Bab 31 🕊

1.8K 330 38
                                    


The Tale of Black Swan

Derap langkah kaki yang mengikuti anak laki - laki itu lekas membuatnya menoleh diikuti oleh pedangnya yang mengarah mengikuti gerakan tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan disini?!"

"Biarkan aku membantumu."

Aiden menurunkan pedangnya, "Cepat kembali, dan jangan mengikutiku!"

"Apa kau berniat menggunakan sihir terlarang black mage? Dengan dirimu yang sekarang bahkan tak memungkinkan sihir itu berhasil dan berakhir menyia - nyiakan nyawamu sendiri!"

"Kau ini banyak bicara sekali ya, Prince Sage. Kembalilah dan bantu Prince Liam melawan para keluarga bangsawan yang ikut memberontakㅡ Noah, Luke dan Albert tak akan bisa membantu banyakㅡ mereka apperentice," Balas Aiden dan hendak pergi.

"Aku akan menjadi emperor!" Seru Prince Sage tiba - tiba.

"Aku tahu, bodoh. Kau 'kan putra mahkota! Jangan membuang waktuku!" Hina Aiden.

Prince Sage berusaha menahan dadanya yang sesak saat punggung lebar namun penuh beban itu melangkah menjauh dari pandangannya.

"Aku berjanji menjadi emperor yang akan membersihkan nama Keluarga Endelion, itu janjiku padamu, Lord Aiden," Gumam Prince Sage.

✦ ˚ . * ✦

Aiden menatap nyalang kearah wanita yang kini menyeringai saat menyadari kedatangannya.

Wanita itu berdiri tegak seakan menyambutnya dengan belati yang ia genggam.

Namun langkah Aiden terhenti ketika menyadari beberapa kelopak bunga mawar tersebar hingga membentuk lingkaran yang mengitari Aelin maupun Duchess Aniensis.

Ini perangkap.

"Kenapa tak mendekat kemari, Lord Aiden?" Sindir Duchess Aniensis.

"Aku bukan anak bodoh, dasar pengkhianat!" Balas Aiden tak kalah sengit.

Duchess Aniensis tertawa lantang hingga menggelegar ke segala hutan.

Aelin menoleh kearah Aiden lalu menggeleng dengan tangisan yang sudah pecah. Dirinya ingin bergerak tetapi tubuhnya terasa tertarik sehingga tak mampu untuk bangkit.

"Pergi, Aiden!" Pinta Aelin.

Aiden mencoba tersenyum walaupun senyum getir lah yang ia tunjukkan.

"Tidak apaㅡ mom tahu 'kan aku anak yang pintar dan hebat? Ini bukan hal sulit," Balas Aiden dengan lirih.

Kini tatapan Aiden kembali terfokus kearah Duchess Aniensis yang tengah menyentuh dengan perlahan belatinya.

"Bukankah menyulitkan lahir sebagai Endelionㅡ pemberontak, pemberontak dan pemberontakㅡ pasti menyakitkan sekali mendapat tatapan dan ucapan seperti itu."

"Aku tak berminat dengan tahta apapun, jadi rencanamu akan sia - sia," Balas Aiden.

"Ah, baiklah. Kau sangat tak memiliki ketamakanㅡ tapi jika begini?" Duchess Aniensis menarik rambut Aelin dengan kasar.

Aelin meringis kesakitkan dan memegang rambutnya yang tertarik. Dan tentunya itu membuat emosi Aiden semakin terpancing.

Itulah yang diinginkan oleh Duchess Aniensisㅡ emosi Aiden yang akan mempemudahnya mempengaruhi anak laki - laki tersebut, dan kuatnya sihir Aiden akan semakin menyakiti Aelin.

Aiden langsung berlari dan mengayunkan pedangnya, tapi serangan itu di tangkis dengan cepat ketika seorang anak laki - laki datang kearahnya.

"Oh, anakku datang."

Aelin mendongak dan menatap Felix yang tatapannya mengarah kebawah, jelas sekali menunjukkan bahwa anak itu di kendalikan oleh sihir hitam milik Duchess Aniensis.

Kejam. Aelin tak akan membiarkan seorang anak yang ibunya dibunuh oleh orang yang sama dan kini di perlakukan bagaikan boneka puppet.

Aiden sendiri hanya menggenggam erat pedangnya. Tidak tahu apakah ia harus menyerang orang yang dianggap sebagai adik atau tidak.

Aiden menegakkan tubuhnya lau menghela nafas panjang sembari memejamkan mata. Ketika ia membuka matanya, tangannya dengan cepat mengayunkan pedang dan membuat pedang yang di pegang oleh Felix terpental cukup jauh.

Disaat itulah Aiden mendekat dan menekan titik vital pada leher Felixㅡ melumpuhkan sejenak dan menghilangkan sihir hitam pada tubuhnya.

Duchess Aniensis yang melihat itu hanya tersenyum miring, jemarinya mendekat tepat ke hadapan wajah Aelin.

Dengan sekali jentikkan yang mengeluarkan serbuk tipis, tubuh Aelin langsung terjatuh tak berdaya dengan tatapannya yang hanya bisa menatap kearah Aiden.

"Mom!"

"Jangan lukai bonekaku, aku bukan necromencer yang suka bermain dengan mayat manusia," Ucap Duchess Aniensis kepada sekelompok orang berkerudung hitam.

"Kami mengerti, my lady."

Aiden langsung menyerang orang - orang tersebut tanpa mempedulikan siapa yang dalam pengaruh sihirㅡ dan beberapa dari mereka adalah mayat yang di hidupkan menggunakan necromacyㅡ sihir milik nercomancer.

"Felix! Bangunlah!"

Tak ada pilihan lain, lawannya terlalu banyak dan Aiden mulai kehabisan tenagaㅡ ia jadi menyesal kerap kali mengeluh dan menyelesaikan latihannya dengan cepat ketika berlatih dengan Duke Louis.

Aiden memejamkan matanya, berusaha memusatkan mana-nya pada telapak tangan lalu mengarahkannya kedepan dan melepas mana tersebut hingga membuat musuhnya tergeletak tak berdayaㅡ dan para mayat hidup pun musnah begitu saja.

Nafas Aiden berderu tak teratur, tenaganya sudah banyak terkuras akibat menggunakan sihir berlebih dari latihan biasanya.

Tapi anak laki - laki itu tak menyerah. Setelah menyandarkan tubuh Felix di pohon dan memberinya sedikit sihir perlindungan diri, Aiden lekas mengejar Duchess Aniensis yang kini membawa Aelin.

Aiden mendongak dan mendapati malam ini bulan purnama menyinari kegelapan di hutan tersebut. Dan malam ini, bulan tersebut akan menjadi saksi bahwa black mage tak selalu membawa petaka.

 Dan malam ini, bulan tersebut akan menjadi saksi bahwa black mage tak selalu membawa petaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Open The Next Page With Vote

* Necromencer : mengendalikan mayat untuk menjadi boneka petarungnya. Sihirnya disebut necromacy.
* mana : sihir

p.s : maaf ya kalau kecewa di sini ga ada scene Duke Louis awalnya ada tapi kesannya kek muter - muter di chapter sebelumnya jadi aku revisi ulang sebelum publish.

𝕋𝕙𝕖 𝕋𝕒𝕝𝕖 𝕠𝕗 𝔹𝕝𝕒𝕔𝕜 𝕊𝕨𝕒𝕟 [ Taerin ft. Yeonjun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang