Maaf Terlambat

3K 506 32
                                    

Lama aku memperhatikan bayanganku di cermin, menatap wajah angkuh yang kini terpoles make up glamour, semakin mempertegas wajahku yang arogan.

Arogan dan angkuh, hal yang sejak dahulu menjadi masalah untukku, membuat banyak orang enggan untuk menegur, dan mengajakku berteman terlebih dahulu, di tambah dengan sikapku yang introvert, membuat kesan angkuh dan sombong begitu melekat, citra judes, dan jutek tidak terelakan lagi untukku.

Hal inilah yang membuatku tidak mempunyai banyak teman, di satu sisi anugerah untukku, karena aku tidak perlu berhadapan dengan banyak orang bermuka dua, tapi di sisi lainnya aku juga kesepian, terlebih di saat ada orang yang tampak begitu tulus memperlakukanku, aku akan dengan mudah mempercayainya, melupakan jka kadang apa yang kita pikirkan, dan di pikirkan orang itu juga jauh berbeda.

Sama seperti Bramastha, aku menganggap dia berbeda, di antara banyak orang yang berusaha mendekat padaku, dia yang ku berikan kepercayaan, hingga tanpa aku sadari, sang Pengacara tersebut telah masuk terlalu dalam kedalam hatiku.

Aku menunduk, memilih mengamati jemari kakiku yang kini terbalut heels yang tampak lebih menarik dari pada wajahku yang menyedihkan.

Astaga, Linda. Kenapa kamu bisa semenyedihkan ini sih, meratapi orang yang bahkan tidak memikirkanmu, sejak awal kamunya saja yang Baper, Bramastha hanya menganggapmu teman, bukan yang lainnya.

Toh, bisa jadi dengan teman lainnya, Bram juga sering bantu-bantu mencari tugas kuliah, mengajak makan siang barengan, atau bisa juga setelah mengajakmu nonton di SatNight, dia juga mengajak yang lainnya Dinner.

Sama seperti yang di lakukannya terhadapmu. Buktinya, tanpa kamu tahu sedikitpun jika Bram mendekati Bunga, tiba-tiba mereka mengirimkan undangan pertunangan bukan?

Entah Bram yang tidak memperlihatkan semua itu, atau memang aku yang tidak memperhatikan mereka.

Lagi pula, Lin. Kamu juga nggak akan tahu gimana sebenarnya Bramastha di luar sana, istimewa menurutmu, tapi tidak dengannya. Jika dia sekarang akan bertunangan dengan Bunga, ya sudah Linda.

Linda Natsir bukan seorang cengeng seperti ini. 

Linda Natsir adalah sosok kuat yang mampu melibas siapa pun yang melawannya hanya dengan satu kalimat.

Lalu kenapa kamu sekarang tampak begitu lemah hanya karena cinta dan perasaanmu yang tidak terbalas?

Aku bangkit, merasa begitu tertusuk dengan cemoohan yang terdengar dari diriku yang lain melihat betapa menyedihkannya diriku, tanganku tergerak mengoleskan lip gloss sebagai sentuhan terakhir penampilanku kali ini, sebelum akhirnya aku mengambil clucth branded hadiah dari Mama.

Aku mencoba tersenyum, mencoba menampilkan wajah yang baik-baik saja membayangkan bagaimana aku nanti akan memberi selamat pada Bunga dan Bram atas pertunangan mereka.

"Waaahhh, selamat ya atas pertunangan kalian."

Great! Kamu memang pembohong ulung, Linda. Aku harus memuji kemampuan beraktingku, tidak perlu seperti usul Mas Lingga dan Papa untuk mengajak orang lain agar tidak menyedihkan.

Sendiri pun, aku kuat.
Aku seorang Natsir jika mereka lupa.

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

"Di mana kamu sekarang?"

"Bagaimana jika Komandan mencarimu!"

"Apa yang harus saya katakan?"

"Shareloc saja lokasimu."

"P."

"P."

Linda Natsir (Tersedia Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang