Wonwoo masuk setelah mendapat beberapa pukulan dari kakak iparnya itu, dia tidak mengelak juga melawan karena dia rasa dia pantas.
"Wonwoo-ssi? kau habis- astaga! kenapa wajahmu" seru Gaeun yang baru saja bangun dari tidurnya
"Terbentur"Wonwoo
"Bohong, sekarang lebih baik kau obati. Minta tolong salah satu-"Gaeun
"Kau saja"Wonwoo
"Ya?"Gaeun
"Kau saja yang obati, nanti disaat kau sudah lebih baik"Wonwoo
"Tidak usah menunggu aku baik, coba cari kotak kesehatan. Akan aku obati sekarang"Gaeun
"Tidak, nanti-"Wonwoo
"Sayang? ku mohon"Gaeun
Wonwoo sekarang ini tersipu tapi di lain sisi ia makin merasa bersalah, yang pada akhirnya dia ambil kotak kesehatan di laci nakas.
Memberikannya pada Gaeun, dan membiarkan Gaeun mengobati luka memarnya perlahan, dengan telaten dan perlahan.
"Kau kenapa bisa seperti ini? kau kehilangan berat badan sepertinya. Juga kenapa bisa memar begini?"Gaeun
"Aku tidak apa-apa"Wonwoo
"Pasti sakit sekali"Gaeun
"Selama kau baik-baik saja, maka aku juga. Lebih dari cukup"Wonwoo
Selesai dengan luka Wonwoo , Gaeun kembali mencuri atensi. Wonwoo yang sedari tadi masih memandanginya, sebenarnya Gaeun juga ingin menanyakan sesuatu.
"Ada apa?"Gaeun
"Kau cantik"Wonwoo
"A-ah! kau berhutang cerita padaku, sekarang aku meminta penjelasanmu"Gaeun
Tanpa menjawab, Wonwoo bangkit dari duduknya. memegang kedua pipi Gaeun sambil menatap lekat.
"Izinkan aku, untuk menciummu ya? aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi"Wonwoo
"Tentu, tapi kau-hmmp"Gaeun
Setelah permisi Wonwoo mencium Gaeun lembut. Ia sangat rindu kehangatan ini, rasanya seperti bertahun-tahun ia jauh dari istrinya.
Setelah dirasa puas, sang waniga melepaskan tautannya telebih dahulu. Menatap dalam ke mata Wonwoo, dia ingin meneruskan tapi terpotong dengan pikirannya kini.
"Penjelasan Wonwoo-ssi, aku ingin mendengarnya. Sekarang"Gaeun
Wonwoo sempat mengambil nafas yang cukup panjang sebelum memulai penjelasannya itu pada istrinya.
"Terimakasih sebelumnya"Wonwoo
"Untuk?"Gaeun
"Kuat bersamanya"Wonwoo
Gaeun semakin tidak mengerti dengan apa yang Wonwoo katakan. Sungguh,kenapa pria selalu saja basa-basi? lebih frontal tidak bisa?
"Dia, sangat kuat. Karena ibunya juga.... sama kuatnya"Ucap Wonwoo yang bersamaan dengan elusan di perut Gaeun.
Gaeun tersentak.
Gaeun tidak bodoh, sampai tidak mengerti arah pembicaraan Wonwoo itu, tapi apa benar? dia tidak sedang bermimpi?
Tanpa ia sadari, air matanya jatuh mengenai selimut yang membalutnya. Wonwoo panik akan itu, dengan segera menghapus air matanya, dan menyebut nama Gaeun.
"Hei Gaeun, jangan menangis. Aku yang salah membuat dirimu terbaring seperti ini. Bahkan aku tidak tau kondisi istriku yang sedang hamil, jangan menangis."Wonwoo
"Sejak kapan?"Gaeun
"Apa? yang sejak kapan?"Wonwoo
"Anak kita, sejak kapan? sudah berapa lama?"Gaeun
"3 Minggu"Wonwoo
Tangis Gaeun pecah saat itu juga, Wonwoo dengan sigap memeluknya juga menenangkannya.
"Kau tidak boleh banyak membuang energi, seharusnya kau senang"Wonwoo
"Aku merasa bersalah padanya, aku-"Gaeun
"Shhh, dia tidak apa-apa. Dia kuat, seperti ibunya. Jangan menangis"Wonwoo
*******
"Laporan?"Mingyu
"Di meja daepyonim"Jennie
"Bagaimana dengan presentasi publik?"Mingyu
"Sudah dikirim"Jennie
"Lalu-"Mingyu
"Maaf Kim-bisseo, bisakah kau mengeceknya dulu sebelum kau bertanya? seharian ini kau hanya bertanya tentang pekerjaan yang aku lakukan. Kau masih tidak percaya aku kompeten?"Jennie
Mingyu tersentak, jujur dia sama sekali tidak mempunyai maksud. Entah hanya perasaannya atau memang benar bahwa Jennie sedikit sensitif belakangan ini.
Mingyu masih terdiam, dengan otak yang terus berputar pertanyaan, 'Aku salah bertanya padanya?'
"Nona Kim, Mingyu hanya bertanya tentang pekerjaanmu. Hal yang wajar, dan kewajibanmu untuk menjawabnya" Joshua
"Ya dia kan bisa mengecek nya dulu, independen."Jennie
"Sudah, dia memang galak sekali akhir-akhir ini. Huang-bisseo, sebaiknya kita pergi sekarang. Kim-bisseo, semoga harimu menyenangkan"Ucap Mingyu yang dengan segera membawa Joshua pergi.
'Dasar lelaki, tidak pengertian'- Jennie
*****
Setelah Wonwoo selesai bercerita, bagaimana kejadian sehingga Garun terbaring di rumah sakit. Juga tentang kondisi Gaeun yang saat ini sedang hamil, membuat Gaeun terenyuh. Pasti sangat sulit diposisi Wonwoo kemarin, pasti.
"Apa kau sudah memberi tahu eommani? dan keluargaku?"Gaeun
"Keluargamu sudah tahu, dari Hoshi hyung"Jawab Wonwoo dengan apel juga tangan yang sibuk mengupasnya.
"Lalu eommani?"Gaeun
Tidak ada jawaban yang keluar dari Mulut Wonwoo.
"Sayang, bagaimana dengan eommani?"Gaeun
"Cukup Gaeun. Aku tidak ingin membentakmu, ingat perilaku dia kepadamu dulu sayang."Wonwoo
"Tapi kan itu sebelum aku hamil, aku yakin dia akan senang jika aku hamil bukan?"Gaeun
Wonwoo hanya bisa menetralkan nafasnya, mencoba untuk lebih sabar terhadap Gaeun.
"Iya, tapi sekarang dia punya Jennie Kim, kau ingat? wanita yang ia sayangi setelah dirimu dan Hanna, dia di peringkat satu"
"Keadaan tidak akan berubah karena kau hamil. Dia akan tetap memaksaku untuk memberinya cucu, bukan dari rahimmu. Tapi dari wanita itu"
Gaeun membeku, tidak mengerti arah pembicaraan Wonwoo.
"Alasan aku menikah denganmu? karena Hanna. Jangan sampai, aku menikah dengan Jennie tapi karena dirimu. Jika masih belum paham. Sekarang ini kau ada di posisi Hanna noona dulu, dan Jennie adalah dirimu"Wonwoo
"Sayang, jika tidak melawan kau tau akibatnya,kan? Kau tau apa yang akan terjadi selanjutnya?"Wonwoo
"Apa aku, sudah tidak berharga lagi dimata nya? Wonwoo?"Gaeun
"Kau sangat berharga, wanita yang nyaris sempurna. Dimatanya, kau mungkin hanya wanita biasa, tapi dimataku juga keluarga juga temanku. You're amazing woman dear" Wonwoo
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mom Wish (원우 ✔)
Fanfiction[ 전원우 ] Jeon Wonwoo✔ 'Saya ingin kamu menikahi Seungwoo, Gaeun-ah' Ny.Jeon 'Tapi bagaimana dengan Hana eonni eommanim?' Gaeun 'Tidak ada pernikahan antara Gaeun dan Seungwoo Hyung. Aku yang akan menikahinya' Wonwoo ------ 'Jangan salah paham. Aku m...