I Love You

9 3 0
                                    

***

"Jadi selama ini kamu tinggal cuma sama bibi ya sayang?". Tanyaku pada Daniel yang sedang duduk bermain game.

Kami baru saja pulang dari makam. Memilih untuk tidak langsung pulang. Akhirnya kami kembali kerumah Daniel.

"Iya sama bibi Ca".

"Daniel sayaaaang makan yuk lapeer:(".

"Kamu laper?, kenapa ga bilang tau tadi kita mampir ke restoran".

"Hehe laper nya baru sekarang, bibi masak dong pasti?".

"Biasanya ia masak".

"Yaudah makan yuk kita keruang makan". Ajak ku menarik tangan Daniel.

"Kamu lucu deh kek tuyul hehe". Canda ku pada Daniel.

"Jelek ya?".

"Siapa bilang jelek, aku bilang lucu loo". Aku tertawa kecil.

"Tau ah ngambek". Daniel memasang wajah pura-pura merajuk.

"Dih ngambek, Waaaaah cumi sambel aku suka dong. Cepet-cepet kita makan". Aku bersemangat ketika melihat makanan yang sudah ada di meja. Entah sejak kapan bibi menyiapkan nya.

"Dih bener kata Yurin, kamu kek bocah. Tapi kenapa ya aku sayang".

"Dih biarin wle". Aku nenjulurkan lidah ke Daniel."Udah ah makan ga boleh ngomong. Sini aku ambilin". Aku menarik piring yang Daniel pegang mengambilkan makanan untuknya.

"Waah calon istri yang baik, dikit aja sayang jangan banyak-banyak".

"Iya dong, ga harus banyak makannya sayang". Aku menaruh Nasi dengan cukup banyak. Bersama satu potong ayam, sambal cumi, dan sayur untuk Daniel.

"Selamat makan Daniel sayang". Aku menyerahkan makanan itu pada nya.

***

19:00

Disini aku sekarang, dibalkon kamarku. Menikmati angin malam yang biasa saja, tidak seperti biasanya.

Bintang juga tidak ramai dilangit. Ditemani secangkir coklat panas.

Pikiran ku melayang pada kekasihku. Sebenarnya aku masih ingin menemaninya. Tapi ia memaksa ku untuk pulang, katanya aku sudah terlihat lelah menjaga nya beberapa hari ini.

Hei, pernahkan dia berfikir bahwa itu tidak seberapa dari apa yang ia alami.

Sungguh, Daniel benar-benar lelaki yang hebat dan kuat. Aku bahagia sekali memilikinya.

Berjanji pada diri ku sendiri, bahwa aku tidak akan meninggalkan nya apapun yang terjadi.

Aku akan menjadi tempat bersandar dan pulang saat ia sedang lelah.

Aku tersenyum saat melihat beberapa video yang ada diada di ponsel ku. Video kebersamaan aku dan Daniel.

Sungguh senyum lelaki itu terlihat tanpa beban, bahkan aku tidak menyangka bahwa ia harus mempunyai penyakit itu.

Diana Alexa [selesai]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang