Alenta berdiri di ambang pintu kelasnya. Di sampingnya ada Areska. Alenta meminta bantuan Areska untuk masuk ke kelas. Karena jika ia masuk sendiri, ia pasti akan diomeli. Apalagi sekarang pelajarannya Bu Rere.
"Permisi, Bu," ucap Areska sopan.
Bu Rere mendekat ke arah Areska dan Alenta dengan tersenyum.
"Ada apa, Areska?"
"Saya mau nganterin Alenta," jawab Areska. "Jangan dimarahin lho, Bu."
Bu Rere tersenyum hangat. "Iya. Nggak Ibu marahi, kok."
"Oke," ucap Areska. Tatapannya beralih pada Alenta. "Duluan ya."
"Iya, makasih," sahut Alenta.
Setelah kepergian Areska, Bu Rere menuruti ucapan cowok itu. Alenta sama sekali tidak dimarahi.
Alenta menuju ke bangkunya. Alenta duduk sendiri, tapi hari ini ada orang yang duduk di bangku sebelahnya. Seorang cowok yang Alenta kenal.
"Kok lo di sini?" tanya Alenta seraya meletakkan tas merah hatinya.
"Mulai hari ini, gue sekolah di sini," jawabnya. Ghino.
Alenta memutar bola matanya malas. Kemudian, ia fokus mengikuti pelajaran dari Bu Rere.
Kringggg ....
Bu Rere keluar dari kelas tanpa basa-basi setelah mendengar bel istirahat. Senja dan Naumi yang duduk di depan Alenta memutar kursinya menghadap belakang.
"Lo kok bisa pindah ke sini?" tanya Alenta.
"Kalian saling kenal?" tanya Senja.
"Ghino temen SMP gue," jawab Alenta.
"Ya bisa lah. Tinggal ngurus surat pindah sekolah, langsung masuk deh gue ke kelas ini," ucap Ghino.
"Ya udah sana pergi! Ke kantin kek, atau ke mana gitu," usir Alenta.
Jujur saja, Alenta jadi kurang nyaman setelah tahu Ghino menyukainya. Padahal awalnya Alenta menganggap Ghino sahabat terbaik.
"Ya ayo ke kantin," ajak Ghino.
"Ayo ayo!" sahut Naumi terlihat sangat antusias.
"Nggak! Ntar pacar lo marah lagi," tolak Alenta.
"Lo punya pacar?" tanya Naumi.
"Gue kemarin putus sama Tiara," ucap Ghino. "Males lah punya pacar manja dan bawel kayak dia. Mana posesif banget lagi."
"Sama gue aja, Ghin. Gue setia, mandiri, nggak manja, nggak bawel juga kok," ucap Naumi.
Senja dan Alenta menatap Naumi dengan ... heran.
"Senja," panggil Alenta lirih.
Senja menatap Alenta. Yang ditatap menunjuk ke arah pintu kelas dengan dagunya. Alenta ingin memberitahu Senja kalau Gabrian ada di ambang pintu.
"Gue duluan ya," ucap Senja.
Alenta, Naumi, dan Ghino hanya mengangguk mendengar ucapan Senja. Alenta dam Naumi merasa Senja menjadi jauh semenjak pacaran dengan Gabrian. Senja juga sedikit pendiam.
"Ayo ke kantin," ajak Naumi.
Alenta mengangguk pasrah. Mereka berdua pun menuju kantin. Ralat, bertiga. Ghino mengekor di belakang Alenta dan Naumi.
"Anak baru itu ganteng banget, Len!" bisik Naumi sambil memeluk erat lengan Alenta.
"Nggak, biasa aja," ucap Alenta malas.
"Ganteng, Len! Badboy gitu. Ganteng, putih, keren, cool," ucap Naumi terdengar berlebihan.
"Kalo lo mau, gue bantu lo buat deket sama Ghino," ucap Alenta.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESKA DAN ALENTA (End)
Teen FictionPART MASIH LENGKAP! OPEN PO!! (Beberapa chapter diprivat acak, harap follow untuk kenyamanan membaca) Areska Danetra Perwira. Terkenal kejam dan tidak punya hati sudah menjadi makanan sehari-hari untuknya. Seisi SMA Perwira pun enggan mencari masala...