Bab 9 🕊

3.2K 518 33
                                    


The Tale of Black Swan

Deja vu.

Aelin terbangun dengan penampakan raut wajah khawatir semua orang di kediaman Keluarga Endelion. Tapi yang berbeda kini yang pertama Aelin lihat adalah wajah menawan Duke Louis yang di tatapannya tersirat kilatan amarahㅡ Aelin tidak tahu alasannya.

Aelin bersandar pada kepala ranjang dan tak sedikitpun berani membalas tatapan Duke Louis yang duduk di sebuah kursi di samping ranjangnya.

Hanya ada mereka berdua disana, bahkan Aelin tidak melihat Aiden sejak ia terbangun. Hanya ada Matilda dan Owen yang kini keluar mengerjakan perintah dari Duke Louis.

"Sudah aku katakan untuk tidak dekat dengannya," Suara serak yang terdengar tenang namun penuh amarah itu membuat Aelin merasa takut.

"Satu hariㅡ ini bahkan belum satu hari aku meninggalkanmu dan lihat?" Duke Louis memalingkan wajahnya dan menghela nafas panjang, mencoba menahan amarahnya, tapi tatapannya lekas kembali menatap wanita yang hanya menunduk tanpa bersua sedikitpun.

"Tatap aku."

Aelin masih diam dan hanya meremas selimutnya semakin kuat. Tapi itu justru membuat emosi Duke Louis terpancing.

"Aku bilang tatap aku!"

Duke Louis menarik dagu Aelin agar menatapnya balik, dan dapat ia lihat tatapan penuh ketakutan dan rasa asing terhadap dirinya. Duke Louis benci melihatnya. Bagaimana bisa Aelin tampak tenang dan nyaman di sebelah Duke Aniensis sedangkan kepada dirinya tidak sama sekali.

Duke Louis melepas tarikannya dan mengusap wajahnya pelan lalu menunduk dalam. Dirinya lekas merasa bersalah membentak Aelin dan semakin membuat wanita itu menjauh darinya.

"Mungkin ada baiknya dirimu lupa akan rasa sakitmu duluㅡ tapi bagaimana bisa, kamu tidak mengingat sama sekali hal - hal yang pantang kamu lakukan sebelumnya?" Lirih Duke Louis dan beranjak dari duduknya.

"Mulai sekarang aku tidak akan ikut sarapan lagi. Mungkin memang lebih baik jika dirimu tidak melihat orang - orang yang membuatmu merasa ketakutan," Ucap Duke Louis dan melangkah pergi dari kamar Duchess Endelion tersebut.

Aelin masih terdiam, dan tepat saat pintu kamarnya tertutup dengan kepergian Duke Louis, air mata Aelin lekas jatuh.

Dada Aelin rasanya sakit, bukan sakit seperti sebelumnya ataupun dengan perasaan ketakutan. Tapi perasaan kehilangan yang teramat dalam dan kecewa akan diri sendiri.

Sejatinya, hatinya tidak ingin Duke Louis pergi jauh. Dan melihat raut kekecewaan pria tersebut benar - benar menyayat hati Aelin.

"Hiks, bukan begitu," Lirih Aelin sembari terisak.

Sedangkan Duke Louis masih berdiam di depan pintu kamar Aelin dengan perasaan berat. Apalagi saat mendengar istrinya terisak dengan keras.

Duke Louis menutup wajahnya dengan sebelah matanya, sebelah tangannya bertumpu pada pintu kamar Aelin.

"Kenapa mereka yang harus tersiksa?" Lirih Duke Louis.

✦ ˚ . * ✦

"My lord, anda harus beristirahat."

Matilda menatap khawatir kearah Aiden yang masih berlatih pedang padahal bulan sudah nampak jelas di langit.

Aiden tidak menggubrisnya dan tetap melakukan latihannya bersama ksatria lainnya. Ia harus menjadi lebih kuat, lebih cerdas dan lebih tenang menghadapi segala masalah.

"Aiden, dengarkan ucapan pengasuhmu!"

Aiden mengayunkan pedangnya tepat kearah ksatria yang menjadi lawannya malam ini. Dirinya menang dan lekas melempar dengan asal pedang yang ia gunakan. Kini tatapan Aiden beralih kearah pria yang berdiri tegap dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Lanjutkan latihanmu besok pagi. Sekarang beristirahatlah," Ucap Duke Louis sebelum melangkahkan kakinya pergi dari paviliun barat tersebut.

"Ada yang ingin kubicarakan, dad."

Ucapan Aiden itu menghentikkan langkah Duke Louis. Kini tatapan ayah dan anak itu terlihat sama, sama - sama mengisyaratkan sesuatu.

Duke Louis dan Aiden kini berdiam di ruang kerja Duke Louis yang berada di mansion utama. Dan Aiden masih belum mengatakan apapun.

"Ada apa?" Duke Louis membuka percakapan.

"Mom seperti itu karena reaksi sihirku 'kan?"

Duke Louis terdiam dan kini menatap lekat sang anak yang tengah menundukkan kepalanya. Duke Louis mendekap Aiden kedalam pelukannya. Sudah lama sekali Duke Louis tidak memeluk anaknya tersebut.

"Jangab takut dan sampai menunjukkan wajah tertunduk seperti itu, Aiden. Itu hanya mempermudah orang luar memasuki kediaman kita dan menyakiti orang yang kita sayang," Ucap Duke Louis.

Aiden mengangguk kecil dan menatap sayu kearah Duke Louis yang kini melepas pelukannya.

"Aku membaca buku itu," Ucap Aiden dengan suaranya yang beratㅡ persis seperti Duke Louis, "Kenapa aku harus menjadi black mage disaat dad adalah banisher?" Lirihnya.

Duke Louis tertegun, lalu sebisa mungkin tidak menunjukkan raut wajah kekhawatiran. Walaupun dirinya ragu jika Aiden tidak merasakan bahwa Duke Louis juga memikirkan hal itu.

"Tidak ada yang salah menjadi black mage, Aiden. Kau hanya perlu mengikuti jalan yang benar, dan tidak terobsesi dengan suatu halㅡ karena itu akan menjadi kesempatan orang lain untuk memanfaatkanmu," Ucap Duke Louis dan mengusap lembut puncak kepala Aiden.

Tapi Aiden menggeleng kecilㅡ nyaris menangis. Fakta tentang dirinya yang black mage sangat menekan mentalnya. Terlebih lagi kasus penculikan Aelin dan sihir hitam pada tubuh wanita itu semakin membuat Aiden takut dengan dirinya sendiri.

"Tidak ada black mage yang berakhir baik, dad," Aiden menatap lekat ke manik mata biru laut yang terlihat bagaikan badai yang akan membunuh seluruh awal kapal, "Kau tahu itu 'kan? Karena semua black mage terbaik di Andromeda Empire di bunuh oleh banisher dengan kekuasaan tertinggiㅡ dan itu kau, dad," Lirih Aiden.

Duke Louis kembali mendekap Aiden kedalam pelukannya. Kali ini lebih erat, seakan tak mau anak laki - laki itu menghilang dari pandangannya.

"Kau tidak akan terluka, Aiden. Dad berjanji akan melindungimu dan momㅡ dan jangan sampai mom tahu tentang ini," Bisik Duke Louis.

Duke Louis tidak mungkin membunuh anaknya sendiri, bahkan jika harus mengabaikan titah emperor kepadanya.

Yang mengharuskan Duke Louis membunuh semua black mage di Andromeda Empire.

Yang mengharuskan Duke Louis membunuh semua black mage di Andromeda Empire

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Open The Next Page With Vote

* Banisher : sebuatan penyihir yang membasmi kegelapan.

| Disini orang yang sihirnya akan menjadi black mage selalu dibunuh oleh banisher sesuai dengan titah emperor |

𝕋𝕙𝕖 𝕋𝕒𝕝𝕖 𝕠𝕗 𝔹𝕝𝕒𝕔𝕜 𝕊𝕨𝕒𝕟 [ Taerin ft. Yeonjun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang