CHAPTER 9 - Video Alenta

12.2K 722 33
                                    

Alenta mengikat rambutnya jadi satu. Senja dan Naumi berada di kanan kirinya. Mereka melakukan hal yang sama. Mengikat rambut mereka agar tidak mengganggu saat pelajaran olahraga nanti.

"Benci banget deh sama olahraga, mana materinya volly! Nanti pasti tangan gue jadi merah-merah," ucap Naumi sambil mengoles sunscreen ke wajahnya.

"Lebay," ucap Senja.

"Lebay mbahmu! Iya kan? Kalo main volly, tangannya jadi merah-merah. Sakit lagi," ucap Naumi.

"Udah lah, ngapain juga ngedumel. Nggak ada yang peduli. Jalanin aja lah, Mi," ucap Alenta.

"Lo nggak pake sunscreen, Len?" tanya Naumi.

Alenta menggeleng. "Nggak. Buat apa pake gituan?"

"Biar nggak item. Saolohh! Masa cewek nggak tau sunscreen sih. Lo cewek apa cowok?" ucap Naumi.

"Maunya sih jadi cowok, tapi terlahirnya jadi cewek," ucap Alenta santai. "Lagian gue mah udah putih dari lahir, Mi. Mau pake sunscreen apa nggak, nggak ngaruh sama sekali."

"Serah lo. Serahhh!" sahut Naumi.

Alenta, Naumi, dan Senja keluar dari toilet. Setelah meletakkan baju seragam di loker, mereka langsung menuju ke lapangan volly. Di sana, teman-teman sekelas mereka sudah berkumpul.

Pritt!

"Ayo baris-baris! Yang rapi!" ucap Pak Brata memberi perintah.

Alenta memposisikan dirinya di barisan paling belakang. Di antara Naumi dan Senja. Reno, si ketua kelas memberi aba-aba untuk merapikan barisan. Siap grak, lencang kanan, dan sikap istirahat.

"Seperti yang Bapak katakan minggu lalu, hari ini kita kan melakukan permainan bola besar, yaitu volly," ucap Pak Brata yang memegang sebuah bola volly berwarna kuning dan biru. Di samping kakinya juga ada beberapa.

"Basket aja napa, Pak!" ucap salah satu siswa, melayangkan protes.

"Nggak, volly aja. Bapak yakin, kalian pasti banyak yang belum bisa volly," ucap Pak Brata.

Ya, banyak yang belum bisa volly. Termasuk Alenta.

"Tapi, Bapak ada rapat setelah ini. Kalian main-main dulu, latihan sendiri. Bapak rapatnya tidak lama. Ketika Bapak sudah kembali ke sini, kita langsung penilaian servis, passing bawah, pasing atas, dan smash."

"Asek! Rapatnya dilama-lamain aja, Pak. Biar nggak penilaian," lirih Naumi yang hanya bisa didengar Alenta dan Senja.

Setelah Pak Brata pergi. Barisan dibubarkan oleh ketua kelas. Alenta pun mengambil bola volly dan berniat memainkannya.

"Lo bisa volly, Len?" tanya Ghino.

"Nggak. Bisanya basket," jawab Alenta jujur.

"Gue dulu anak volly di sekolah lama," ucap Ghino.

'Nggak nanya!' batin Alenta.

"Oh ya? Berarti lo bisa dong ajarin gue!" ucap Naumi terlihat girang.

"Gue mau ngajarin Alenta, Mi," ucap Ghino.

Alenta menaikkan sebelah alisnya. "Siapa yang mau diajarin sama lo?"

Alenta berlalu dari hadapan Ghino dan Naumi. Alenta mengambil posisi di belakang garis putih, bersiap untuk melakukan servis.

"Senja!" panggil Alenta berteriak pada Senja yang berdiri di seberang net.

"Siap!" balas Senja sambil mengangkat jempolnya. Kedua tangannya di tautkan di depan, bersiap untuk passing bawah.

Tangan kiri Alenta memegang bola, sedangkan tangan kanannya mengambil ancang-ancang untuk memukul.

"ALENTA! KATA SI BOS, SEMANGATT!!"

ARESKA DAN ALENTA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang