12 | Nakamoto Yuta

5.6K 449 5
                                    

"Setiap detik yang kulalui bersamamu amat sangat berharga bagiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setiap detik yang kulalui bersamamu amat sangat berharga bagiku. Kamu segalanya dan akan menjadi satu-satunya ratu di hatiku."

🐙 🐙 🐙

"Ayolah, Y/N. Buka mulutmu."

"Shireo."

Aku menggeleng kepala sembari menutup mulutku dengan kedua tangan. Yuta yang melihat kelakuanmu hanya menghela nafas.

"Bagaimana kamu bisa cepat sembuh  Y/N-ah, kalau kamu tidak mau meminum obat." Ujar Yuta terus memaksamu membuka mulut.

"Shireo, Yuta oppa. Pahit." Ujarku dengan nada serak.

Hujan deras yang mengguyur Kota Seoul kemarin membuat demam menyerang tubuhku. Seandainya saja aku tak nekat untuk menerobos hujan dan mau menunggu Yuta menjemputku.

"Hatchim."

Aku kembali bersin. Tubuhku menggigil membuatku hanya bisa bergelung dengan selimut.

"Aku kan kemarin sudah bilang untuk menungguku, gadis nakal. Inilah akibat dari tidak mendengarkanku."

Yuta berkacak pinggang sembari menatapmu menghakimimu. Ia benar-benar tidak suka sifat cerobohmu yang berakibat sendiri pada dirimu.

"Aku kan hanya ingin pulang cepat, oppa." Ujarku menatapnya memelas.

"Ne, teruslah seperti ini. Aku malas denganmu yang tidak pernah mendengarkanku."

Aku mengerucutkan bibir menatapnya dengan pandangan berkaca. "Mianhae, aku tidak akan mengulanginya lagi." Ujarku ingin menangis.

Yuta menghela nafas. Kalau begini kan ia jadi tidak tega memarahimu.

"Buka mulutmu," Ujar Yuta menyodorkan beberapa pil untukku.

"Kenapa banyak sekali?" Tanyaku menatap horor pil itu.

"Salahmu sendiri. Cepat buka mulutmu lalu minum semua obat itu." Tutur Yuta sedikit memaksa.

"Tapi Yuta oppa, ini pahit."

Yuta menghela nafas kembali. "Ini tidak pahit, Y/N-ah. Tahan sebentar rasanya, ne?" Ucap Yuta memberi segelas air padamu.

Aku mengangguk. Dengan terpaksa aku beranjak dari tidurku lalu meminum semua obat yang diberikan Yuta.

"Eugh," Gumamku merasakan pahit di ujung lidahku.

"Aku benci rasa ini," Ujarku menegak semua air hingga habis.

Yuta mengambil gelas ditanganmu lalu menaruhnya di atas nakas. Ia sedari tadi duduk di ranjang bersamamu menjulurkan tangan mengelus suraimu.

"Tidurlah."

[✓] I m a g i n e NCT | OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang