CHAPTER 11 - HUT SMA Perwira

11.1K 651 44
                                    


"Bos! Alenta tuh, Bos!" ucap Joan sambil menggoyang-goyangkan lengan Areska.

"Nggak usah heboh, mata gue masih sehat!" ucap Areska seraya menjauhkan diri dari Joan.

Mata Areska tak lepas dari Alenta yang tengah berjalan menuju gerbang sekolah. Alenta memakai jaket berwarna putih yang resletingnya sengaja diturunkan.

"Pagi, Alenta sayang," sapa Galins.

"Gue patahin leher lo, Gal!" ancam Areska dengan mata yang menyorot tajam.

Alenta tertawa di tempatnya. Lalu, ia menghampiri lima cowok yang tengah duduk-duduk di dekat gerbang sekolah itu.

"Selow, Bos," ucap Galins takut.

Galins berpindah posisi. Areska masih melotot padanya, membuatnya jadi semakin takut. Galins bersembunyi di balik tubuh Rasya untuk meminta perlindungan.

"Jangan gitu lah, Gal. Alenta udah sold out," ucap Rasya.

"Tau lo, Gal. Lambemu bikin Bos emosi terus," ucap Joan.

"Gue kan bercanda," ucap Galins.

"Berani godain Alenta lagi, gue patahin semua tulang-tulang lo, Gal!" ancam Areska.

Alenta tertawa kecil. Kemudian, ia menarik lengan Areska untuk mendekat kepadanya. Entah apa yang ada di tangan Alenta, Areska merasa tenang ketika gadis itu menyentuh kulitnya.

"Udah. Berlebihan banget sih," ucap Alenta dengan terkekeh.

"Alenta aja nyantai, Bos. Lo-nya kek kesetanan," ucap Yordan.

Wajah Areska berubah kesal. Ia pun merangkul Alenta dan segera meninggalkan teman-temannya.

Areska dan Alenta berjalan di koridor. Banyak sekali siswa-siswi yang membicarakan mereka. Belum ada seminggu pacaran, seantero SMA Perwira sudah tahu semua.

"Mereka beneran pacaran ya?"

"Aaa pangerankuuu! Eneng patah hati!"

"Tapi mereka cocok sih, cantik sama ganteng. Tapi tetep aja gue nggak rela!"

"Patah hati masal ini mah!"

Areska dan Alenta saling diam. Mereka mendengarkan omongan-omongan orang lain tentang hubungan mereka. Kalau dilihat, Areska memang cocok dengan Alenta. Cocok sekali. Areska badannya besar, kekar, dan tinggi. Sedangkan Alenta ramping, tinggi, dan cantik.

"Kalo ada fans gue yang labrak lo, lo bilang aja ke gue," ucap Areska.

Areska memiliki banyak fans. Bisa jadi mereka akan membully Alenta kan?

"Gue bisa ngatasin sendiri kali. Gue sepak mereka sampe nyangkut di monas," ucap Alenta diakhiri kekehan.

Areska menoyor kepala Alenta. Membuat Alenta lepas dari rangkulan Areska.

"Kok noyor-noyor sih?!" kesal Alenta.

"Terus maunya diapain? Digoreng?" tanya Areska.

Alenta memajukan bibirnya, kesal. Areska memang tidak ada romantis-romantisnya. Menyebalkan!

"Ngapain bibir dimaju-majuin kayak gitu? Minta dicium?"

Dug!

"Sakit, woy! Jangan KDRT dong, Len," ucap Areska sambil mengusap-usap tulang keringnya yang ditendang Alenta.

"Mulut lo emang nggak ada otaknya," ucap Alenta.

Bukannya takut Alenta ngambek, Areska malah tertawa nyaring. Wajah kesal Alenta sangat lucu baginya. Bibirnya maju, matanya sinis, tangannya berkacak pinggang.

ARESKA DAN ALENTA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang