CHAPTER 2 - Alextro vs Revista

16.1K 994 74
                                    

- ARESKA DAN ALENTA -

"Kami asik, kami baik. Asalkan ... tidak diusik." —Alextro

***

Pencet bintang dong (🌟)

***

2. ALEXTRO VS REVISTA

"Lo nggak pulang bareng kita, Len?" tanya Senja ketika bel pulang sekolah sudah berbunyi.

"Nggak," jawab Alenta. "Gue harus ke kelas Areska."

"WHAT?!" kaget Naumi dan Senja bersamaan.

Jelaslah mereka terkejut dengan ucapan Alenta. Pasalnya, Areska tidak pernah dikabarkan dekat dengan siapa pun. Areska hanya dekat dengan anak-anak Alextro. Itu saja. Tidak pernah dekat dengan perempuan.

"Parah-parah! Harus disebarin nih kalo Alen sama Areska jadian," ucap Naumi merogoh-rogoh ponselnya di saku rok. Apalagi kalau bukan untuk menyebar gosip.

"Berani lo sebarin gosip nggak bener tentang gue, besok lo jalan pake tongkat! Gue patahin kaki lo!" ancam Alenta dengan sorot mata tajamnya.

Naumi cengengesan. "Emang nggak jadian?" tanyanya.

"Jadian pasti lah. Ngapain coba tadi Areska pake jemput Alen di kelas segala, mana lagi pelajarannya Bu Rere," ucap Senja.

"Dengerin ya, cumi sama matahari kelelep! Gue sama Areska nggak jadian!!" tegas Alenta. Walau baru seminggu berteman, ia sudah berani memanggil Naumi dengan sebutan cumi. Dan panggilan matahari kelelep untuk Senja.

"GAK PERCAYA!" ucap Naumi dan Senja bersamaan lagi.

Alenta mengepalkan tangannya menahan amarah. Kesal sekali. "Kalian emang pengin gue sepak ya?!"

"Sepak mah pake kaki, Len. Kenapa tangannya yang dikepel-kepel!" cibir Senja.

Alenta menatap Naumi dan Senja dengan kesal. Ingin sekali ia mencabik-cabik wajah cantik kedua temannya itu. Seenak pantat mau nyebarin gosip nggak bener tentang Alenta dan Areska.

Sedangkan Naumi dan Senja masih tidak percaya. Mereka masih mengira kalau Alenta dan Areska jadian. Bisa jadi kan. Alenta cantik dan nyaris sempurna fisiknya. Siapapun yang melihatnya akan langsung jatuh cinta.

"Gue suruh lo ke kelas gue, bukan enak-enakan gosip di sini!"

Badan Alenta tersentak ke belakang ketika seorang lelaki menyeret tas warna merah hatinya dengan kasar. Areska, satu-satunya lelaki terkasar yang pernah Alenta temui. Alenta pun memutar bola matanya malas dan membalikkan badan dengan malas-malasan juga.

"Salahin dua curut itu noh!" ucap Alenta menunjuk kedua temannya. Teman biadab emang.

Areska menatap Naumi dan Senja dengan tatapan tajam, dingin, dan menusuknya. Kedua gadis itu hanya memandangnya takut dan sesekali menunduk. Tak ada satupun yang tahan ditatap tajam oleh si Ketua Alextro itu.

"Kalian pergi!" usir Areska datar.

Naumi dan Senja mengangguk patuh. Mereka membalikkan badan dan pergi dari hadapan Areska dan Alenta. Kalau urusannya sudah dengan Ketua Alextro, mereka tidak akan berani. Bisa remuk semua badan mereka.

Setelah kepergian Naumi dan Senja, Areska kembali fokus kepada Alenta. Alenta yang menatapnya jengah sambil sesekali membuang wajahnya ke samping.

Areska melepas tas hitam miliknya yang sedari tadi ia gendong dan langsung melemparkannya ke wajah Alenta. Alenta yang tidak siap pun merasakan wajahnya memanas.

ARESKA DAN ALENTA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang