"Kau sudah kembali? bagaimana? lancar?"Wonwoo
Gaeun hanya bisa menoleh seadanya dan mengangguk lemah. Tenaga nya benar-benar dikuras dalam rapat itu, bagaimana bisa semua perusahaan itu merebutkan tugas peran dari perusahaan lainnya, serakah.
Adu mulut antara perwakilan A dan perwakilan B di campuri lagi oleh perwakilan C, kapan selesainya coba(?)
Melelahkan, entah Gaeun lelah mendengar caci maki orang-orang, lelah mempertahankan hak dan kewajiban perusahaan, atau lelah mendengarkan sesuatu yang bisa disebut 'pertengkaran' di ruang rapat.
"Kau baik-baik saja bukan?"Wonwoo
"Ya, sepertinya"Gaeun
Gaeun berjalan gontai dengan kemejanya yang sudah tidak tau lagi bagaimana bentuknya, menghampiri sofa dan merebahkan tubuhnya disana.
"Aku salut padamu Wonwoo, bertahan di kandang binatang buas. Membosankan dan sangat memakan energi"Gaeun
"Sudah ku katakan tidak usah datang"Wonwoo
"Dan membiarkanmu kesana dalam keadaan sakit? gila"Gaeun
Wonwoo duduk di lantai, menghadap Gaeun. Mengelus lembut surai kegelapan milik istrinya, sesekali ia memberikan istrinya senyuman.
"Jangan terlalu memaksakan dirimu. Aku sudah memberitahu, bagaimana keluarga juga saudaraku"Wonwoo
"Iya, sama seperti mu. Menyebalkan"Gaeun
Ingat akan sesuatu Gaeun bangun dari posisinya dan duduk didepan Wonwoo. Menempelkan tangan kananya ke dahi, pipi dan leher Wonwoo bergantian.
"Kau belum turun juga ya?"Gaeun
"Aku hanya butuh istirahat, besok juga sudah baikan"Wonwoo
"Istirahat apanya? sekarang saja kau tidak istirahat"Gaeun
Wonwoo hanya bisa tersenyum dan mengambil salah satu tangan Gaeun, menggenggamnya.
Dia mengambil posisi tidur dengan kepala yang ia taruh di paha kanan Gaeun, dengan tangan yang tersisa tanpa tugas ia arahkan memeluk pinggang istrinya.
"Aku hanya bisa tidur jika seperti ini"Wonwoo
"Jika besok kau masih panas, kita pergi ke rumah sakit"Gaeun
"Tidak perlu"Wonwoo
"Tidak menerima penolakan "Gaeun
*****
"Eommani"
"Jennie-ya, omona apa kabar?"Ny.Jeon
"Baik, eommani sendiri?"Jennie
"Tentu saja baik, duduk duduk"Ucap Ny.Jeon mempersilahkan
Jennie menurut dan duduk di sofa ruang tamu dengan suasana yang masih sama, damai.
"Kapan kau kembali? tidak mengabari"Ny.Jeon
"USA terlalu liberal untukku, aku bosan"Jennie
"Kau sudah bekerja?"Ny.Jeon
"Belum"Jennie
"Ah kebetulan! belakangan ini Wonwoo sangat sibuk dengan pekerjaannya, ia sepertinya membutuhkan sekertaris tambahan. Kau bisa bekerja bersamanya"Ny.Jeon
"Ahh, aku baik-baik saja eommani, lagi pula aku sama sekali tidak memiliki passion di bidang itu"Jennie
Ny.Jeon mengambil tangan mungil wanita bernama Jennie itu, meng-genggamnya lembut dan menatapnya. Tak berapa lama ia membuka suaranya.
"Eommani hanya ingin Jennie lebih dekat dengan Wonwoo, bisa kan?"Ny.Jeon
*******
Gaeun berkutik dengan laptop suaminya, Wonwoo. Sang mpu-nya laptop masih setia berada dikasurnya, sekedar tidak untuk beraktifitas yang dipaksa juga oleh Gaeun.
Gaeun mengerjakan laporan hasil rapat, yang harus ia serahkan paling lambat besok sore ke pusat atau kantor Wonwoo. Dia mencoba menyusun kata-kata yang tepat, ya karena jalannya rapat kemarin tidak begitu bisa dibilang rapat.
"Shua, hmm file yang aku kirim sudah masuk?"Gaeun
'Sudah, tapi sepertinya ini belum semua ,ya?' Joshua
"Tentu, aku punya banyak sekali pekerjaan dirumah. Meninggalkan Wonwoo dirumah sendiri bukanlah hal yang bagus"Gaeun
Dan percakapan ringan yang menjalar ke berbagai topik akhirnya terjadi, dan tanpa sadar sudah 15 menit lalu Gaeun belum menutup sambungan teleponnya, padahal semua urusannya sudah selesai.
'Ah iya, Ny.Jeon tadi datang, menanyakan keadaan Wonwoo. Kau tidak memberi kabar?'
Gaeun sempat terhenyak dan menatap sebentar ke arah pintu kamarnya, yang masih tertutup sempurna.
"Lupa sepertinya, terlalu fokus pada project mungkin?" bohongnya
'Cepat kabari, aku bingung menjawab semua pertanyaannya asal kau tau saja'Joshua
"Baik tuan Huang, terimakasih atas bantuannya. Selamat pagi dan selamat bekerja"Gaeun
Akhirnya sambungan panggilan yang sudah kurang lebih 20 menit itu tertutup. Gaeun terdiam, memikirkan bagaimana cara untuk menjelaskan pada eommani nya nanti.
Terlebih mengingat hubungan Wonwoo juga eommani nya masih belum dapat dikatakan baik, kembali.
"Siapa tadi?" Wonwoo yang datang dengan selimut yang masih ada di punggungnya, terbalut dengan sempurna.
"Hei, kenapa kau keluar kamar. Istirahatlah"Gaeun
"Aku bosan, kau juga tidak menemani. Jahat sekali"Wonwoo
"Pekerjaan, laporan hasil rapat"Gaeun
Gaeun mendekati Wonwoo dan mengajaknya untuk kembali kekamar. Tapi Wonwoo malah menarik tangannya dan mendudukannya di sofa.
Mungkin tidur beralas paha istrinya sebagai bantalan untuk kepalanya merupakan salah satu posisi yang sekarang jadi kesukaan Wonwoo.
"Aku ingin cepat sembuh"Wonwoo
"Aku juga"Gaeun
Wonwoo menoleh kearah Gaeun, menatap dua lensa tepat di atasnya kini.
"Jika kita berhubungan , apa aku akan menularimu?"Wonwoo
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mom Wish (원우 ✔)
Fiksi Penggemar[ 전원우 ] Jeon Wonwoo✔ 'Saya ingin kamu menikahi Seungwoo, Gaeun-ah' Ny.Jeon 'Tapi bagaimana dengan Hana eonni eommanim?' Gaeun 'Tidak ada pernikahan antara Gaeun dan Seungwoo Hyung. Aku yang akan menikahinya' Wonwoo ------ 'Jangan salah paham. Aku m...