Satu Permintaan

2.4K 484 52
                                    

Hakim pov

Suasana ruang keluarga Natsir kali ini rasanya menjadi sunyi, hanya derap langkah Tante Lidya yang terdengar berulang kali berjalan di depanku, berulangkali beliau nyaris berbicara, dna berulangkali juga beliau mengurungkan kalimatnya.

Berbeda dengan Tante Lidya yang kebingungan untuk menyampaikan ketidaksukaan beliau padaku, Om Anggara justru hanya terdiam di seberangku.

Menatapku tajam seolah sedang berpikir keras hukuman apa yang pantas beliau berikan pada bawahannya ini yang telah lancang mencintai putri beliau.

Entah apa posisiku di sini, sebagai salah satu bawahan yang telah lancang mencintai seseorang yang seharusnya di jaga.

Atau sebagai anak asuh yang tidak tahu diri, aku yang sudah beliau berdua rawat layaknya anak mereka sendiri, tapi justru tidak tahu budi, yang masih lancang menginginkan berlian berharga keluarga Natsir yang di percayakan padaku untuk ku jaga.

Karena pada kenyataanya, sebelum berlian itu dipercayakan untuk ku jaga, aku sudah jatuh hati pada berlian itu sejak lama, dan semakin lama, pesonanya tidak bisa kuacuhkan begitu saja.

Ya, aku memang manusia paling tidak tahu diri, tidak sadar aku ini siapa, dan posisiku dimana jika bersanding dengan Tuan Putri dari keluarga Natsir ini.

"Kamu tahu kan Kim jika Tante menganggapmu sama seperti Lingga dan Linda."

Aku mendongak, menatap perempuan tegas seorang pemimpin salah satu anak perusahaan BUMN ini, mendengar pertanyaan beliau yang akhirnya terlontar aku hanya sanggup untuk mengangguk.

"Kamu Om-mu mintai tolong untuk menjaga Linda karena kami berpikir kamu bisa bersikap layaknya Lingga yang melindungi adiknya."

Bagaimana aku akan bersikap sama seperti Lingga jika aku memandangnya bukan sebagai adik, aku memandangnya sebagai perempuan pertama yang ingin kirain untuk melengkapi kebahagiaanku yang sempat mati.

"Saya mencintai Putri Anda, Tante!"

Jawaban tegas yang kuberikan membuat Tante Lidya langsung menatapku tajam, aku tidak ingin menjadi pengecut dengan mengelak dari rasa yang memang kurasakan pada Linda.

Bahkan jika aku harus mendapatkan penolakan, setidaknya beliau berdua sudah tahu bagaimana perasaanku pada Putri mereka.

Seperti yang sudah ku duga, decih sinis terdengar dari Tante Lidya, Tante Lidya memang baik padaku, tapi di mata Tante Lidya, jikapun aku manusia terakhir di bumi ini, beliau tidak akan mengizinkanku bersanding dengan Putri beliau.

Untuk Tante Lidya, cinta saja tidak cukup menjadi modal untuk mendapatkan putrinya.

"Kamu ngigau atau gimana Kim? Kamu nggak gegar otak selama di Akmil kan sampai lupa apa posisimu." nada mencemooh terdengar dari beliau, tertawa menertawakan seorang Perwira muda seperti yang mengharapkan restu untuk mencintai putri beliau.

"Saya mencintai Putri Anda Tante, begitupun dengan Linda, walaupun saya hanya Perwira saya akan_"

"Apa yang kamu miliki selain lencana penghargaan?" aku langsung membisu mendengar kata-kata Tante Lidya yang menohokku, "Apa yang kamu miliki selain karier di TNI, apa kamu punya usaha, apa kamu punya saham?"

"Mama, jika itu pilihan Linda biarkan saja dia menjalaninya." teguran dari Om Anggara sama sekali tidak di indahkan oleh Tante Lidya.

Tapi Tante Lidya memang sepertinya tidak bisa mentoleransi kelancanganku ini lebih lama.
Tante Lidya ingin aku segera sadar, betapa berbedanya aku dengan Linda.

Menjelaskan satu persatu hal yang diberikan keluarga Natsir, yang mustahil untuk kuberikan pada Linda.

"Apa yang bisa kamu berikan pada Putri kami jika kamu kami izinkan untuk menikahinya, kamu akan membawanya ke rumah dinas? Hidup pas-pasan hanya mengandalkan gajimu, bahkan Linda harus meninggalkan mimpinya menjadi dokter spesialis karena kamu yang tidak mampu membiayai kuliahnya?"

"............."

"Linda saya besarkan dengan penuh kenyamanan Hakim, saat saya ingin melepaskan Linda pada tanggung jawab lainnya, setidaknya laki-laki tersebut yang bisa menggantikan saya dalam memberikan kenyamanan. Bukan hanya cinta, tapi juga mandiri secara finansial."

Aku menunduk, sadar diri jika aku memang tidak bisa memberikan segala hal seperti yang di berikan keluarga Linda, aku terlalu naif dalam berpikir, memikirkan jika dengan kami saling mencintai itu sudah cukup untuk kami menguatkan saling melangkah bersamanya.

"Tante tahu kamu benar-benar mencintai Linda, tapi cinta saja tidak akan cukup untuk membuat Linda bahagia dalam pernikahan kalian Hakim, Linda bukan seseorang yang sama seperti perempuan di luar sana."

Nyatanya memang benar, cinta saja tidak cukup membuatku pantas bersanding dengan seorang Natsir.

Masa depan cerah milik Linda hanya akan berakhir dengan seorang Ibu Rumah tangga yang mengurus anak kami berdua di rumah dinas sederhana yang akan sangat tidak layak untuk seorang tuan putri sepertinya.

Kami memang saling mencintai, tapi aku tidak akan sanggup mengambil alih tanggung jawab orangtua Linda dengan memberikan hal yang sama sempurnanya seperti mereka aku tidak akan sanggup sekeras apa pun aku berusaha.

Tante Lidya turut duduk di sampingku, mengusap bahuku dan tersenyum tipis, "Maaf jika kalimat Tante keterlaluan, tapi Tante hanya orangtua yang menginginkan Putri Tante mendapatkan yang terbaik, bukan berarti kamu tidak baik Hakim, tapi_"

"Saya mengerti Tante!" ucapku cepat, memotong kalimat Tante Lidya, walaupun aku merasa terhina dengan  apa yang dikatakan Tante Lidya akupun tidak bisa berbuat apa-apa.

Sudah takdir jika aku jauh berbeda dengan orang yang kucintai, bukankah sedari awal aku juga sudah menyadari akan penolakan ini, aku saja yang bodoh, berharap keajaiban akan datang dan membuat perbedaan itu bukan menjadi permasalahan.

Nyatanya kisah si miskin dan si kaya yang direstui untuk bersama dan akhirnya menikah serta hidup bahagia hanya ada di Novel picisan, bukan di kehidupan nyata seperti yang ku alami.

Aku baru saja menyatakan jika aku mencintai putri mereka, dan rambu-rambu larangan sudah terpasang jelas, harta dan tahta, menjadi penghalang yang jelas dan tidak bisa ku singkirkan hanya dengan sebuah kalimat cinta., bahkan untuk seseorang yang beliau katakan seperti putra mereka sendiri.

Om Anggara yang sedari tadi hanya terdiam kini menatapku dengan penuh rasa bersalah, seseorang yang selama ini menjalankan peran seorang Ayah untukku kini berperan menjadi orangtua dari perempuan yang kucintai.

Aku menguatkan hati, mencoba berbesar hati menyiapkan apapun yang akan di katakan oleh Om Anggara.

"Kamu tahu kan Kim, pendapat Om sangat bertolak belakang dengan Tantemu_"

Secercah harapan yang sempat muncul atas apa yang di ucapkan Om Anggara langsung lenyap saat dengan tegas Tante Lidya memotong.

Memupus segala harapanku, membuatku semakin merasa kerdil di hadapan keluarga Natsir.

"Baiklah Hakim, sepertinya kamu dan Om-mu sendiri yang memaksa Tante untuk berlaku tega, kamu akan Tante izinkan mencintai Putri Tante jika kamu datang sebagai lelaki sesukses Lingga, bukan hanya sukses di karier kemiliteran, tapi juga mempunyai backingan bisnis dan saham di belakangnya untuk menjamin kehidupan Putri Tante, jika tidak tolong pikirkan lagi, Kim. Kamu juga tidak ingin kan perempuan yang kamu cintai itu hidup serba pas-pasan, itu bukan mencintai dan membuat bahagia Kim, bersama orangtuanya dia hidup nyaman, sedangkan bersamamu kamu sendiri tidak bisa menjaminnya."

Laki-laki mana yang ingin melihat seseorang yang di cintainya hidup susah, tidak akan ada, begitupun dengan diriku.

Aku memberanikan diri menatap Tante Lidya yang melihatku penuh permohonan, terlihat kejam, tapi nyatanya, sikap Tante Lidya adalah sikap semua orangtua yang hanya menginginkan hal terbaik dan kebahagiaan putrinya.

Bagaimana aku menyalahkan beliau, jika ini semua salah takdir yang keliru menempatkan hati dan cinta pada dua orang yang terlalu berbeda.

"Jadi Hakim, apa pilihanmu, menjauh dari Linda, atau Tante yang menjauhkan kalian?"

Satu pertanyaan yang seakan menanyakan bagaimana aku harus memilih cara untuk mati dengan cara yang cepat.

Dibunuh, atau bunuh diri.

"Kamu tidak inginkan, Linda berubah menjadi anak yang durhaka demi dalih sebuah cinta?"

Linda Natsir (Tersedia Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang