𝕋𝕙𝕖 𝕋𝕒𝕝𝕖 𝕠𝕗 𝔹𝕝𝕒𝕔𝕜 𝕊𝕨𝕒𝕟 [ Taerin ft. Yeonjun ]

Bab 25 🕊

✦ The Tale of Black Swan ✦

Pekan raya desa, kegiatan tahunan yang selalu diadakan bergilir tiap duchy milik para Duke di kedua kekaisaran tersebut.

Dan pekan raya di Duchy Endelion adalah satu - satunya alasan Keluarga Endelion menggelar pesta yang di sambut gembira oleh rakyatnya.

Namun menjadi kesempatan para rubah licik.

Duke Louis melangkah melewati lorong utama yang selalu terhiasi dua lukisan berukuran besar.

Satunya melukis indah pasangan suami dan istrinya yang tengah mengandung dengan senyum merekah lebar di wajah mereka.

Lalu lukisan satunya memperlihatkan keluarga kecil dengan anak mereka yang berumur 5 tahun yang sedang duduk di pangkuan sang ayah ketika piknik di taman dengan pohon besar di sebelah mereka.

Duke Louis tersenyum miring, lalu kembali melangkah dan melihat para pelayannya mempersiapkan pesta untuk esok lusa.

✦ ˚ . * ✦

Nyonya di kediaman tersebut tengah sibuk dengan buku catatannya. Tangannya bergerak lincah menulis sesuatu disana. Sorot mata tajam yang menampakkan keseriusan dan dahi yang beberapa kali mengernyit yang mengartikan otaknya tengah bekerja keras.

Aelin harus membuat rencana.

Besok adalah waktu penentuan, dan bagai manapun caranya Aiden harus tetap disisinya, itulah yang di pikirkan Aelin.

Aelin tahu Duke Louis merasakan akan ada bahaya yang datang, tapi Aelin juga tidak tahu apa pria itu memiliki rencana atau tidak.

Ingatkan Aelin ia juga harus menjauhkan Duke Louis dari jangkauan Duke Aniensis.

Aelin tak akan membiarkan mereka bertegur sapa sekalipun. Karena Duke Aniensis adalah orang paling mencurigakan saat iniㅡ mengingat dirinya juga yang menghasut Duke Louis untuk memberontak di dalam novel.

"Bahkan dia bisa membunuh emperorㅡ benar, Duke Louis sudah kuat untuk melindungi dirinya sendiriㅡ dan orang - orang akan menjadikanku atau Aiden sebagai kelemahannya."

"Tak bisa dibiarkan! Ck, apa aku harus pura - pura sakit agar pesta itu di hentikan lebih cepat?"

Aelin bermonolog dan mengoceh sendirinya dengan suara kesal.

Kini tangan Aelin mengetuk - ngetuk pena diatas meja di perpustakaan pribadinya.

"Ah! Akan ada Seoheeㅡ Duchess Aniensisㅡ ck, aku bahkan tak tahu siapa saja musuh Duke Louis. Argh! Bagaimana ini!"

Aelin mengacak rambutnya. Frustasi.

"Kenapa wajahmu kesal seperti itu?"

Suara yang mengintrupsi itu langsung membuat Aelin tersentak kecil dengan mata membulat.

"Bukannya kau sibuk?"

"Reaksimu membuatku sakit hati."

Aelin tertawa kecil lalu beranjak dari duduknya dan memeluk pria tersebut dengan erat. Rasa ketakutan dan kekhawatiran Aelin lekas menghilang setelah memeluk pria itu.

Duke Louis membalas pelukan Aelin dan merapikan rambut wanita yang tadi diacak - acak tersebut. Dengan lembut mengecup dahi sang istri.

"Aku ingin mengajakmu keliling kota karena ada banyak kios penjual makananㅡ kau 'kan suka makan. Karena besok kita akan sibuk sekali melakukan hal yang membuang tenaga," Ucap Duke Louis lalu meletakkan dagunya diatas kepala Aelin.