ayo," ajak Joan. "Tapi gue nggak tanggung jawab kalo kaki lo keinjek."

Naumi melirik Joan dengan malas. "Kampret! Nggak bisa dansa, tapi ngajakin dansa."

"Sama gue mau?" tanya Rasya.

"Nggak," tolak Naumi.

"Kenapa, Mi? Rasya baik kok, kalem dia," ucap Joan.

"Gue nggak bisa dansa," ucap Naumi

"Nggak bisa dansa, tapi ngatain gue! Sialan!" kesal Joan.

Kembali ke Areska dan Alenta. Areska mendorong pinggang Alenta dengan lembut. Alenta pun mundur perlahan.

Tangan mereka yang saling bertautan diangkat sampai tingginya melewati kepala Alenta. Badan Alenta memutar lembut, rambutnya yang digerai tampak sangat indah.

Areska dan Alenta saling berhadapan lagi. Kini, kedua tangan Alenta sudah berada di dada Areska. Kedua tangan Areska di pinggang Alenta. Mata mereka bertemu, hidung mereka juga hampir bersentuhan.

"Lo cantik," ucap Areska.

Alenta memang benar-benar cantik. Ia memakai dress putih selutut tanpa lengan. Panjangnya mencapai bawah lutut. Bagian pinggangnya ketat, mencetak jelas pinggang rampingnya.

ARESKA DAN ALENTA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang