CHAPTER 21 - Ulang Tahun Kanaya

10K 510 8
                                    

"Mereka udah baikan?"

"Itu Areska Alenta gak jadi putus apa gimana?"

"Kok mereka cepet banget sih akurnya!"

"Gue gak terimaaaa! Harusnya mereka putus aja!"

Areska dan Alenta disambut bisik-bisikan dari siswi-siswi rempong SMA Perwira. Padahal keduanya baru saja sampai di lorong utama sekolah. Mereka tidak jalan berdua, di belakang mereka ada keempat inti Alextro. Sudah seperti pengawal pengantin.

"TADI SIAPA YANG BILANG HARUSNYA PUTUS AJA?!" bentak Areska murka.

Alenta memeluk lengan Areska dari samping dan mengusapnya. "Gak usah diladenin, Res."

"Gak usah diladenin gimana. Mereka bilang kalo kita harusnya putus aja, gue nggak terima dong. Apa-apaan ngomong kek gitu. Mulutnya gak ada otak banget!"

"Sikat aja, Bos. Perlu gue bantuin cari orangnya? Ntar kita gantung di tiang bendera," ucap Galins membuat siswi-siswi rempong itu ketakutan. Banyak yang langsung kabur dari sana.

"Habis digantung, kita mutilasi buat disate!" timpal Joan.

"Kanibal, anjir!" ucap Galins seraya menoyor kepala Joan.

"Biasa tuh orang kayak gitu, suka iri sama kehidupan orang lain. Gak usah didengerin lah, Res. Mulut-mulut sampah!" ucap Yordan pedas.

"Bener. Gak usah didengerin. Lanjut jalan aja ayo!" ucap Rasya.

"Kalian duluan ke kelas."

Keempat inti Alextro tersebut langsung patuh pada perintah Areska. Mereka jalan duluan naik ke tangga menuju lantai dua. Menuju kelas mereka.

Sementara itu, Areska dan Alenta duduk di sebuah bangku panjang yang ada di koridor. Duduk bersebelahan.

"Pulang sekolah jadi kan latihan di markas lo?" tanya Alenta.

"Jadi dong," jawab Areska. "Gue mau ngetes kemampuan bela diri lo."

"Yang pasti lebih pro daripada lo," ujar Alenta sombong.

Areska menoyor kepala Alenta sampai oleng. Membuat Alenta mengusap-usap kepalanya.

"Kalo lo udah pro, nggak mungkin kemarin kewalahan ngelawan tiga orang Revistor yang ngejar lo. Kemarin siapa coba yang nolongin lo? Gue kan? Berarti gue lebih pro daripada lo."

Alenta terdiam sebentar. "Iya juga sih."

"Bego."

"Siapa yang bego?" tanya Alenta tak terima.

"Itu tadi, cowok culun berkacamata yang barusan lewat," jawab Areska ngeles. Bisa kena semprot kalau dia bilang Alenta yang bego.

"Oh, kirain gue yang bego."

"Bukan kok. Lo pinter," ucap Areska sambil mengusap pucuk kepala Alenta.

"Mana?" tanya Alenta.

Kedua ujung alis Areska menyatu. "Mana apanya?"

"Cowok culun berkacamata."

<><><>

Areska mengarahkan sendoknya ke mangkuk bakso Alenta. Dengan santai, ia menyendok bakso milik Alenta dan memasukkannya ke mulutnya sendiri.

"Ih! Lo kan udah punya bakso sendiri, ngapain sih dari tadi ngambil punya gue?!" omel Alenta. Pasalnya bukan sekali dua kali Areska mengambil isi mangkuknya.

"Punya lo enak, punya gue nggak," jawab Areska santai setelah menelan bakso di mulutnya.

"Sama aja, ogeb!" ucap Alenta. "Punya lo masih utuh tuh, baru diseruput kuahnya aja tadi kan?"

ARESKA DAN ALENTA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang