"Karena kamu berharga, lebih dari apapun."
🐙 🐙 🐙
Aku menatap foto pernikahan yang tergantung di dinding. Senyuman manis terpasang dari kedua mempelai di balik foto membuatku menyunggingkan senyuman tipis hingga sebuah lengan melingkar di perutku menyadarkanku.
Aku menoleh mengelus rahang yang menempel di daguku.
"Wae, oppa?"
Hanya gumaman yang terdengar sebagai balasan hingga membuatku membalik badan menelisik tubuh orang yang memeluk tubuhku.
"Aku masih mengisi energi, yeobo." Rengekan kecil diimbangi dengan penggunanya yang bertubuh besar hampir membuatku tertawa lepas.
"Kamu tak pantas bertingkah seperti bayi, Yuta oppa. Benar-benar menggelikan." Dengusku diiringi tawa kecil.
Yuta yang mendengar ejekanku malah tak menggubris. Ia kembali memelukku erat dengan bedanya wajahku sudah berhadapan dengan dada bidangnya yang terbungkus kemeja.
"Nyaman sekali. Kamu wangi, Y/N." Gumam Yuta mengendus leherku. Hal itu menimbulkan getaran menggelikan di seluruh tubuhku.
"Oppa cukup. Kamu bau. Lebih baik kamu mandi dulu baru boleh memelukku lagi." Ujarku mendorong tubuh besar itu mengamankan jarak pada kami.
"Aah Y/N-ah.." Rengeknya kembali.
Aku mendengus meninggalkannya. "Mandi dulu, Yuta~" Ujarku menyipitkan mata dari balik sofa tempat yang sudah kududuki sekarang.
Yuta menghela nafas. Ia mengalah. Kaki jenjangnya memilih melangkah masuk ke kamar dimana letak kamar mandi kami lalu membersihkan diri sesuai perkataanku.
Aku kembali menyalakan televisi begitu melihat punggung Yuta sudah menghilang tenggelam di dalam kamar.
"Kenapa tidak ada yang bagus?" Tanyaku pada diriku sendiri sembari mengganti semua chanel yang tertera pada remote di tanganku.
Aku mendengus memilih mematikan benda berlayar besar itu. Tidak ada siaran ataupun drama yang mampu menarik minatku.
Dengan rasa bosan aku melangkah menuju kamar tempat beristirahatku dengan Yuta, suamiku. Sesaat aku masuk gemericik air masih terdengar di balik pintu cokelat itu membuatku berasumsi Yuta masih mandi. Dan itu mungkin akan sangat memakan waktu.
Mataku terpejam merasakan punggungku yang sudah bertemu dengan empuknya kasur. Aku merentangkan tangan memilin sarung guling dan bantal memainkannya dengan jemariku hingga suara pintu terbuka berhasil mengalihkan perhatianku.
"Eoh? Ku kira kamu menunggu di ruang keluarga, Y/N." Ujar Yuta mengusak rambut menggunakan handuk kecil. Baju piyama biru sudah membalut tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] I m a g i n e NCT | OT23
Fanfic[Oneshot/Twoshoot] • [Fanfiction] Tempatnya para sijeuni berhalu™️ Langsung aja baca ⏏️ I m a g i n e N C T | OT23 ☑ © Chitaputs01 Start : 17/05/2020 Note : Cerita ini hanya di buat untuk kesenangan semata, tidak terjadi di kehidupan nyata 𖡶 [Har...