✦ The Tale of Black Swan ✦Matilda keluar dari kamar Duchess Aelin dengan membawa nampan berisi semangkuk bubur dan segelas air.
"Duchess Aelin menolak sarapannya dan wajahnya semakin pucat karena menangis."
Duke Louis menghela nafas panjang saat mendengar penjelasan Matilda lalu membiarkan wanita paruh baya itu pergi menuju dapur.
Aelin menolak semuanya, bahkan menolak kedatangan Aiden ke kamarnya. Suatu hal yang tak pernah terjadi sekalipun Aiden membuat masalah besar.
Dengan berat hati Duke Louis memasuki kamar Duchess tersebut dengan pelan, tak ingin membangunkan Aelin yang sepertinya tertidur.
Duke Louis melangkah pelan dan duduk di sisi kasur Aelin, menatap bagaimana mata sembab dan pipi yang semakin menirus tersebut.
Disaat tangan Duke Louis mengusap pelan pipi Aelin, wanita tersebut membuka matanya dan menatap sayu kearah Duke Louis.
Duke Louis ingin berdiri karena tak mau membuat Aelin terkejut ataupun menatap asing dan tak nyaman kearahnya. Tapi Aelin lekas memeluk pinggang Duke Louis dengan posisinya yang masih berbaring.
"Jangan pergi."
Aelin sepenuhnya sadar, dan sesuai dugaannya. Perasaan menyakitkan itu hilang begitu Duke Louis datang dan mempelakukannya dengan lembutㅡ kini Aelin menyesal harus menolak kedatangan Aiden agar pria di sampingnya ini mau datang lagi ke kamarnya.
Duke Louis mengangkat tubuh ringan Aelin dan mendudukannya di pangkuannya, sedangkan wanita itu membenamkan wajah di dadanyaㅡ masih dengan memeluknya erat.
"Maafkan akuㅡ jangan pergi lagi, jangan membentakku, kumohonㅡ hiks, aku kesakitan tanpa sebab karena kau begitu."
Aelin terisak di dada Duke Louis, bahkan menggunakan bahasa informal kepada pria tersebut. Tapi itu kenyataannya, ini sudah tiga hari dan sakit yang di rasakan Aelin berasal dari hatinya yang tidak terbiasa jauh dari pria tersebut.
Ini adalah bawaan dari tokoh Aelin di dalam novel.
Duke Louis mengusap lembut kepala Aelin, bahkan mencium pucuk kepalanya. Dapat Duke Louis rasakan hawa dingin dari sihir hitam yang masih berada di tubuh Aelin.
"Aku berjanji, dan maafkan aku. Tapi bisakah tidak menolak kedatangan Aiden lagi? Anak kita menjadi murung karena itu," Ucap Duke Louis.
Aelin mengangguk kecil, "Aku merindukan Aiden."
"Kau bisa memintaku datang kapanpun kau mau tanpa melakukan hal ini," Ucap Duke Louis dan kini menangkup pipi Aelin, membuat wanita itu menatap mata bagai lautan tersebut.
"Kau memang tidak berubah, selalu menjadi manja jika sakit."
Aelin masih betah menatap mata Duke Louis, dan tanpa sadar berucap, "Aku baru tahu, menjadi sakit akan mendapat perhatian seperti ini dari keluarga."
Duke Louis mengernyit bingung. Tentu saja siapapun yang sakit diantara mereka pasti akan membuat yang lainnya khawatir, terutama jika itu Aiden. Bahkan Matilda sakit saja Aelin akan panik dan menyuruh pengasuhnya itu untuk beristirahat seharian.
"Apa maksudmu? Siapapun diantara kita yang sakit selalu mendapat perhatian lebih."
Tanpa sadar Aelin menitikkan air mata, padahal matanya masih sembab karena sakit yang membuat emosinya naik turun dalam sekejap.
Aelin kembali memeluk Duke Louis dengan erat, "Bisakah aku merasakan ini selamanya? Aku tidak ingin kembali dan meninggalkan semuanya yang disini," Isak Aelin.
"My duchess, apa maksudmu? Tidak ada yang akan meninggalkanmu, tenanglah," Duke Louis menepuk - nepuk punggung Aelin dan membiarkan wanita itu terlelap dalam pelukannya.
Duke Louis tersenyum kecil, lalu membaringkan kembali tubuh Aelin yang sudah tertidur dengan lelap.
✦ ˚ . * ✦
"Mom!"
Aiden memekik saking bahagianya bahwa Aelin sudah tidak menolak kedatangannya lagi. Dipeluknya erat sang ibu dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya.
"Maafkan mom, Aiden," Lirih Aelin nyaris menangis dan mencium kedua pipi Aiden dengan gemas.
Biasanya Aiden akan kesal sendiri jika masih di manja seperti anak kecil, tapi kini anak laki - laki itu tidak menolak. Aiden benar - benar ingin menghabiskan waktunya bersama sang ibu.
Sebelum hal buruk terjadi karena dirinya.
Aelin sendiri memeluk erat Aiden dan tak berani menatap mata Duke Louis yang masih berdiri dan menatap interaksi ibu dan anak tersebut. Kali ini bukan karena rasa takut, tapi rasa malu karena Aelin terbangun dengan Duke Louis yang tertidur di sebelahnya sembari memeluk dirinya.
Mengingatnya saja rasanya sudah terkena serangan jantung.
Aelin tak habis pikir jika ia mati hanya karena ketampanan pria tersebut.
Suara ketukan pada pintu kamar mengalihkan atensi keluarga tersebut.
"Masuklah."
Pintu itu terbuka dan menampilkan Finn yang datang dengan raut wajah yang mencurigakan bagi Aelin.
"Maafkan saya, tapi emperor memanggil Keluarga Endelion untuk datang ke kekaisaran sekarang juga."
Aelin menaikkan alisnya. Bahkan dirinya baru sembuh dari tekanan mental tokoh Aelin, tapi sekarang dirinya diminta bertemu dengan emperor?
Jika ini tertulis di novel, sang penulis pasti ingin membunuh tokoh Aelin dengan beban pikiran yang semakin merusak mental tokoh wanita tersebut.
✦ Open The Next Page With Vote ✦
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕋𝕙𝕖 𝕋𝕒𝕝𝕖 𝕠𝕗 𝔹𝕝𝕒𝕔𝕜 𝕊𝕨𝕒𝕟 [ Taerin ft. Yeonjun ]
FantasyⒺ ⓝ ⓓ Jung Yerin kira, setelah mati yang akan dirinya lihat adalah surgawi. Namun Yerin justru terbangun menjadi istri tokoh utama antagonis dari novel yang ia baca sebelum kecelakaan. Menjadi istri dari Duke Louis de Endelion, si pengkhianat yang...