Blurb

7.8K 511 27
                                    

Siklus hidup manusia itu begitu sederhana.
Hanya terdiri dua bagian, Bahagia dan Sedih.
Disaat kita jatuh hati, dunia begitu penuh dengan warna-warni indah, dan kita hati akan patah jika tidak bersambut dengan cintanya, dan seiring waktu kita akan kembali jatuh lagi, hingga akhirnya menemukan bahagia yang sesungguhnya.
Yaitu di saat kita akhirnya menemukan seseorang yang mencintai kita sama besarnya.

Begitupun dengan Linda Natsir, perempuan angkuh yang jatuh bangun dalam hal mengenai rasa, hatinya pernah patah karena cintanya tidak bersambut, dan saat sosok hangat yang terbalut dinginnya sikap mendekatinya, Linda mengenal cinta yang sesungguhnya.

Cinta tanpa syarat dan hanya ingin melihatnya bahagia tanpa alasan.

Sayangnya keberuntungan belum berpihak padanya saat Takdir dengan kejam kembali membuatnya patah, kehilangan cinta untuk selamanya?

Benarkah untuk selamanya, saat seseorang yang penuh luka sepertinya akhirnya kembali bertemu kembali, sosok dari masalalunya yang sempat terlupakan.

Bagaimana akhirnya, Linda yang tidak mau kembali mengenal cinta yang membuatnya jatuh bangun, atau menerima rengkuhan Pria yang sama terlukanya seperti dirinya, dan membuka lembar harap dengan cinta yang baru.

Ini Cinta, Linda Natsir.
Bagian pertama.

❤❤❤❤❤❤

"Hakim."

"Linda."

Tawaku dan tawa Hakim yang selalu terdengar canggung terdengar saat kami memanggil bersamaan.

Ku tatap paras menawan, tegas, dan terlihat dingin tersebut, terbingkai indah oleh langit malam yang sekarang bertabur bintang.

Senyum tipisnya terlihat, pemandangan langka untuk seorang Hakim Perwira, "Kamu duluan."

Aku tidak menjawab seketika, tapi memilih bersandar pada bahu tegap yang sering ku pukul saat kesal, tapi tidak pernah meninggalkanku di saat aku sendirian.

Kupejamkan mataku erat, menikmati desir angin malam yang memeluk kami berdua. Semuanya terasa indah, tapi aku sadar, sesuatu yang indah, tidak akan bertahan lama.

Begitupun antara aku, dan laki-laki kejam yang sekarang menjadi tempat bersandarku. Deru nafas, dan degup jantungnya yang perlahan, satu harmoni indah yang tidak ingin ku lupakan.

"Perjuangkan aku seperti Kakak merjuangin si Bodoh Eva, Kim!"

Helaan nafas panjang Hakim begitu terasa, bodoh memang, menanyakan sesuatu yang sudah ku tahu jawaban, dan juga imbas rasa sakitnya.

"Mencintaimu itu pasti, memilikimu itu yang tidak mungkin."

Linda Natsir (Tersedia Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang