The End of Black Swan 🦢

4K 446 121
                                    


˚ Vote and Comment ˚

Derap langkah diantara padang bunga yang bermekaran itu beradu dengan suara dedaunan yang bergesekan ketika tertepa angin.

Matahari mulai terbenam dengan cantiknya. Dan disaat itulah seorang pria akan duduk di bawah sebuah pohon besar dan bersender untuk menikmati langit sore.

"Sudah aku duga kau disini."

Duke Louis menoleh dan mendapati Duke Aniensis datang dengan raut wajah yang lebih segar dan menenangkan. Seperti dulu.

Setelah pemberontakan, Duke Aniensis tidak di jatuhkan hukuman apapun karena terbukti ia di pengaruhi oleh sihir selama beberapa tahun terakhir dan dikuatkan oleh kesaksian Felix.

Duchess Aniensis dan pemberontak lainnya di jatuhkan hukuman mati tanpa diskusi ulang oleh kedua emperor dan di setujui oleh semua keluarga bangsawan.

"Ada apa?"

"Emperor menanyakan keadaanmu."

Duke Louis tersenyum tipis, "Tidak begitu baik," Balasnya.

Duke Louis berdiri dengan menepuk - nepuk pelan pakaiannya yang terkena beberapa helai daun bunga.

"Dad!"

Dua pria itu menoleh dan mendapati seorang anak laki - laki tengah berlari kearah mereka. Duke Louis terenyuh melihatnya, lalu menatap kearah Duke Aniensis.

"Felix sudah datang, pulang lah. Kau jadi seperti Finn yang mengecek kondisiku setiap menggantikanku mengurus duchy," Oceh Duke Louis.

Felix datang dan membungkuk kecil kepada Duke Louis.

Melihat ayah dan anak itu pergi, Duke Louis kembali menatap kearah pohon tersebut. Menyentuhnya pelan dengan seulas senyum yang menenangkan.

"Terima kasih."

✦ ˚ . * ✦

Korden jendela bergerak tak teratur mengikuti angin yang datang di kala senja tanpa mengganggu sang empunya kamar yang terbaring lemah diatas ranjang.

Wanita paruh baya masuk kedalam kamar tersebut dengan nampan yang berisikan semangkuk air hangat dan kain kecil. Setiap menjelang sore, tubuh yang terbaling lemas itu akan di basuh hingga bersihㅡ atas sampai bawah. Begitupun dengan makanan yang perlu bantuan sihir agar bisa di cerna si pemilik tubuh.

Tatapan sendu dari wanita paruh baya itu berubah menjadi isak tangis yang menyayat hati. Dirinya selalu merasa kehilangan melihat tubuh yang semakin ringkih diatas ranjang tersebut.

Sudah setahun, tak ada tanda kehidupan dari Aelin semenjak pemberontakan tersebut.

Matilda hendak membasuh jemari Aelin sebelum ia merasakan setitik kehangatan disana, diikuti oleh gerakan jari dan nafas yang berderu tak karuan.

Dengan cepat wanita itu berlari keluar kamar dengan meneriaki nama tuannya.

Duke Louis datang bersama para healer yang lekas mengecek kondisi Aelin.

Salah seorang healer menatap Duke Louis dengan mata berkaca - kaca.

"My lord."

Para healer lekas melangkah keluar dari kamar Aelin dengan kepala tertunduk.

Duke Louis duduk di sisi ranjang dan menggenggam erat jemari Aelin yang dapat ia rasakan setitik sihir yang semakin lama menyebar ke seluruh tubuh Aelin.

Senyuman bahagia tak luput dari wajah tampannya, bahkan matanya terasa panas ingin menangis begitu melihat wanita yang ia rindukan dengan perlahan membuka matanya.

𝕋𝕙𝕖 𝕋𝕒𝕝𝕖 𝕠𝕗 𝔹𝕝𝕒𝕔𝕜 𝕊𝕨𝕒𝕟 [ Taerin ft. Yeonjun ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang