32 | Husband Series 10 pt1

7.1K 430 22
                                    

"Everyone know's it

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Everyone know's it. Cinta datang karena terbiasa.."

🌺 🌺 🌺

"Kalau begitu, ayo. Kita jalankan hubungan ini pura-pura tanpa melibatkan hati."

Aku menatap datar pada namja yang sedang mengulurkan tangan kepadaku. Hatiku meringis meratapi takdir yang mengikatku dengannya--dengan seorang yang sama sekali tidak mencintaiku.

Tepat hari ini, aku sudah sah menjadi istri darinya, menyandang marga Kim di belakang namaku tanpa tahu kalau semua ini adalah paksaan.

Jika saja perusahaan eomma-appa tidak mengalami kebangkrutan, aku pasti tak akan mau menerima pinangan dari keluarga Kim, sebagai tanda balas jasa.

Ya. Sebut saja aku di jual karena bodohnya diriku menerima semuanya begitu saja. Aku juga tak tega membiarkan orangtuaku yang sudah biasa hidup bergelimang harta, harus jatuh miskin dalam sekejap.

Tidak. Aku tak bisa sekejam itu, terlebih lagi kepada kedua orang tua yang telah merawat dan membesarkanku dari kecil.

Maka dari itu lebih baik aku mengorbankan diriku untuk terjerat dalam pernikahan tanpa cinta, ya itu lebih baik bukan?

Aku menarik nafas dalam-dalam sebelum menjabat tangan itu, menyambutnya dalam kesepakatan yang membuat hatiku terasa sakit.

"Ayo. Jangan libatkan hati dalam hubungan ini, Kim Jungwoo."

🌺

Aku mengerjapkan mata, mengumpulkan nyawa satu demi satu. Manikku terbuka membiasakan cahaya masuk dari balik tirai putih itu.

Sesekali mataku menoleh ke arah samping. Tepatnya pada namja di sebelahku yang masih tertidur lelap tanpa gangguan.

Aku langsung beranjak dari tempat tidur tanpa berniat ingin membangunkannya, lebih baik ia tertidur daripada harus membiarkan diriku canggung dalam rumah ini.

Setelah membersihkan diri, aku turun mencari dapur, berniat membuatkan makanan untuk perutku.

Aku membuka lemari pendingin, mengeluarkan sayuran serta daging segar karena aku berniat memakan makanan berat untukku hingga siang nanti.

Setelah mencuci semuanya, aku berkutat di dapur cukup lama. Kegiatan yang selalu aku kerjakan di rumah orangtuaku. Aku selalu memasakan makanan untuk mereka tanpa bantuan maid, karena itu menyenangkan. Jadi, jika aku tinggal sendiri atau dengan keadaan seperti ini -dibawa oleh suamiku- aku tak terkejut lagi.

Aku langsung memasukkan daging yang ku cincang sebelumnya ke teflon panas berisikan tumisan bumbu, setelah nya mengaduk sup yang aku buat untuk penghangat badan.

"Eungh..." Suara lenguhan dari belakang membuat diriku menoleh ke belakang.

"Kau sudah bangun?"

[✓] I m a g i n e NCT | OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang