Special Part : Na Jaemin

5.9K 492 12
                                    

"Aku akan buktikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan buktikan. Kalau aku benar-benar mencintaimu. Tunggu dan lihat saja. Kita akan kembali seperti dulu lagi."

🐰 🐰 🐰

Dua minggu setelah kejadian aku menjenguk Jaemin sakit, aku tak pernah berhubungan lagi dengannya. Putusnya hubungan kami menjadi penyebabnya.

Saat Jaemin sadar membuka matanya, aku enggan menunjukkan wajahku padanya dan memilih pulang bersama Jeno.

Di sekolah pun aku menghindarinya sebisa mungkin-dengan bantuan Jeno pastinya. Sepupuku tersayang ini benar-benar protektif menjauhkanku dari Na Jaemin.

"Y/N, makan ini." Aku menatap daging sapi yang Jeno pindahkan ke mangkukku.

"Kamu ingin membuatku seperti babi, Jeno-ah." Ujarku menatapnya malas.

Kami sedang berada di kantin, menyantap makan siang yang di sediakan sekolah.

"Babi darimananya, tubuh tulang semua gitu kamu katakan babi!" Hardik Jeno melototkan mata sipitnya.

Aku menghela nafas. Beradu mulut dengan Jeno memang menyebalkan di tambah sikapnya yang sama menyebalkan lagi.

Aku menyantap semua makanan yang di berikan. Jika seperti ini berat badanku akan naik dua kali lipat. Mama, palli pulangnya. Aku malas bersama dengan Jeno terus. Batinku menangis.

"Eoh, ne. Kamu sudah dengar jika kelas kita akan melakukan shuffle tempat?" Ucap Jeno menatapnya dengan mulut penuh.

Aku mengernyit jijik. "Telan dulu baru berbicara." Ujarku menatapnya tajam.

Jeno mengangguk. Ia menurutiku dan meminum segelas air yang berada di meja.

"Shuffle tempat bukannya diadakan akhir tahun ya Jeno?" Tanyaku mengerutkan dahi.

Jeno menatapku lalu mengendikkan bahu. "Biasanya seperti itu. Tapi sepertinya tahun ini dipercepat."

Aku mengerucutkan bibir menangkup kedua pipiku di atas meja. "Ah, aku malas. Jika aku harus bertukar tempat dengan kelasmu." Ujarku.

"Wae? Karena Jaemin?" Ujar Jeno menaikturunkan alisnya.

Aku menghela nafas lalu mengangguk. Memang benar Jaemin sekelas dengan Jeno sedangkan aku tidak. Jika kami bertukar tempat berarti bisa saja aku sekelas dengannya.

"Kamu masih menyukainya?"

Aku menurunkan bahu lemas. Berusaha menyembunyikan wajahku di kedua telapak tanganku. "Anieyo. Ah molla. Aku juga tidak tahu perasaanku saat ini." Ujarku menghela nafas.

Jeno menatapku berdecak. "Sudah kubilang lupakan. Dia menduakanmu, Y/N. Aku tak suka kamu dengan namja brengsek itu."

Aku mendongakkan mata menatap Jeno. "Kamu tak mengerti, Jeno-ah. Kamu tak pernah mengerti." Lirihku dengan bahu lemas.

[✓] I m a g i n e NCT | OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang